Natasya Almira, si gadis halu yang memiliki banyak mantan. Playgirl, tepatnya. Dia memilih masuk ke kampus sang artis idamannya. Ragil Akbar Pratama, si pria playboy.
Bagaimana kisah mereka? Kisah gadis yang selalu mengejar seorang pria, dan kisah...
Aku salah, ternyata kamu tidak seburuk apa yang aku bayangkan dulu.
•HukumCoulomb•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Natasya Almira ( Rebecca Klopper )
"Jangan mikir macem-macem, gue masih waras."
Bersamaan dengan jawaban Ragil, Icha pun terbangun. Mata Icha langsung menangkap kilas wajah Ragil dari bawah. Tak ada cela yang dapat dihina dari pria ini.
"MasyaAllah, Indahnya karunia Allah ini." ucap Icha pelan.
Ragil mendengar suara Icha, lalu dia memandang wajah gadisnya ini yang sedang menatapnya tanpa kedip.
"Subhanallah, indahnya pujian ini." balas Ragil.
Tiara berdeham keras. Dia sengaja, dia tidak mau menjadi nyamuk saat ini.
"Monmaap dengan segala hormat, dunia bukan milik lo berdua, dan gue gak ngontrak." sindir Tiara menggayakan balasan untuk ucapan yang biasa diucapkan anak muda milineal.
Icha turun dari gendongan Ragil, "Catat. Gak ada yang bilang lo ngontrak Maimunah!" kini Icha yang menyindir.
Icha menarik tangan Ragil untuk masuk, dan menyuruhnya untuk duduk dahulu.
Tiara pun mengikuti Icha yang menuju kamar. Jika dia di ruang tamu bersama Ragil, dia takut Icha salah paham. Sesama perempuan, apalagi sama sahabat, kita harus saling menjaga perasaan.
Lagian Tiara kini sudah lupa dengan Ragil. Dia sibuk dengan pria-prianya di luar sana. Sangat mudah untuk Tiara mendapatkan pacar. Karena sekarang good looking lebih utama daripada good attitude. Sangat langka di zaman sekarang mendapatkan orang yang benar-benar tulus.
Icha sibuk mencari dua handuk kecilnya dari dalam lemari, sedangkan Tiara hanya duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Icha.
"Bantuin kek." sindir Icha. Dia melirik Tiara sekilas.
"Makanya nyari tuh pakai mata, jangan pakai mulut Maimunah!" ketus Tiara seperti omongan emak-emak, dia membalas perkataan Icha yang tadi.
Icha tidak menggubris Tiara, tangannya masih sibuk mengacak-acak isi lemarinya.
Tiara bangkit lalu memegang wajah Icha dan menggerakkannya ke arah keranjang di belakang pintu.
"Tuh, kotor semua."
"Kok gak bilang dari kemarin sih!"
Tiara menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Lo gak nanya. Lagian gue lagi malas nyuci, maaf kemarin gue pakai."
Icha menghembuskan nafasnya kasar, dia sudah sangat kedinginan saat ini. Icha membuka laci lemari bawahnya dan mengeluarkan handuk kecil yang masih baru.