Natasya Almira, si gadis halu yang memiliki banyak mantan. Playgirl, tepatnya. Dia memilih masuk ke kampus sang artis idamannya. Ragil Akbar Pratama, si pria playboy.
Bagaimana kisah mereka? Kisah gadis yang selalu mengejar seorang pria, dan kisah...
Terkadang kenyataan begitu pahit. Penyesalan begitu teramat menyakitkan. Dan kepergian meninggalkan beribu luka. Tapi satu kuncinya. Ikhlas.
•HukumCoulomb•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Natasya Almira ( Rebecca Klopper)
Ragil mengacak-acak rambut Icha gemas, dia tidak berhenti tersenyum. Harusnya saat ini dia sedang merasa terpuruk dan mengurung diri di kamar, tapi karena kehadiran gadis ini dirinya bisa bangkit dan mencari jalan keluar.
Dia menyesali hal di mana dulu dia lebih memilih janji daripada kata hati. Mungkin jika Dea belum ketahuan sebagai adiknya dan dia masih mengikuti janji, entah berada dalam lagi rasa yang harus dia kubur.
Mereka berkeliling pasar malam dengan memakan permen kapas yang sebelumnya mereka beli. Kelap-kelip lampu berwarna-warni menghiasi malam ini, juga riuh suara tawa bergema di mana-mana.
"Mau main?" bisik Ragil.
"Mau!"
"Main yang mana?"
Mata Icha berbinar, dengan antusias dia menarik tangan Ragil untuk mengikuti arah tujuannya.
"Main ini?" tanya Ragil memastikan.
"Iya!"
"Pak, mau main." ucap Ragil ke tukang mainannya.
Satu kali, dua kali, tiga kali, tapi masih saja gagal. Tidak ada kaleng yang jatuh oleh lemparan gadis ini. Icha mengerucutkan bibirnya, dia melipatkan kedua tangan di depan dada.
"Lagi dong." goda Ragil.
Icha melirik pria sebelahnya, masih dengan ekspresi yang sama. Lalu dengan spontan dia memberikan keranjang yang berisi sisa dua bola lagi ke depan Ragil.
"Main, ayo dapatin boneka itu." pujuk Icha tapi raut wajahnya masih kesal.
Jujur Ragil tidak tertarik memainkan ini. Dia bisa membeli boneka sebanyak yang dia mau, bukan dengan cara ini. Tapi Ragil mengalah, dia mengapresiasi keantusiasan Icha ingin memenangkannya.
"Oke."
Ragil mengambil bolanya dan mulai melempar.
Tak!
Mata Icha membulat, begitupun dengan mulutnya. Dia tidak berkedip, sungguh keajaiban sekali hal yang dia lihat.
"Waw! Selamat Mas, ini bonekanya." tukang mainan itu memberi boneka panda berukuran sedang.
"Ini serius bukan mimpi, kan? Wih, hebat banget pacar ak-," Icha menjeda dan memutar bola matanya. "Pacar orang!" ralatnya cepat.
"Gue lagi gak punya pacar, Mbaknya mau daftar gak?" goda Ragil.