Bel istirahat berbunyi,Qilla,Aurel dan Dara bergegas menuju ke kantin.
Sebelumnya Aurel dan Qilla menghampiri Dara dikelasnya,karena kelas mereka berbeda.
Mereka duduk disalah satu bangku kantin setelah memesan makanan.
"Adel kemana,kok nggak ikut ke kantin"tanya Dara.
"Adel nggak berangkat,sakit mungkin soalnya nggak ada surat apapun"jawab Aurel.
Dara hanya mengangguk paham
~~~
Rey,Bagas dan Kevin baru keluar kelas setelah pelajaran bu Su tadi yang membuat mereka bosan.
"Gila ya bu Su,niat ngajar nggak sih tu guru,dari tadi bahas anaknya mulu heran deh gue"celutuk Bagas.
"Biasa tu guru makan gaji buta,bukannya bahas materi malah nyeritain keluarga cemaranya,sok-sok an lagi"sinis Kevin.
Rey hanya diam mendengarkan ocehan kedua sahabatnya,sambil menatap lurus jalan koridor.
Mereka pun sampai dikantin dan langsung menempati bangku dipojok.
Kevin langsung memesan makanan setelah tadi berdebat dengan Bagas perihal siapa yang memesan makanan,mau tak mau Kevin pun mengalah yang waras yang ngalah~katanya.
Tiba-tiba datang seorang cewek dengan dandanan menor layaknya ondel-ondel dengan 2 antek-anteknya.
Siapa lagi kalau bukan Angel and the geng.
"Loh bebeb Adit mana?kok nggak kelihatan?"tanya Angel.
"Mana gue tau"jawab Rey sinis.
"Ihhh serius Adit mana?"tanya Angel sekali lagi dengan tatapan mengalih ke Bagas.
"Adit nggak masuk hari ini"jawab Bagas.
"Bebeb Adit sakit?"tanya Angel tak sabaran.
Belum sempat Bagas menjawab,Kevin datang dengan makanan ditangannya.
"Ngapain lo kesini?"tanya Kevin ke Angel.
"Vin,Adit sakit?"bukannya menjawab,Angel justru balik bertanya.
Kevin mengangkat bahunya acuh tanda tak tau.
"Mending lo pergi deh,lagian disini nggak ada Adit"usir rey
"Lo ngusir gue?"Angel bertanya dengan tatapan tajam ke arah Rey.
"Angel udah mending sekarang kita pergi yuk,malu diliatin orang-orang"bujuk salah satu teman Angel bernama Vani.
Angel menghela nafas kasar lalu ia pergi,sebelum pergi Angel memberikan tatapan tajam ke arah Rey.
~~~
Dilain tempat Adel merasa bosan berada dibasecamp Rebels sejak tadi,setelah Adit mengajaknya makan tadi mereka langsung balik ke basecamp.
Adel hanya diam menonton tv,ia tak bisa main hp karena lowbat,alhasil ia hanya menikmati acara televisi dan sesekali melirik ke arah Adit yang sibuk dengan game di ponselnya.
Adel menghembuskan nafas,sungguh ia bosan jika begini terus.
"Kak,Adel pingin tidur"celutuknya.
"Yaudah tinggal tidur,ngapain ngomong ke gue"Adit masih sibuk dengan ponselnya tanpa melirik ke arah Adel sedikitpun.
"Masa Adel tidur di sofa,nanti badan Adel sakit semua dong"
"Yaudah lo mau tidur dimana?"tanya Adit.
"Diatas ada kamar kan?Adel tidur dikamar atas yaa"
Adel hendak beranjak dari duduknya sebelum suara Adit menginterupsi
"Nggak boleh"Adit menatap Adel tajam.
"Kenapa?"tanya Adel polos
"Itu kamar hanya untuk anggota Rebels,lo bukan siapa-siapa"jawab Adit.
"Tapi itukan kamarnya banyak,masa nggak ada satu pun yang kosong,lagian Adel cuma sebentar tidurnya"ucap Adel sambil menunjuk lantai atas.
"Sekali nggak boleh tetep nggak boleh,lo paham nggak sih"bentak Adit.
Adel langsung diam,kembali duduk di sofa dan memutuskan tidur disana dengan bantalan tangannya.
Adit melihat itu bersikap acuh,ia kembali melanjutkan game di ponselnya.
11.05 wib
Adel menggeliat tak nyaman diposisi tidurnya,Adit yang melihat merasa tak tega,ia menghampiri Adel yang tiduran di sofa lalu mengangkat kepala Adel dan diletakkan di pahanya sebagai bantalan.
Adel nampak tak terganggu dengan gerakan tersebut justru Adel membalikkan kepalanya menghadap ke perut Adit lalu tangannya memeluk pinggang Adit erat.
Tak lama kemudian Adel bangun dari tidur nyenyak nya,ia kaget melihat wajah Adit ada diatasnya dan merasakan kepalanya tidak sakit seperti tadi.
Ia pun bangun untuk duduk dan membuat ponsel Adit yang sedang dimainkan jatuh.Adit tak mengetahui jika Adel sudah bangun.
"Shitt ponsel gue jatuh kan"Adit menatap tajam ke arah Adel.
"M-maaf kak,Adel nggak sengaja,habisnya Adel kaget tiba-tiba kakak ada disini".
"Minggir lo,paha gue pegel tau nggak jadiin bantal kepala lo"sarkas Adit.
"Maaf kak,lagian kenapa Adel bisa tidur di paha kakak,perasaan tadi tangan Adel yang dijadiin bantal"Adel bingung.
Adit mencoba mengalihkan pembicaraan.
Adit tak mau Adel tahu kalau Adit sendiri yang berinisiatif menjadikan pahanya sebagai bantal untuk Adel.
"Mana gue tau,udah lo mau pulang apa enggak?"Adit berekspresi datar.
"Iya kak"jawab Adel.
Mereka berdua pun pulang setelah seharian berada di basecamp.
Adel selama perjalanan menuju kerumahnya sambil berdoa semoga bundanya tidak tahu kalau ia bolos.Ia merasa bersalah karena sudah membohongi bundanya.
Karena dari dulu Adel selalu diajarkan untuk jujur walaupun sulit keadaannya.
Maafin Adel bunda~batin Adel
Halo gaes bagaimana kabar kalian?
Semoga selalu sehat wal'afiat
Maaf baru bisa up,tapi kedepannya diusahain buat cepet up
Ini sengaja nulisnya singkat,karena bakal ada kejutan di part selanjutnya dan pastinya bakalan panjang-panjang partnya
Jangan lupa vote
See you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy vs Innocent girl (END)
Teen Fiction(FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA) Real Imajinasi✔️ Kisah seorang gadis polos bernama Adel yang berhasil masuk ke kehidupan aditya. Aditya yang tidak pernah percaya adanya cinta,seakan dihipnotis oleh seorang adel,dan berhasil membuat benteng pertaha...