Syarat Kedua

142 15 0
                                    

Teman yang baik itu mendukung temannya untuk maju, bukan mengajak temannya berbuat buruk yang hanya menguntungkan sebelah pihak saja.

•HukumCoulomb•

Natasya Almira ( Rebecca Klopper )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natasya Almira ( Rebecca Klopper )





Ragil memejamkan matanya sebentar, menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya. Dia harus merelakan dan mengikhlaskan masa lalu, dan menata masa depan.

Masa lalu tidak untuk dilupakan, kenapa? Karena tanpa masa lalu, kita tidak mungkin ada di saat masa sekarang. Cukup diikhlaskan dan direlakan saja, karena itu  bisa membuat hati lebih tenang.

Lalu Ragil bangkit dan menghampiri Icha.

"Mau?" ulur Ragil memberikan baling-baling itu di depan wajah Icha.

Icha hanya melirik sebentar ke arah Ragil, dia masih fokus ke layang-layangnya.

"Kamu mau main ini gak?" tawar Icha balik.

Icha menjatuhkan kaleng benangnya, dia menggapai tangan kanan Ragil. Icha memegang tangan Ragil dan mengarahkannya menarik ulur tali layangan tersebut.

Ragil dapat melihat lebih dekat dan jelas senyum lebar diwajah Icha, gadis ini sangat gembira pada hal-hal kecil yang mungkin orang lain enggan melakukannya.

Bermain layangan sekarang sudah jarang dilakukan, karena sekarang anak-anak saja sudah sibuk mengurus tubuhnya, memakai bermacam jenis skincare. Zaman sudah beda, tapi perlu diketahui bahwa permainan dulu sangat seru dan banyak berinteraksi dengan teman, bukan seperti sekarang yang hanya asik sendiri dengan gadget-nya saja.

"Kakak dulu pernah main ini gak?" tanya Icha disela tawanya.

"Enggak, aku dari kecil sibuk syuting."

"Pasti kamu MKS."

"Apa itu?" tanya Ragil.

"Masa Kecil Suram." tawa Icha.

"Sekarang enggak, karena udah ada kamu."

Mata mereka saling beradu pandang, Icha kini sudah bisa mengatur jantungnya yang berdetak lebih kencang. Malu jika dia harus pingsan.

"Kak?" tiba-tiba adik yang punya layangan tadi datang menghampiri Icha.

"Eh iya."

"Aku mau pulang."

"Oh iya ini layangannya, makasih ya." ramah Icha.

"Sama-sama."

Icha mengelap keringat dipelipisnya, capeknya baru terasa jika sudah selesai. Kalau kayak gini dia harus istirahat sebentar. Kalau tidak, dadanya bisa sesak dan pingsan.

Ragil mengetahui Icha yang kelelahan, dia jongkok dihadapan Icha.

"Naik," seru Ragil.

"Kesini?"

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang