Pagi ini seperti biasa, taera berangkat ke sekolah bersama marknya. Ia masih memikirkan jisung yang engga memberinya kabar sama sekali. Taera sebisa mungkin untuk berpikir positif pada jisung. Ia tahu jisung pasti tidak akan melakukan hal yang tidak ingin terjadi.
Sampai di sekolah, taera buru-buru masuk ke dalam kelasnya dan menaruh tasnya ke kursi yang biasa ia duduki. Somi yang melihat taera baru dateng langsung menghampiri sahabatnya itu.
"Gimanna ra? Dia udah kasih kabar ke lo?." Kata somi yang sudah berdiri disamping tubuh taera.
Taera menggelengkan kepalanya lemas dan duduk dikursinya, diikuti somi yang juga duduk di kursi kosong samping taera.
"Si jisung kemana sih ya? Renjun juga engga tau pas gua tanya." Kata somi.
Taera menatap ke arah somi lalu membuang nafasnya dengan kasar. "Gua takut."
Somi yang sedang menatap lurus dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah taera yang duduk disampingnya ini.
"Lo takut kenapa?." Kata somi dengan alis yang terangkat sebelah.
"Hhftt... lo tau, kemarin chenle bilang ke gua. Terakhir jisung gak ngasih kabar tuh pas putus sama mantan pacarnya, dan gua takut kalo apa yang ada di pikiran gua ini beneran terjadi." Kata taera panjang lebar lalu menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Lo gakk boleh gitu, engga mungkin si jisung kaya gitu sama lo. Mending sekarang kita ke kantin yukk." Ajak somi.
Dengan malas taera hanya mengikuti somi dari belakang dengan tangan yang terus ditarik oleh sahabatnya tersebut.
Sampai di kantin, suasana lumayan ramai pagi ini. Padahal jam belum menunjukkan istirahat. Somi melihat hanya ada dua kursi kosong di sebelah kanan, tiba-tiba ia tersenyum saat mengetahui siapa yang duduk di dua kursi depannya.
"Eh tuh ada kursi kosong, tapi depannya ada jisung sama renjun. Gak apa-apa?." Kata somi sebelum mengajak taera pergi duduk bersama renjun dan jisung.
"Sebenernya gua mau ngediemin dia. Tapi ya udah deh, gak apa-apa gua coba buat cuek ke dia nanti." Kata taera pasrah.
Somi tersenyum lalu menarik tubuh taera menuju kursi yang kosong didepan renjun dan jisung.
"Hai renjun, aku sama taera boleh duduk di sini gak." Tanya somi sambil menatap ke arah pacarnya yang ada didepan ini.
Renjun awalnya menengok ke arah jisung yang masih melihat ke arah taera dengan tatapan yang susah diartikannya lalu mengangguk memperbolehkan taera dan somi untuk duduk di depannya.
"Emm.. ra, lo mau pesen apa?." Tanya somi yang duduk di sebelahnya.
"Gua engga mau, tadi udah sarapan sama bang taeyong dan mark dirumah." Jawab taera masih dengan menunduk dan menatap ke sekitar kantin.
"Oh ya udah, gua mau pesen makanan dulu ya. Lo tunggu sini."
Somi bangun dan pergi meninggalkan taera, jisung dan renjun yang masih berdiam-diaman. Engga lama kemudian, seorang perempuan dengan rambut yang berwarna coklat datang menghampiri jisung lalu memeluk tubuhnya.
Deg!
Seketika taera terkejut, apakah dia anna yang di maksud chenle? Taera mencoba menahan air matanya dan tetap menatap ke arah layar ponsel yang ada di tanganya.
"Kamu kok ninggalin aku di kelas sih sung?." Kata perempuan itu dengan nada manja ke arah jisung, jisung hanya terdiam sambil sesekali tersenyum manis ke arah perempuan yang sedang memeluknya itu.
Apa tadi? Aku? Kamu? Cihh jadi duta sampo lain?dulu pernah pake bensin, sekarang? Pake oli.
"Haii, kamu temennya jisung ya? Kenalin aku anna,
calon tunangannya jisung." ,
Deg!
Taera bener-bener udah engga betah dengan situasi saat ini. Tanpa membalas jabatan tangan dari anna, taera langsung pergi meninggalkan kantin dengan air mata yang sudah membasahi pipi tembamnya.
'I'm sorry lee taera, i'm sorry.'
