Penuh Debat

307 74 18
                                    

Munafik bila cinta kau bilang tanpa alasan. Karena semua butuh alasan dan juga butuh penjelasan

•HukumCoulomb•



Semua mata kini menatap ke arah Raka, bingung dengan pertanyaan yang dia ajukan. Seperti tak masuk akal bila itu ditujukan kepada Tomi. Karena memang semua orang tahu jika Tomi dan Icha tidak pernah akur setiap saat.

"Emang varian rasanya ada apa aja?" bukan Tomi namanya jika tidak bisa mengajak orang berdebat dengannya.

"Gue gak jadi nanya." Raka tak ingin memperpanjang debatan yang dia tahu akhirnya nanti bakal memojokkan dirinya.

Akhirnya semua sudah bertanya kepada Tomi yang dijawab dengan asal dan juga yang bertanya tak ingin membantah lagi, kecuali Icha.

"Kak Tomi, waktu pembagian otak lo kemana?" heran Icha.

"Gue traveling keliling negara, shopping barang limited dan buat hujan duit."

"Pantas, orang lo gak ngotak dulu. Uang banyak dihamburin, harusnya dibagi sama yang membutuhkan kek biar berkah."

"Ya gue juga butuh. Butuh kebahagiaan."

"Mks."

"Alay,"

"Masa kecil suram." perjelas Icha.

"Sumpah gue gak nanya."

Debatan mereka masih panjang sampai Raka berbicara.

"Giliran gue."

Raka, Syifa dan Tiara sudah menjawab semua pertanyaan, lagian tidak ada yang terlalu kepo dengan rahasia mereka. Tetapi tidak dengan Icha dan Ragil, kini semua berubah menjadi sangat antusias.

"Ca, lo gak ingat gue?" tanya Tomi mengangetkan semuanya.

"Ingat."

"Benar lo ingat gue?"

"Masa gue lupa, orang yang ngerampas buku gue main langsung tanda tangan terus orang yang pertama kali manggil gue Neneng."

"Maksud gue bukan itu, tapi sebelum lo masuk kuliah di universitas yang sama dengan kita."

"Sumpah gue gak ngerti kak, yang lain siapa lagi yang mau nanya?"

Syifa mengangkat tangannya, "Apa alasan lo suka sama Ragil? Karena harta, ketenaran, atau tampang?"

"Bohong kalau gue bilang bukan karena tampang, dan juga yang dominan buat gue suka itu sifatnya yang belum pernah gue temuin dimantan-mantan gue, juga gue seperti sudah terikat rasa yang sangat lama bahkan gue gak tahu kenapa bisa."

"Dengar kan lo Gil, dia suka sama lo karena alasan. Gue suka sama lo tanpa alasan Gil." tatap Syifa ke arah Ragil.

"Lo munafik kak, gak mungkin orang bisa suka sama orang lain tanpa alasan. Walau dimulut lo bilang tanpa alasan, tapi pasti hati lo menyukai dari salah satu hal yang dia miliki. Gak usah menipu hati karena cuma ingin dicintai." bijak Icha yang mampu membuat Syifa terdiam.

"Gil, tinggal lo." ucap Raka.

"Kapan lo pergi dari hidup gue?"

"Sampai takdir enggan buat gue menyukai lo lagi kak." senyum tulus Icha terpancar indah diraut wajahnya.

Mendengar jawaban Icha, Ragil berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah Tomi.

"Curang lo Gil, lo belum oon!" jerit Tomi tapi tak menghentikan langkah Ragil.

"Tapi saat waktu itu terjadi, gue akan berusaha menolak takdir itu." batin Icha, dia menatap punggung Ragil yang sudah menjauh darinya.

🌙🌙🌙

Hukum Coulomb [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang