34.Ciee salting

7.7K 407 9
                                    

Adel berjalan meninggalkan rumah untuk menuju ke sebuah supermarket yang ada didepan kompleksnya.

Adel sesekali bersenandung kecil.Sejenak ia melupakan rasa sebalnya dengan Adit.Lalu dirinya tiba di supermarket dan langsung masuk.

Ia mengambil barang yang lagi ia butuhkan sekarang.Merasa tidak ada lagi yang harus dibeli Adel berlalu ke kasir.

Setelah itu menenteng plastik kecil yang hanya berisi pembalut.Ya dirinya hanya membeli pembalut.Sebenarnya sangat malas pergi ke supermarket hanya untuk membeli satu pembalut.

Adel langsung bergegas untuk pulang.Tapi saat diperjalanan ia melihat pedagang bakso berhenti diseberang sana.

Ia pun memutuskan untuk membeli.Adel mengingat apa ia beli bakso dua bungkus saja?untuk dirinya dengan Adit,jadi dirinya tidak perlu memasak untuk makan malam.

"Pak baksonya dua ya."pinta Adel

"Iya siap"balas penjualnya

Adel duduk dikursi yang disediakan disitu.Sembari menunggu baksonya jadi adel mengecek ponselnya.Ia menscroll instagramnya tapi tidak ada yang menarik apapun.

"Ini neng"Adel mendongakan kepalanya dan langsung menerima bakso yang sudah dibungkus.

"Berapa pak?"tanya Adel."18 ribu neng"Adel menyerahkan uang 20 ribuan.

"Ini pak kembaliannya ambil aja.""makasih ya neng"ucap penjual.

Adel mengangguk dan bergegas untuk pulang karena sudah adzan maghrib.

Saat berjalan,tiba-tiba ia merasakan rambutnya basah.Ia mengangkat tangannya untuk memastikan dan ternyata hujan dan lama-lama semakin deras.

Adel menggerutu padahal tinggal beberapa langkah lagi ia akan sampai rumah.Kenapa harus hujan dulu sih?bisa ngga ditunda sebentar?

Mau tak mau adel meneduh disebuah toko yang sudah tutup.Sepertinya pemilik toko itu tengah shalat maghrib.

Hujan turun dengan deras.Langitpun sudah sepenuhnya menjadi gelap.Adel mengeratkan jaketnya lalu memeluk dirinya sendiri berusaha mengurangi rasa dingin akibat angin yang bertiup kencang.

Adel celingukan melihat jalanan kompleks yang sepi.Ia bergidik ngeri sendiri karena melihat sebuah pohon besar yang tertiup angin yang berada tak jauh darinya

Ia jadi membayangkan kalau biasanya mbak kunti suka berada dipohon-pohon.Apalagi sekarang lagi hujan.Ia pernah mendengar cerita kalau biasanya saat hujan mbak kunti suka berteduh dipepohonan.

Ia langsung mengalihkan tatapannya supaya tidak terus menatap pohon itu.Adel berpikir apa ia terobos saja karena jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari tempatnya berteduh.Tapi,ia tak mau hujan-hujanan apalagi waktu malam.Bisa-bisa besoknya ia akan demam.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya,adel langsung diam.Ia mulai memikirkan hal yang aneh-aneh.Apa yang barusan menepuknya adalah salah satu mbak kunti dipohon tadi?karena merasa terganggu karena adel tadi terus memperhatikan pohon yang ditempatinya?demi apapun adel tidak berniat menganggunya.

Ia merasakan kembali tepukan dipundaknya lalu ia mendengar yang memanggilnya

"Mbak"

Bulu kuduk adel berdiri ketika mendengar suara itu.Kakinya tidak bisa digerakkan,ia ingin cepat-cepat berlari tapi seperti ada yang menahan kakinya.

Dengan keberanian yang ia punya.Ia membalikkan badannya perlahan.Berdoa dalam hati semoga yang dibelakangnya bukan mbak kunti melainkan manusia

Saat sudah sepenuhnya berbalik badan.Adel berteriak histeris melihat didepannya.Melihat orang berdiri dengan memakai pakain serba putih dan tinggi besar

Bad boy vs Innocent girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang