Hukum Coulomb [ SELESAI ]

Persahabatan

Berteman. Itu masa yang indah. Mencari teman itu mudah, tapi yang benar-benar tulus itu yang susah. Sudah dapat yang seperti itu? Lo beruntung bro! Artinya jangan dia aja yang tulus, lo juga harus!

•HukumCoulomb•

Ragil Akbar Pratama ( Angga Aldi Yunanda)

🌙🌙🌙

Terang sudah berganti malam. Sesuai janji, Tomi sudah membeli banyak sekali makanan, dari snack sampai makanan berat. Minumnya juga bermacam-macam. Seperti surga dunia bagi anak rantau seperti Icha dan Tiara.

Jangan kaget, kalian tahu kan siapa Tomi?Sultan!

Mereka berkumpul di ruang tengah dengan dipenuhi makanan yang berserakan. Masing-masing sudah melahap makanannya sampai lupa kalau mereka mau main games.

"Tadi gue ajak pada bisu, pada soak jual mahal. Sekarang kayak busung lapar lo semua!" ucap Tomi dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Icha menelan makanannya, "Kalau masih makan gak usah ngomong, ntar lo mati gak ada lagi dong yang neraktir kita-kita."

Omongan Icha membuat semua orang yang ada di ruangan ini tertawa sangat kencang, tidak ada hari jika tidak mempermalukan pria yang nyatanya tidak tahu malu itu. Hitung-hitung menambah hiburan. Anda butuh jasa meluapkan emosi? Call Tomi sekarang! Haha.

"Diam lo semua!" ucap Tomi ngegas.

Akhirnya semua diam. Bukan karena takut. Tapi seperti dalil sebelumnya, males. Makanan sebanyak ini sudah cukup untuk mendiamkan mulut mereka masing-masing.

Semuanya sibuk dengan makanan dan hpnya masing-masing. Lain halnya dengan Tomi, dia malah fokus ke makanan dikedua tangannya sambil menatap tv yang memutarkan kartun Spongebob. Pantas bukan, jika dia menjadi Patrick-nya?

Tapi, tiba-tiba Tomi teringat sesuatu. "Hp gue mana? Lo semua ngeliat gak?"

Semua mata menyorot tajam ke Tomi. Hening, tidak ada respon. Itulah keadaan sekarang.

"Punya mulut gak sih lo semua?" geram Tomi.

Seakan emosi sudah dipuncak, dengan serentak mereka mengeroyok Tomi. Sungguh kejam.

"Tadi lo nyuruh diam ya Patrick!" jerit Icha dengan tangannya yang menjewer kuping Tomi.

🌙🌙🌙

Beberapa menit kemudian pintu rumah Tomi terbuka, terdengar suara wanita dan pria yang mengucapkan salam.

Suara yang tak asing lagi itu mampu menyentakkan jantung Icha. Dia tidak mungkin salah dengar, rasanya ingin punya kekuatan menghilang saja.