Happy reading💚
Sekarang taera dan somi sudah masuk ke dalam kelasnya, karna bel masuk sekolah sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Tadi saat masuk ke dalam kelas, ia dan somi di beri tahu kalau hari ini free class karna guru yang mengajar sedang ada urusan di luar sekolah.
Entah taera harus bosan atau senang saat ini, pasalnya setelah mendengar kata free class. Sahabatnya somi langsung pergi keluar dari kelas menuju perpustaka untuk menemui renjun disana.
Kini taera hanya duduk di kursi sambil mendengarkan musik dari ponsel miliknya juga dengan buku novel yang selalu ia bawa ke sekolah.
Tiba-tiba, saat taera sedang asik membaca bagian yang menurutnya menegangkan pada novel. Seseorang menepuk bahu kirinya sedikit kencang, membuat taera terlonjak kaget.
"Astaga! Jisung! Kamu tuh, astaga ngagetin tau gak sih?!." Kesal taera karna jisung selalu mengagetinya saat membaca novel.
Jisung tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya, tangannya meraih ponsel yang ada di atas meja dan mematikan musik yang keluar dari sana lalu kembali menatap ke arah taera.
"Kamu gak bosen di kelas?." Tanya jisung dengan mempoutkan bibirnya.
Taera yang merasa gemas langsung mencubit kedua pipinya dengan sangat kencang membuat jisung merasa kesakitan.
"Ihhh gemesinnn banget sih sung! Jangan gemes-gemes gini napa." Kata taera.
"Ashhh... sakit yang." Rengek jisung dengan pipi yang masih di cubit dengan kekasihnya ini.
Taera melepaskan cubitannya pada pipi jisung lalu menatap ke arah jisung sambil tersenyum lebar.
"Aku bosen sih, kenapa emangnya?." Kata taera sembari memiringkan kepalanya.
"Ikut aku yuk." Ajaknya lalu menarik lengan kanan taera keluar dari kelasnya. Taera yang sedari tadi bertanya mau di bawa kemana dirinya tidak dijawab oleh jisung, ia terus berjalan dengan sedikit berlari menuju tempat yang di maksud.
Sampai dia atas rooftop taera duduk di sofa yang ada di sana dengan wajah cemberut.
"Kenapa bibirnya di majuin gitu? Kode minta aku cium?." Tanya jisung dengan polosnya.
Taera kaget dan langsung menatap ke arah jisung dengan tatapan mematikannya. "Sekali lagi kamu ngomong, aku sumpel pake busa di dalem sofa ini baru tau rasa."
Jisung terkekeh pelan sambil jalan menuju sebelah taera untuk duduk bersamanya memandang awan yang berwarna putih dengan langit biru tua yang indah.
"Sung, tangan kamu udah gak nyeri lagi?." Tanya taera dengan menatap ke arah tangan jisung yang masih di gips.
Jisung mengikuti tatapan mata taera yang menatap lengannya. Seketika ide jahil pun muncul di otak kecil jisung.
"Ashhh... a-aw kok tangan aku sakit banget sih yang? Ashhh..." Kata jisung berpura-pura kesakitan sembari memegangi tangan kirinya yang dipakaikan gips.
Taera yang melihat jisung mulai kesakitan langsung memegang lengan kiri jisung dengan wajah paniknya.
"Ya terus aku harus ngapain? Ishh! Malah lagi di sekolah lagi, udah aku bilang jangan sekolah dulu. Kamunya keras kepala."
Bukannya mendapatkan perhatian, jisung malah mendapatkan semprotan dari taera. Tidak berhenti sampai situ, jisung terus melakukan aksinya.
"S-sakit banget yang, aw ashhh..." ucap jisung sekali lagi.
Taera yang bingung terus mengelus lengan kiri jisung dari luar gips dengan pelan dan lembut. Jisung yang melihat wajah lucu pacarnya ini tidak dapat menahan tawa, detik berikutnya pun jisung langsung tertawa lepas.
Taera menatap ke arah jisung dengan tatapan bingung dan alis yang terangkat sebelah.
"Kamu kenapa? Kok ketawa tiba-tiba? Efek dari tangan?." Tanya taera dengan polos.
"Kamu itu gemesin banget sih ra, aku cuma bercanda doang malah di buat serius." Kata jisung sambil mencubi pipi tembam pacarnya ini.
Taera yang menyadarinya langsung menepis tangan jisung dari pipinya dan menatap ke arahnya dengan tatapan tajam lalu bangun dan duduk di tempatnya semula dengan tangan yang dilipat di depan dadanya.
Jisung yang menyadari kalau pacarnya ini sedang marah dengannya, langsung merangkul pundak taera dengan tangan kanannya dan mengelus pipinya.
"Marah ya? Aku minta maaf." Kata jisung dengan wajah yang sudah didekat-dekatkan ke samping wajah taera.
Taera tak menjawab ucapan jisung, ia terus menatap ke arah depan dengan tatapan malasnya. Jisung membuang nafasnya kasar karna tak mendapatkan jawaban dari taera.
"Sayang, aku minta maaf. Aku cuma bercanda tadi, tangan aku udah engga apa-apa kok ini." Kata jisung ulang untuk merayu taera agar tidak marah lagi dengannya.
"Bercandaan kamu gak lucu tau, orang lagi panik malah bercanda. Berarti kamu pacarin aku cuma bercanda selama ini?."
Kata-kata taera mampu membuat kedua bola mata jisung membulat, ia kaget ketika taera berbicara seperti itu didekatnya.
"Kamu ngomong apaan sih, engga ada yang bercanda. Kalo bercanda juga aku bakal ninggalin kamu, buktinya sampe sekarang aku masih sama kamu kan." Kata jisung panjang lebar untuk mempercayai pacarnya yang sedang marah ini.
"Kok malah kamu yang marah? Kan yang marah aku tadi?." Taera menatap ke arah jisung dengan tatapan malas.
Jisung membuang nafasnya kasar dan memeluk tubuh taera dengan tangan satu, menyenderkan kepala taera pada dada bidangnya.
"Aku minta maaf, aku cuma bercanda tadi. Aku bener-bener serius kalau soal hubungan, I'm really sorry to you and I don't want to hear you say that, alright?." Kata jisung
Taera hanya mengangguk lalu membalas pelukan pada pinggang jisung. Mereka berdua pun melanjutkan mengobrolnya di atas rooftop hingga bel sekolah berbunyi.
V o t e gaisssss!!! Huhuhuhu