65. New yeoja

870 92 2
                                    

"Sstt.. stt.. ra ra! No sepuluh jawabannya apa?." Tanya haechan dengan suara berbisik ke taera yang berada dibangku depan.

Ya, sekarang adalah hari pertama taera dan yang lain ujian kelulusan. Hari pertama biasanya dimulai dengan pelajaran yang setandar, ada beberapa yang memahami soal seperti taera dan ada pula beberapa siswa yang masih enggan paham dengan soal tersebut seperti haechan satu ini.

"A."

"Kalo nomor dua belas apa dua belas?."

"A."

"Satu lagi, nomor tiga apa?."

"A."

"A mulu, bener engga?."

"A.. aa.. aaa.. aisyahh dia jatuh cinta." Kata taera dengan suara pelan lalu tertawa ke arah haechan.

"TAI LO." Teriak haechan lumayan kencang hingga membangunkan seekor naga yang sedang sibuk didepan.

"LEE HAECHAN! Kenapa kamu teriak-teriak? Emangnya kamu udah selesai?." Oceh pak xiumin dari meja guru.

"Belom pak, ini pak si taera habisnya. Saya nanya jawaban dia malah nyanyi lagu aisyah jatuh cinta pak."

"Bagus taera, sekarang kamu haechan. Kerjain soal ujian kamu didepan papan tulis, ce-pe-tan."

"Lah pak masa gitu, gini ya pak. Kalo kata pak baekhyun guru sejarah,,, sesungguhnya tuhan lebih suka orang yang membantu sahabatnya ketika sedang kesulitan. Kan saya lagi sulit ini pakkk." Rengek haechan diakhir ucapannya.

"Ya tapi membantu yang dimaksud itu bukan membantu pas lagi ujian, ini mah sebisanya kamu chan." Jawab pak xiumin.

"Lagian juga emang saya sahabatnya dia pak." Timpal taera seketika semua siswa menertawakan haechan.

"AKU RA POPO! AKU RA POPO! AKU RA POPO!."

"IT'S OKE WAE RA! IT'S OKE WAE!."

"HAECHAN ORA OPO-OPO! HAECHAN ORA OPO-OPO."

Begitulah teriakan teman-teman kelas haechan dan taera. Pak xiumin yang tadinya sedang serius kini ikut terkekeh bersama yang lain.

🎈

Jam pulang sekolah kini lebih cepat dari jam-jam sebelumnya, taera pun sudah sampai di rumahnya. Sampai dirumah, kegiatan yang biasanya taera lakukan yaitu bermain ponsel. Tapi karna ponselnya saat ini sedang dipegang alih oleh taeyong, terpaksa ia harus belajar untuk persiapan ujian besok.

"Ishhh!!! Susah banget sih? Kenapa harus ada huruf x disebelah angka empat!." Keluh taera melihat buku coretannya yang kini sudah penuh dengan angka.

"Huruf x itu juga ada artinya kali ra. Sinih mana yang susah gua bantuin." Kata orang dari belakang tubuh taera.

Mendengar seseorang bicara dibelakang, taera langsung membalikkan kursi belajarnya untuk menatap ke arah orang tersebut yang bukan lain adalah hendry.

"Loh? Kak badrol? Kakak kapan main ke rumah? Kok gua engga liat sih?." Kata taera bingung.

Hendry hanya tertawa lalu berjalan dan duduk di kursi kosong sebelah taera.

"Tadi pas lo masuk, gua ada di dapur sama si taeyong. Terus gua liat mark gua panggil sekalian nanyain lo, terus kata mark lo ada di kamar. Ya udah gua kesini." Jelas hendry secara singkat dan dibalas anggukan kepala dari taera.

"Mana sinih yang susah, gua bantuin." Kata hendry lagi sembari menarik buku catatan taera ke hadapannya.

"Ini kak, nomor lima. Kenapa ada huruf x di angka empat coba!."

Hendry mengangguk lalu memikirkan cara menjawab yang lebih cepat.

"Nah dapet, ini mah gampang ra. Lo tingga kali ini sama ini, terus hasilnya dikurangi sama yang ini, habis itu sama-sama dibagi dua dan itu hasilnya." Jelas hendry.

Taera hanya mengangguk dan mulai menyelesaikan nomor terakhirnya. Selesai membantu taera belajar, kini taera dan hendry keluar dari rumah menuju sebuah mall. Hendry tadi meminta taera menemaninya untuk membeli jaket.

"Ra ra, jaketnya bagusan warna yellow or black? Oh atau warna pink garis putih ini? Gimana? Lucukan?." Tanya hendry dengan tangan yang memegang beberapa jaket berwarna warni.

"Emm.. kalo menurut aku sih ya, kakak lebih bagus pake warna yellow. Karna yellow itu ngegambarin diri kakak banget." Jawab taera sambil menunjuk ke arah jaket berwarna kuning yang di pegang oleh hendry.

"Oke, this is my colour." Katanya lalu menaruh kembali jaket berwarna hitam dan pink ke tempat semula.

Selesai membeli jaket, taera mengajak hendry untuk menemaninya pergi berbelanja hiasan untik kamarnya.

"Emm.. aku butuh karton hijau muda sama lampu tumblr hijau udah deh." Kata taera pada diri sendiri.

Hendry yang tak paham hanya mengikutinya dari belakang sambil memegangi belanjaannya ditangan.

"Udah yuk kak, eh bentar! Loh? Haechan? Sama siapa lo ke sini? Balon sama kertas krep nya buat apaan?." Tanya taera yang melihat haechan membeli peralatan begitu banyak.

"A-ahh ini? I-ini buat acara, iya ini buat acara g-gua hehe."

Taera menatapnya bingung, bukannya ulang tahun haechan sudah lewat? Lalu acara apa yang di maksud haechan tadi?

"Ultah lo bukannya udah lewat chan?."

"H-hah? Oh i-iya udah lewat hehe. I-ini bukan buat ultah gua tapi ini buat, emm anu.. ini buat emm."

"Buat ulang tahun cewek baru gua.".

Deg! Taera kenal dengan suara ini, bahkan taera bener-bener kenal sama suara barusan. Dengan perlahan taera menengok ke belakang yang ternyata sudah ada jisung yang berdiri disebelah xiojun.

Jisung tersenyum sebentar, lalu berjalan mendekat ke arah haechan dan mengajaknya pergi dari hadapan taera juga hendry.

"Jisung udah punya cewek? Beruntung banget ceweknya bisa dapetin hati jisung." Kata hendry sambil terus melihat ke arah jisung dan haechan yang semakin menjauh.

"Bekas."

"Apa? Lo ngomong apa ra barusan?."

"A-ahh? Bukan apa-apa kok, ya udah ayok kita balik. Kayanya atmosfernya semakin siang, semakin panas hehe."

Mereka berdua pun memutuskan pulang dari mall, selama diperjalanan pulang taera hanya diam tanpa menjawab ucapan hendry sedari tadi.

k a p t e nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang