Sampai di rumah, taera langsung masuk ke dalam kamarnya dan menghubungi jaemin dengan ponselnya.
"Hallo jaem."
"Hallo, kenapa ra?."
"Lo lagi dimana?."
"Gua lagi di rumah hana, tadi gua abis anterin hana pulang eh disuruh sama nyokapnya mampir dulu."
Tutt~
Taera mematikan ponselnya lalu melempar ponsel berwarna merah tersebut ke atas ranjang kamarnya lalu mengganti pakaian seragamnya menjadi pakaian santai sehari-hari.
Selesai mengganti pakaian, taera turun menuju meja makan yang sudah ada taeyong dan juga mark disana. Mark yang melihat wajah taera yang cemberut langsung menyenggol lengan taeyong dan memberikan kode untuk melihat ke arah taera yang sudah duduk didepannya.
"Muka lo kenapa ra? Kusut amat kaya sempaknya mark." Kata taeyong dengan kedua mata yang masih fokus pada roti ditangannya.
"Enak aja sempak gua kusut." Kata mark dengan memincingkan kedua bola matanya ke arah taeyong disampingnya.
"Emang lo tau? Tukang loundry yang bilang ke gua, katanya sempak lo pada kusut kaya benang layangan."
Mark hanya membalas ucapan taeyong dengab tatapan menjengkelkan lalu kembali menatap ke arah taera yang sedang memainkan nasi dipiringnya.
"Nasi tuh dimana, bukan buat di tusuk-tusuk gitu."
Taera yang mendengar ucapan mark langsung mendongakan kepalanya dan kembali menyuapkan satu sendok ke mulutnya.
"Adek lo kenapa bang?." Tanya mark setelah menyenggol siku taeyong sedikit kencang.
Untungnya taeyong tidak sedang meminun air.
"I don't know, sawan kali liat kegantengan gua." Kata taeyong dengan rambut yang dikibas ke belakang.
"Idihh, ngidam apa bunda pas ngelahirin lo."
"Ngidam lee taeyong member exo itu loh, yang boyband dari jepang apa dari thailand."
Mark dengan polosnya hanya mengangguk untuk mengiyakan ucapan abangnya yang mulai rada-rada.
"Eh bang, nanti gua sama taera mau ngampus di canada. Kita pindah aja ya bang." Ucap mark setelah beberapa menit keheningan terjadi diantara mereka.
"Pindah ya? Ke canada gitu? Entar kita tidur dimana, kolong jembatan?."
"Engga, gua kan waktu itu di beliin apartemen sama papa. Nah itu ada dua kamar, nanti lo sama gua taera sendiri, luas kok. Fasilitasnya penuh, dijamin betah deh lo." Kata mark dengan menirukan suara iklan mister aladin.
"Ya udah, atur aja sih gua mah."
Mereka bertigapun melanjutkan makannya dengan taera yang masih melamun sambil menyiapi beberapa nasi ke dalam mulutnya hingga nasi dan lauk yang ada dipiring tersebut lenyap.
🎈
Malam harinya, taera berada diluar balkon kamarnya sambil menyirup teh hangat dengan beberapa cemilan diatas meja. Sambil mendengarkan musik lewat aerphone dan ditemani novel favorit ditangannya.
"Cheonsaui eolgeullo naegero watdeon mystrey neoran ongi, ne gyeote meomulmyeo neol saranghal geu han saram narani~."
Taera sedikit menyanyikan lirik lagu yang dia dengar. Tiba-tiba dari belakang, seseorang dengan sengaja menarik aerphone ditelinga taera hingga lepas.
"Mark? Lo tuh bener-bener ya." Kata taera saat melihat mark yang ada dibelakangnya sambil memegang aerphone sebelah miliknya.
"Abis lo dipanggilin gak denger, di bawah ada jisung noh. Buru temuin, dia juga bawa martabak kayanya."
Taera merebut aerphonenya dari tangan mark lalu kembali memasangkan pada telinganya dan duduk dikursi semula.
"Males ah, bilang aja sana ke dia. Taera udah tidur."
Mark memutar bola matanya malas, lalu kembali mencopot kedua aerphone yang menempel pada telinga taera dan memasukkannya ke dalam kantong celana pendek yang sedang dia pakai.
"Buru temuin, atau gua bilangin ke bang taeyong kalo lo sama somi ada niatan mau ubah cat rambut." Ancam mark lalu pergi keluar meninggalkan taera yang berusaha menahan marahnya.
Taera berjalan keluar dengan malas menuju ruang tamu yang sudah ada jisung sambil membawa pelastik ungu ditangannya.
"Lemes banget sih? Baru bangun tidur ya?." Kata jisung saat melihat taera baru turun dari atas kamarnya dengan malas.
Taera tidak menjawab, ia berjalan mendekat ke arah sofa yang ada didepan jisung.
"Kenapa?."
Jisung tersenyum lalu memberikan kantong plastik tadi pada taera, taera menerimanya dan menaruh kantong tersebut dimeja sebelah dekat dengan sofa yang ia duduki.
"Habis dari mana emang?." Tanya taera, mungkin ini waktunya untuk taera meminta penjelasan pada jisung.
"Kan aku udah bilang, aku habis anterin jaemin beli sepatu. Terus pulangnya aku minta ditemenin sama dia beli martabak mesukaan kamu." Ucap jisung panjang lebar dan dibalas oleh tatapan tak percaya dari taera didepannya.
"Aku mau cerita tentang aku sama hana tadi boleh gak?."
Jisung menganggukkan kepalanya cepat lalu mulai mendengarkan cerita yang akan keluar dari mulut taera.
"Tadi aku minta dianterin sama mark ke rumah hana, dan pas banget hana ada didepan halaman rumahnya. Kamu tau gak hana sama siapa didepan rumahnya tadi pas pulang sekolah?." Kata taera mencoba memancing jisung dengan ucapannya.
Jisung sedikit berpikir
"Somi?." Kata jisung, namun taera menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Bukan, bukan somi orangnya. Tapi jaemin." Kata taera, seketika jisung bungkam dan terdiam ditempat.
"Kamu tau gak? Jaemin tadi pulang sekolah anterin hana ke rumah. Terus aku, mark, jaemin, sama hana main di rumah dia sampe sore tau, asik banget gak? Terus kira-kira kamu pergi sama jaemin siapa ya?."
Jisung tidak menjawab ucapan taera, dia hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya menatap lantai yang dingin karna AC.
"Kamu kenapa engga jujur aja sama aku? Aku engga ngelarang kan kamu pergi sama siapa, yang penting kamu bilang sama aku aja itu udah cukup." Kata taera panjang lebar.
Jisung mendongakkan kepalanya menatap ke arah taera didepannya yang sedang mencoba menahan tangis.
"K-kamu engga gitu maksud ak---."
"Engga perlu dijelasin sung, aku cuma mau kamu jujur sekarang."
Jisung membuang nafasnya kasar lalu kembali menatap ke arah taera didepannya.
"Oke aku mau jujur ke kamu." Kata jisung dan dibalas anggukan dari taera.
"Aku udah bosen sama hubungan ini dan aku mau kita berakhir sekarang."