Anak sultan neraktir

430 165 51
                                    

Kenapa cewek selalu bilang semua cowok sama aja? Masih syukur disamain sama cowok, dari pada disamain sama cewek? Nah loh.

•HukumCoulomb•


Belum ada dua puluh menit di dalam mobil, Tomi sudah tidur aja. Dasar muka bantal. Parahnya, Tomi tidur dipundak Icha tanpa sengaja. Membuat si pemilik pundak membulatkan matanya.

"Eh buset, berat tau." gerutu Icha. Dia mencoba mendorong badan Tomi agar menjauh darinya, tapi hasilnya nihil. Tomi terlalu berat.

Lalu, Icha membiarkan saja Tomi berada diposisi seperti itu. Walaupun Icha sangat kesal terhadap Tomi, tapi dia masih punya hati nurani layaknya manusia normal. Masih mempunyai jiwa kebintang lautan. Eh ralat, maksudnya jiwa kemanusiaan. Tidak kasihan juga melihat wajah kantuk pria ini. Kalau saja sifat Tomi itu setenang saat dia tidur, pasti sudah banyak cewek yang ingin jadi pacarnya.

Tapi, sepertinya ada dua gunung yang sudah meletus mengeluarkan larva-nya. Gunung hati, maksudnya. Ya, hati dua manusia itu sudah memanas.

"Depan salah, belakang juga salah." batin Raka. Dia panas menyaksikan pertunjukan yang ada di belakang.

"Kok gue kesal? Mungkin hati gue lagi error kali ya." dan ini adalah isi pikiran Ragil yang tak karuan.

Ragil berhenti di resto yang paling dekat dengan posisi mereka sekarang. Dia ingin cepat-cepat turun. Bisa-bisa mati kepanasan dia kalau berlama-lama di dalam mobil.

"Woi kak Patrick! Udah nyampe, jangan molor mulu!" jerit Icha tepat dikuping Tomi, membuat pemilik kuping itu terpelonjat kaget.

"Ampun Pa! Tomi janji bakal bawa calon mantu buat Papa." ceplos Tomi yang masih terbawa dalam alam mimpinya.

Raka, Ragil dan Icha yang mendengarnya tertawa habis-habisan. Bisa-bisanya Tomi bermimpi seperti itu. Apa sebegitu tidak ada cewek yang mau sama dia? Sebenarnya sih ada, tapi karena harta. Ada juga yang hanya melihat fisik saja, sampai lama-lama tidak betah karena sifat Tomi. Tomi harus menanti sampai kapan. Sampai kapan ada yang benar-benar tulus?

"Jomblo awetan emang gini." ejek Ragil tidak kuasa menahan tawanya. Sampai-sampai Icha jadi takjub karena ini pertama kalinya dia melihat Ragil tertawa di hadapannya.

"Jomblo edan!" susul Raka meledek.

Tomi mendengar semua ejekan itu. Dia yang kehabisan malu langsung melangkah pergi ingin masuk duluan ke dalam resto, meninggalkan ketiga orang yang masih setia menertawakannya itu.

"Gak pa-pa gue jomblo, yang penting sultan. Kasih duit aja pada datang tuh semua kaum hawa." ucap Tomi sambil melanjutkan langkahnya. Tapi tiba-tiba dia dijegat oleh Icha.

Icha menghadang Tomi dengan tatapan pemburu.

"Apa maksud lo ngomong begituan? Gak semua cewek sama, tapi kalau cowok itu baru sama aja." serangan mulut terlontar dari Icha.

"Cewek selalu benar." Raka menepuk pundak Tomi kasian.

Lalu mereka masuk ke dalam resto, mengambil tempat di belakang. Karena memang hanya meja itu yang kosong.

Awalnya Icha berniat ingin duduk bersebelahan dengan Ragil, tapi Ragil langsung ambil pindah di depan. Alhasil Icha duduk di sebelah Tomi, tepat di depan Raka.

"Lo lagi lo lagi, sempit amat nih bumi." gerutu Icha pada Tomi.

"Gue telan juga lo hidup-hidup." balas Tomi yang tidak pernah mau mengalah.

"Emang mulut lo muat?"

"Muat!"

"Tapi maaf, gue terlalu mahal buat lo."

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang