Sadis

332 111 11
                                    

Kenapa sikapmu selalu berubah-ubah? Ini hati, bukan tempat singgah.

•HukumCoulomb•




🌙🌙🌙

Akhirnya kelas hari ini selesai, Icha ingin cepat-cepat pulang untuk mengistirahatkan tubuh dan hatinya. Tapi, Tiara mengajaknya untuk ke kantin sebentar.

Tiara menarik tangan Icha menuju kantin. Mereka berjalan berdampingan.

"Ada kak Ragil?" tanya Icha pada Tiara.

"Iya, duduk di situ yuk!"

"Apa ini wajar? Setelah diminta pergi, gue malah muncul kembali. Ilfil? Pasti." Icha ngebatin dengan penuh tanda tanya.

Icha perlahan berjalan dengan pandangan nanar mengarah pada Ragil. Dia tidak tahu apa yang mesti dilakukannya sekarang. Apa dia harus ikut duduk, atau dia mesti pergi? Akhirnya Icha mengambil duduk tepat di depan Ragil.

Mata Icha memanas ketika Ragil menukar posisi duduknya dengan Tomi yang duduknya di depan Tiara. Yang Icha lakukan hanya diam dan mencoba menampilkan senyum palsunya.

"Bucin amat lo." celetuk Tomi.

"Kenapa? Lo iri? Makanya jangan lama-lama jomblo." balas Ragil blak-blakan.

"Gil, parah lo. Dia bukan jomblo, tapi ditambah. Jadi jomblo ngenes." ucap Raka tertawa tak henti.

Ragil pun ikut tertawa, dan tiba-tiba saja dia tersedak. Dan saat itu juga ada dua tangan yang memberikannya minum.

"Makasih Tiara."

"Udah tentu dia pasti milih Tiara, yang jelas-jelas pacarnya. Gue aja yang bodoh." batin Icha.

Tangan Icha mematung, dia menatap datar gelas yang masih dipegangnya. Tapi, seperkian detik dia terkejut karena minum yang ada ditangannya langsung dirampas oleh Tomi tanpa ijin.

"Mubajir, mending buat gue." Tomi menaik turunkan kedua alisnya bersamaan.

"Minum aja air laut." balas Icha, diamenarik minumnya kembali yang belum sempat diminum Tomi.

"Untung cewek!" seru Tomi sedikit kesal.

"Kalau cowok emang kenapa?" tantang Icha yang semakin panas melihat kekonyolan Tomi.

"Gue pacarin."

Ucapan Tomi membuat menganga orang yang mendengarnya, tapi belum satu menit berubah menjadi tertawaan.

"Oh iya, kak Raka ini jaket lo yang kemarin. Makasih ya." senyum Icha sambil memberikan paper bag pada Raka.

"Nih juga, Makasih." ucap Icha sinis pada Tomi. Dan dia juga memberikan paper bag yang berisi jaket milik pria ini.

"Buat lo aja, sepuluh ada gue kayak begituan." sombong Tomi.

"Itu sepuluh kayak gitu semua? Mau dimonjain?" ledek Icha.

Dan...

Brak!

Meja dipukul kuat oleh Ragil, menghentikan tawa Icha. Icha dibuat terpelonjat kaget dengan tampang terpelongo.

"Gue mau makan, bukan nonton stand up." Ragil bangkit dan ingin pergi, tapi Icha juga ikut berdiri.

Tidak lagi senyum, tapi bara api yang menempel dibibir Icha. Cukup sudah kesabarannya. Memang kita harus sabar, tapi kesabaran ada batasnya.

"Kak, lo kenapa sih sama gue?"

"Emang kenapa?" tanya Ragil balik pada Icha.

Untung kantin sepi, jadi tidak ada yang menonton perang sengit mereka.

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang