Heyoooo!!! Siapa nih yang kangen sama aa jisung dan neng taera!!! Huhuhu... hiat ku sudah cukup sampai sini!
Semoga kalian suka bagian part ini:)
Happy reading💚
***👑***
"
Jadi kenapa sama adek saya dok? Kepalanya engga apa-apa kan?." Tanya taeyong pada dokter yang baru saja keluar dari ruangan taera.
"Adik anda baik-baik saja, saya sarankan untuk tidak terlalu memaksa dia mengingat hal-hal yang dulu. Karna jika dipaksa, efek sampingnya dia akan selalu merasa kesakitan dibagian kepalanya."
Taeyong mengangguk paham
"Jadi, kapan adek saya sembuh dan boleh pulang dok?." Kata taeyong lagi.
"Mungkin sekitar 2/3 hari lagi pasien boleh di bawa pulang, dan jangan lupa untuk mengingat saran saya tadi." Kata dokter tersebut lalu pergi meninggalkan taeyong.
Setelah dokter itu pergi, taeyong langsung masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan taera yang tadi meringkis sekatina karna kepalanya.
Hal pertama yang taeyong liat saat sudah berada didalam ruangan hanya taera yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit sambil menutup kedua bola matanya.
Taeyong berjalan pelan mendekat ke arah ranjang yang tengah ditiduri oleh adiknya tersebut. Sampai disamping ranjang taera, taeyong tersenyum lalu mengusap rambut atas taera yang tidak tertutup oleh perban putih.
"Cepet sembuh ya ra, gua harap. Pas lo buka mata, lo udah kenal siapa abang lo, lo udah kenal mana saudara lo, lo kenal sahabat lo, dan lo kenap jisung ra." Kata taeyong dengan air mata yang perlahan turun mengenai pipinya.
Taeyong mengelap air matanya yang berada dikedua pipinya, lalu tersenyum kembali ke arah taera. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah lemas taera, lalu mencium keningnya sedikit lebih lama dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Taera pov
Gua ngebuka mata gua, dan hal yang pertama kali gua liat pas buka mata adalah ruangan yang serba warna putih. Engga ada ruangan di dalem sini, cuma ada beberapa pintu yang gua engga tau kemana pintu itu nantinya.
Gua bangun dari duduk gua, dan memperhatikan sekeliling ruangan berwarna putih ini.
"Gu-gua dimana?." Kata gua pada diri sendiri, engga lama ada suara seseorang yang gak terlalu asing bagi gua dari balik pintu bercat jingga.
"Taera!! Taeraa!! Lee taeraa!!." Teriak orang yang ada dibalik pintu jingga tersebut.
Gua berjalan perlahan mendekat ke arah pintu jingga tersebut. Setelah pintu jingga itu terbuka, gua ngeliat ruangan warna hitam dan ada satu bola basket ditengah-tengahnya.
"Bola basket?." Gumam gua dengan suara pelan sembari mengambil bola basket tersebut.
"Ayo main bola basket lagi sama gua."
Tiba-tiba suara itu muncul lagi dari belakang tubuh gua. Dengan gerakan cepat, gua langsung membalikkan tubuh gua dan menatap ke arah orang tersebut.
"Jisung?."
Gua liat jisung berdiri sambil ngelipat dua tangannya didepan dada lalu tersenyum ke arah gua dengan senyuman yang biasa dia kasih ke gua.
"Ayo mau main sama gua gak?." Ajaknya lalu berjalan mendekat ke arah gua dan merebut bola basket yang ada ditangan gua.
Gua tersenyum lalu memperhatikan jisung yang sedang memainkan bola basketnya dengan handal.
"Kok gak lo rebut sih? Ayo katanya mau main sama gua?." Katanya lagi
