Tobat Sajalah

557 221 45
                                    

Susah emang dekat sama orang yang hobinya curigaan mulu.

•HukumCoukomb•



Ragil menyadari Icha yang terus saja memandanginya tanpa henti.

"Nih anak kayaknya kesemsem banget sama gue." batin Ragil bangga.

Ragil membalas tatapan manis Icha dengan tatapan sinis miliknya. Namun, itu tidak menghentikan Icha untuk terus memandang Ragil. Icha malah dengan berani menatap mata pria itu.

Bruk!

Pintu UKS terbuka sangat lebar, seperti raksasa saja yang ingin masuk.

"Gil, nih jaket lo. Inget jaket lo, bukan jaket bang Mamat tukang ojek depan kampus," ceplos Tomi merusak suasana hati Icha.

"Sini!" Ragil menarik jaketnya dengan tatapan dingin ke Tomi.

"Eh buset, abis nelan es batu lo ya?" Tomi ketawa makin menjadi. Sedangkan Ragil kali ini tidak menggubris Tomi.

"Nih pakai, jangan sampai basah!" perintah Ragil yang membuat Icha melongo mendengar persyaratan bodoh itu.

Bukan Icha saja, tapi semua yang menjadi saksi bisu syarat gila Ragil pun menganga selebar badan buk Nining, penjaga perpustakaan kampus.

Bagaimana bisa jaket Ragil yang akan digunakan Icha dapat dijaminkan tidak basah? Sedangkan badan Icha saja basah kuyup. Jaketnya tidak akan basah? Bego! Kalau begitu, tidak usah dipinjamkan saja.

"Gue jamin gak bakalan basah, makasih ya perhatian keduanya." Icha menarik jaket yang diberikan Ragil, sebenarnya Icha tidak menjaminkannya tapi rasa bahagia kini mengalahkan rasa kekhawatiran miliknya.

"Gini yah, diatas bego masih ada bego." gerutu Tomi, dia merangkul Raka yang berada di sebelahnya.

"Gue cabut dulu, Tiara gue luan." bukannya membalas perkataan Icha, Ragil malah menegur Tiara dan berlalu pergi begitu saja.

"Ini mah namanya kalah sebelum bertanding." batin Icha emosi.

"Ca, lo udah baik-baik aja kan? Mending ganti baju gih, ntar lo tambah sakit."

Bum

Ucapan Raka membuyarkan prasangka-prasangka diotak Icha. Memecahkan lamunannya. Kenapa pria ini peduli padanya? Mungkin karena rasa kemanusiaan saja.

"Iya kak, gue ke kamar mandi dulu ya." balas Icha dengan tatapan kosong.

"Mau gue temenin ca?" tawar Tiara yang hanya dibales "gak" doang dari Icha.

Sebenarnya tidak seharusnya Icha begitu, karena memang itu bukan kesalahan Tiara bila memang Ragil menyukai Tiara. Tapi, dia kesal kenapa Tiara bisa dekat duluan dengan Ragil sebelum dirinya.

 🌙🌙🌙

Di tempat lain, jelasnya di kantin. Ragil sedang mengisi perutnya yang bisa membuat tenang cacing peliharaannya.

Sebelum itu, Ragil sudah mengganti pakaiannya yang basah kuyup, dia sama sekali tidak menyalahkan Icha. Kalau pun tidak menolong Icha, dia akan tetap basah. Kan main games-nya di kolam, dan Ragil ikut nyebur main juga.

"Cantik, manis, tapi sayangnya dia suka sama gue." Ragil berbicara sendiri mengingat kejadian dia menolong Icha.

Manusia aneh.

Duarrrrr!

Tomi berhasil membuat Ragil kaget dengan menepuk pundaknya. Ditambah dengan suara Tomi yang sebesar toak. Memang, bukan Tomi namanya kalau satu hari saja tidak berbuat hal konyol.

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang