Sekarang waktunya pulang sekolah, taera masih berdiri didepan gerbang untuk menunggu jisung yang sedang mengambil motornya diparkiran sekolah.
Saat sedang asik melihat semua murid berlalu-lalang, tiba-tiba bahu taera terasa seperti ditepuk oleh seseorang dari belakang. Sontak dengan cepat taera membalikkan tubuhnya untuk menatap ke arah orang tersebut.
"Lo?."
"Hallo, sendirian aja tan." Kata orang tersebut yang bukan lain adalah hyunjin.
Taera memutar bola matanya malas, lalu kembali menatap ke arah depan yang menurutnya lebih baik dari pada disamping. Hyunjin tersenyum lalu memajukan motornya kedepan hadapan taera.
"Belom di jemput sama abang lo yang so ganteng itu?." Ledek hyunjin.
Taera hanya diam tak mau menjawab ucapan dari makhluk yang berasal dari mars dihadapannya ini.
"Oh atau lo lagi nunggu saudara lo si bucin semangka itu? Haha." Ledek hyunjin lagi tentang mark.
Taera masih diposisi sama, tak ingin menjawab ucapan yang keluar dari mulut hyunjin. Ia lebih memilih untuk melihat-lihat murid yang kini sudah hampir sedikit.
"Oh salah lagi ya? Atau lo lagi nunggu pangeran berkuda lo itu? Siapa namanya ya? Gua lupa, oh iya si---."
"Park jisung."
Ucapan hyunjin terpotong, karna tiba-tiba jisung muncul dari arah belakang dengan menaikan motor ninja warna hitam miliknya ke arah mereka berdua. Taera yang melihat kedatangan jisung tersenyum senang lalu menghampirinya.
Jisung menyuruh taera untuk naik ke motornya. Setelah taera naik ke atas motor miliknya, jisung menatap ke arah hyunjin. Lalu menjalankan motornya agar sejajar dengan motor ninja warja merah yang dinaiki oleh hyunjin.
"Sekali lagi gua liat lo ngegodain cewek gua, gua pastiin nama lo udah engga ada lagi didaftar murid SMA Neo City 127." Kata jisung lalu menutup kaca helm miliknya dan menjalankan motornya keluar dari lingkungan sekolah.
Sebelum jisung membawa motornya, taera sempat menengok ke belakang. Lebih tepatnya ke arah hyunjin yang menahan amarahnya, taera menunjukkan tangannya kedepan yang berbentuk huruf V lalu mengarahkan ke kedua matanya lalu ke arah hyunjin.
Hyunjin yang melihat itu hanya diam, lalu tersenyum dengan senyuman yang sangat susah untuk diartikan.
🎈
Jisung memberhentikan motor hitamnya tersebut di depan sebuah cafe yang bernuansakan warna abu-abu lalu menggandeng tangan taera masuk ke dalam cafe tersebut.
"Kamu mau pesen apa?." Tanya jisung yang sudah duduk dimeja bernomor 04.
"Karna aku lagi diet, aku pesen ice cream rasa coklat yang jumbo, martabak coklat, sama roti coklat yang terkenal itu loh."
Jisung menggelengkan kepala nya sambil tersenyum lalu mengacak-acak rambut kekasihnya didepan itu dengan gemas.
"Katanya diet, tapi mesennya banyak banget gimana sih." Kata jisung lalu menatap ke seliling ruangan cafe untuk mencari pelayan cafe tersebut.
"Mba." Panggil jisung pada pelayan cafe tersebut.
Pelayan itu datang menghampiri meja jisung dan taera sambil memegang buku kecil dan pulpen ditangan satunya.
"Saya mau pesen martabak coklat, ice cream jumbo rasa coklat, roti coklat yang lagi terkenal itu dua, sama coffe."
Pelayan itu mencatat semua pesanan jisung, lalu mengangguk dan pergi menyiapkan semuanya. Sementara menunggu pelayan itu menyiapkan pesanannya, taera berniat untuk memainkan ponselnya.
Baru saja taera mengeluarkan ponselnya dari saku baju seragamnya, dengan cepat jisung merebut ponsel taera tersebut dan membuka aplikasi pengaturan lalu menekan kata 'layar kinci dan keamanan.'
Taera yang melihat ponselnya sedang di pegang jisung langsung mengintip dari depan. "Kok diubah sih passwordnya? Nanti aku gak tau sung."
Jisung menatap ke arah taera lalu memberikan lagi ponselnya pada taera. Taera melihat ke atah ponselnya lalu mencoba untuk membuka password ponselnya tersebut.
"Kok gak bisa sung? Ini ap--."
"Kata sandinya aku ganti jadi tanggal jadian kita." Kata jisung, taera mengangguk lalu mecoba memasukan empat angka ajaibnya.
"Yess bisa! Ihh so sweet banget sih, berasa kaya di wattpad-wattpad gitu."
Taera tersenyum ke arah jisung lalu kembali memainkan ponsel ditangannya, jisung yang melihat tingkah gemas taera langsung mencubit pipi kanannya dan itu sukses membuat taera merasa kesakitan.
"Aww! Sakit sung, main cubit aja." Rengek taera dengan tangan yang sudah mengusap-usap pipi kanannya.
"Maaf mas menunggu lama, silakan dinikmati pesanannya." Tiba-tiba dua orang pelayan datang menghampiri meja mereka dan menyajikan semua pesanan jisung.
Taera dan jisung pun langsung melanjutkan bicaranya sambil memakan pesanannya.
"Hallo kak jisung, aku masih mau sama kakak. Dan aku pastiin kali ini aku bisa dapeti kakak."
Tanpa mereka sadari, seseorang dengan jarak sangat jauh sedang memperhatikan setiap gerak mereka berdua ah! Ralat mungkim lebih tepatnya setiap yang dilakakukan oleh jisung.