"Suaranya bisa gak di kecilin dikit aja? Ntar kalo ada yang denger gimana?."
Setelah keluar dari ruang ganti, taera langsung pergi nemuin somi yang udah nunggu di dalem kelasnya dan menceritakan semua kejadian yang tadi dia alami di ruang ganti
"Ya gua reflek ra, si jisung yang mukannya kaya babyface gitu napsuan juga ya ternyata." Gumam somi dengan suara kecil namun masih bisa didengar oleh taera.
"Tau ah, kesel banget anjirr gua sama dia. Udah tau itu first kiss gua? Kenapa dia seenak jidadnya ngambil?." Kesal taera.
"Suka kali dia sama lo. Eh iya, lo kan deket sama si jisung ra, mintain id line nya renjun dong hehe." Kedua alis somi ia naik turun kan sambil menatap ke arah taera.
"Minta aja sendiri ah! Udah noh, pak kyungsoo mau masuk ke kelas."
Somi hanya bisa mempoutkan bibirnya dan membuang nafasnya dengan pasrah. Gak lama kemudian, pak kyungsoo masuk ke dalem kelas. Namun berbeda dengann hari biasanya, kali ini pak kyungsoo masuk bersama
Jisung di sampingnya.
"Jisung, tadi kamu mau memanggil siapa?." Tanya pak kyungsoo pada jisung yang masih berdiri di sampingnya.
"Eh? Saya mau manggil lee taera pak." Kata jisung tepat di sebalah pak kyungsoo.
"Eh mampus gua, gimana ini?." Bisik taera pada somi di sebelahnya
"Hayolooo... hati-hati ra, gua denger si jisung itu mainnya kasar." Ledek somi.
Taera hanya menatapnya dengan tatapan malas
"Yang namanya lee taera, silakan ikut jisung." Suruh pak kyungsoo.
Taera bangun dari duduknya dan berjalan mengikuti jisung dari belakang, sampai ke tempat yang di maksud.
UKS
"Kok lo bawa gua ke uks si sung? Gua kira gua di panggil guru." Kata taera sambil terus menatap pintu uks didepannya.
Jisung gak ngejawab ucapan taera, dia langsung narik tangan taera buat masuk ke dalam uks. Dan mengunci pintu uks lalu membuang kunci tersebut ke sembarang tempat.
"S-sung? Kok pintunya lo kunci sih?." Tanya taera dengan nada yang mulai gemetar.
Lagi-lagi jisung gak ngejawab ucapan taera, perlahan dia mulai mendekatkan tubuhnya pada tubuh taera yang sudah menyentuh pinggiran ranjang uks.
"S-sung! Jangan m-macem macem deh! Gak lucu lo." Taera terus menahan dada jisung agar pergerakannya berhenti, namun usahanya sia-sia. Jisung malah terus memperdrkat wajahnya ke wajah taera.
Kedua hidumg mereka sudah saling bersentuhan, bahkan deru nafas jisung dapat taera rasakan diwajahnya. Detik selanjutnya, jisung memeluk tubuh taera dengan sangat erat samil menenggelamkan kepalanya di celuk leher milik taera.
"Sung? Lo kenapa sih? Lepasin! Gua sesek nafas." Taera mencoba melepaskan tangan jisung yang melingkar dipinggangnya, bukannya melepaskan jisung malah semakin mempererat pelukan di pinggang taera.
"Sung lo it---."
"Bentaran doang ra, kepala gua pusing banget." Omongan taera dipotong oleh ucapan jisung.
Kini taera hanya dapat pasrah dipelukan jisung. Gak lama kemudian, taera merasa pelukan jisung sedikit melonggar. Ia dapat merasakan tubuh jisung yang mulai mundur dari tubuhnya.
"Udahkan sung? Gua mau balik ke kelas lagi nih." Baru aja taera berjalan 2 langkah dari tempatnya berdiri. Tiba-tiba sebuah tangan menarik pergelangan tangannya dan membuat taera terjatuh dengan posisi berbaring di atas ranjang uks.
Taera yang mulai panik dengan keadaan sekarang hanya bisa menggerakkan badannya agar bisa turun dari atas ranjang uks. Namun dengan cepat jisung menindih tubuh mungil taera, dan sekarang posisi mereka membuat siapa saja yang melihatnya akan berpikir kalau mereka berdua sedang melakukan kegiatan suami istri.
"S-sung lo ngapain sih ah! Gak lucu, gua mau ke kelas sung." Pinta taera sambil menggerakkan tubuhnya agar terlepas dari jisung.
Jisung tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada telinga kanan taera. "Ssttt... jangan bergerak, lo gak mau kan kalo yang di bawah bangun?."
Seketika tubuh taera tegang, yang tadinya ia mencoba melepaskan diri dari jisung kini hanya bisa diam dan berdoa agar jisung tidak mengapa-apainnya.
BRUKKK
Mata taera membulat sempurna saat jisung tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya tepat di sebelahnya. Ia mengerjapkan kedua matanya lalu menoleh ke atah jisung yang terus memeluknya dengan sangat erat.
"Sung? Lo kenapa sih? Lo sakit?." Tanya taera.
Jisung menggelengkan kepalanya yang ada di celuk leher taera dan memeluk tubuh taera semakin erat, seperti nggak mengizinkan taera pergi untuk sesaat dari dirinya.
"Kalo ada masalah cerita sung, gak usah di rasain sendiri." Ucap taera dan mengelus kepala jisung dengan lembut.
"Gua gak apa-apa ra, gua mau tidur aja. Gua ngantuk, lo temenin sampe gua bangun ya ra." Pintanya dengan wajah yang sedikit terangkat untuk menatap wajah taera yang ada disampingnya.
"Tapi kan sung, lo kalo tidur lam---."
"Ssttt gua gak nerima penolakan." Cegah jisung sebelum taera melanjutkan ucapannya.
Taera hanya dapat memajukan bibirnya dengan kedua pipi yang menggelembung, dan membuat jisung merasa gemas melihatnya.
"Ihhhh gemessss banget kenapa sihh?." Jisung memakan pipi taera yang menggelembung dengan gemas seperti bayi yang menggigit pipi ibunya.
"Sakit sung." Taera mempoutkan bibirnya dan mengusap pipinya yang digigit oleh jisung tadi.
"Abisnya lo kenapa gemesin gini sih, dan anehnya gua baru sadar." Kata jisung, lalu menenggelamkan kembali wajahnya di leher taera.
Taera hanya bisa diam, hingga dengkuran kecil terdengar dari mulut jisung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku gak minta apa-apa sama kalian, cuma minta vote aja