-TAMAT-

439 19 4
                                    


🌙🌙🌙

Motor ojek yang dinaiki oleh Icha melaju dengan cepat sesuai kemauannya. Icha melihat ke belakang, pria itu berhenti karena lampu merah.

"AWASSS!" jerit Icha yang sudah menghadap depan.

Tukang ojek serta Icha menjerit kuat. Di depan mereka ada mobil, dengan spontan tukang ojek membelokkan motornya. Tapi sayang, motornya jatuh terseret dengan laju yang masih cepat.

Icha meringis kesakitan. Dia juga ikut terseret bersama motor. Sakit. Badannya berlaga dengan aspal yang panas, serta kakinya sebelah tertimpa motor yang menyebabkannya ikut terseret.

Sampai akhirnya motor mereka menabrak truk yang melintas. Icha terpental, remuk sudah badannya. Dadanya begitu sesak, matanya memburam, seluruh badannya sakit. Icha bernafas tersenggah-senggah.

"Mama...." lirihnya pelan, dia teringat kejadian beberapa menit yang lalu.

Seluruh orang yang melihat kejadian tabrakan itu menjerit. Ada yang memberhentikan kendaraannya, ada yang tetap melaju. Dan orang sekitar pun mendekati kejadian itu dengan niat menolong para korban.

🌙🌙🌙

Ragil ingin menancapkan gasnya kembali ketika lampu hijau menyala. Tapi dia tiba-tiba terdiam hingga orang yang di belakangnya sibuk mengklakson.

Ragil melihat kejadian itu, dengan refleks dia mencagak motornya dan berlari masih dengan menggunakan helm. Lalu di tengah larinya Ragil sembari membuka helm dengan susah payah, dan menyampakkannya begitu saja. Dia masih terus berlari menuju gadis yang sudah terkapar di aspal.

Ketika dia sudah berada di hadapan gadis ini. Badannya melemas, dia menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap ini bukan Icha.

Ragil mengambil badan Icha yang sudah mengeluarkan begitu banyak darah dari luka-lukanya. Darah itu juga tertempel di baju Ragil. Ragil membuka helm yang masih Icha gunakan.

Dia melihat wajah Icha yang memejamkan mata. Dia semakin sakit melihat ini. Menangis pun sudah tidak bisa lagi baginya, mungkin api yang akan keluar dari matanya.

"Ca, bangun Ca!" jerit Ragil.

Dia memeriksa nafas gadis ini, memegang denyut nadinya, serta detak jantungnya. Beberapa kali meyakinkan bahwa ini adalah mimpi, tapi kenyataan tidak bisa dielakkan.

"ICHAAAAA!"

---

Dua orang lagi muncul di belakang Ragil. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dengan melihat Icha dengan keadaan bergelimang darah, membuat keduanya melemas.

Tiara jatuh terduduk, badannya terasa kaku dan lemas. Tomi yang di sampingnya pun memegang badan Tiara, takut gadis ini akan pingsan.

Tomi membangkitkan Tiara untuk berjalan lebih dekat lagi ke arah Ragil. Sampai mereka berada di samping Ragil, dan dapat melihatnya lebih jelas lagi.

"Bangun Ca!" lirih Ragil pelan dengan tangisnya.

Nafas Tiara seakan berhenti. Dan benar saja perkiraan Tomi, gadis ini pingsan. Untung saja Tomi sigap menangkapnya, kalau tidak gadis ini akan jatuh dan terbentur diaspal.

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang