24.Sebuah rahasia

7.3K 433 2
                                    

Hari ini Adel berangkat sekolah seperti biasa tapi kali ini ia berangkat diantar oleh ayahnya karena ia tidak diperbolehkan untuk bertemu Adit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Adel berangkat sekolah seperti biasa tapi kali ini ia berangkat diantar oleh ayahnya karena ia tidak diperbolehkan untuk bertemu Adit.

Karena besok adalah hari pernikahannya dengan Adit.

Selama perjalanan Adel melamun.Memikirkan bagaimana nasibnya selanjutnya setelah menikah.Ia belum siap,umurnya belum matang untuk memikirkan masalah pernikahan.

Tanpa Adel sadari mobil sudah sampai diparkiran.

"Adel"panggil ayah Harry.

"Eh udah sampai ya?yaudah Adel langsung masuk ya"pamit Adel.

Adel langsung mencium tangan ayahnya.Ayah menatap punggung putrinya sendu.Besok dan seterusnya ia tak akan bisa sering melihat putrinya lagi.

Karena setelah menikah Adit akan membawa Adel ke apartemennya.Ia hanya berharap semoga Adit bisa menjaga putri satu-satunya itu dengan baik.Dan tidak membuat putrinya menangis.Itu saja harapannya.

Adel berjalan dengan malas menuju kelasnya.Sampai dikelas Adel langsung duduk tanpa menyapa Aurel dan Qilla seperti biasanya.

Aurel dan Qilla yang merasa ada yang tak beres langsung menghampiri Adel.

"Del lo baik-baik aja kan?"tanya Qilla hati-hati.

Adel menggeleng dengan sorot mata yang masih melihat ke depan dengan tatapan kosong.Aurel dan Qilla bingung melihat Adel yang hanya menggelengkan kepalanya.

Adel menatap Aurel dan Qilla dengan sendu.

"Besok Adel nikah"ujar Adel pelan

Aurel dan Qilla seketika berteriak"Apa?"sampai seluruh murid dikelasnya menatap mereka berdua aneh.

"Lo bercanda kan Del?"Aurel masih tak percaya.

"Calon suami Adel kak Adit"tambah Adel.

Aurel dan Qilla tambah terkejut.Menatap Adel tak percaya.

"Adel belum siap nikah.kalian mau bantuin Adel?"Adel menatap mereka dengan serius.

"Bantuin apa?"

"Bantu Adel buat kabur"balas Adel enteng.

"Lo gila Del?ngapain kabur-kaburan segala sih?"sewot Qilla.

"Adel nggak mau nikah muda.Adel belum siap"Adel menunduk lesu.

"Gimana ceritanya lo bisa mau nikah sama kak Adit?"tanya Qilla bingung.

"Adel udah dijodohin sama kak Adit.Jadi Adel maupun kak Adit nggak bisa nolak.Tapi jujur Adel nggak mau"jelas Adel sedih.

"Mungkin orang tua lo punya alasan jodohin lo sama kak Adit.Nggak mungkin kan mereka tega ngebiarin anaknya nikah muda.Pasti semua ini buat kebaikan lo juga Del"Aurel menasehati.

"Lo tenang aja Del.Pelan-pelan lo bakal nerima semua ini kok gue yakin.Dan lo jangan sungkan cerita ke kita kalau misalkan ada masalah yang menganggu pikiran lo"tambah Qilla.

Adel langsung memeluk kedua sahabatnya.Ia merasa beruntung mendapatkan teman sebaik mereka.

Adel sempat berpikir kalau Aurel dan Qilla tau bahwa dirinya akan menikah,mereka akan menjauhi dirinya tapi ternyata dugaannya salah.

"Makasih.Kalian sahabat terbaik Adel"Adel tersenyum haru.

"Iya lo jangan merasa sendiri Del.Ada kita-kita yang siap denger semua curhatan lo"

Adel kembali memeluk sahabatnya erat.Adel merasa bahagia.

"Oh ya besok kalian datang yaa"ajak Adel seraya menyerahkan sebuah undangan.

Resepsi pernikahan telah disiapkan kedua orang tua Adel dan Adit.Adel dan Adit bahkan tidak turun tangan mengerjakkannya sedikit pun.

"Pasti dong.Masa sahabat gue married gue ngga dateng sih"celutuk Qilla.

"Bego lo jangan keras-keras ngomongnya"tegur Aurel.

"Ups maaf ya Del"Qilla menutup mulutnya.

"Iya gapapa"

Sedangkan ditempat lain.Adit hari ini berangkat lumayan siang.

Karena hari ini ia tidak berangkat bareng Adel,jadi dirinya memilih untuk berangkat siang.

Adit memasuki kelasnya,langsung disambut sahabat-sahabatnya.

"Tumben bro berangkat siang,biasanya udah stay duluan"ujar Kevin meledek.

"Bacot lo"

"Kenapa itu muka pagi-pagi udah ditekuk gitu"tanya Kevin heran.

"Eh kampret bukannya Adit biasa mukanya kaya gitu"kata Bagas tanpa dosa.

"Iya juga ya"Kevin tertawa

Adit membuka tasnya dan mengeluarkan 3 kertas yang tadi pagi sudah ia bawa dari rumahnya.

Adit meletakkan kertas itu dimeja membuat ketiga sahabatnya menatap tak percaya.Kertas itu adalah undangan pernikahannya dengan Adel.

"Wah si bos sekalinya ngga pernah bercanda,eh sekarang bercandanya parah bener"ujar Bagas sambil mengambil kertas didepannya.

"Gue ngga bercanda.Besok kalian dateng"Adit menjawab malas.

"Udahlah Dit ngga usah prank kita.Itu ngga mempan buat kita"Kevin masih tak percaya.

"Ck,buka aja kalau ngga percaya"tukas Adit.

Mereka langsung membuka dan membulatkan matanya tak percaya.

"L-lo serius Dit?"

Adit hanya berdehem

"Adelia Putri Salsabila,kok ngga asing ya sama nama itu?apa jangan-jangan.."Kevin menutup mulutnya

"Lo nikah sama dedek emes Dit?"tanya bagas seraya mengebrak meja.

Bagas yang merasa menjadi pusat perhatian langsung duduk kembali.

"Sorry gue reflek tadi.Bener Dit?"Bagas kembali memastikan

"Iya"balas Adit singkat.

"Gue dijodohin sama dia"tambahnya lagi.

"Jadi selama ini lo sering nganter dia itu karena ini?"tanya Kevin.

"Iya.Sebenarnya rencananya cuma mau tunangan dulu,tapi tiba-tiba bokap nyuruh langsung nikah"Adit mulai bercerita.

"Yailah gapapa kali justru lo harusnya seneng.Kan kalau lo udah nikah tidurnya ngga sendirian lagi"goda Bagas.

"Anjing lo"umpat Adit

"Eh itu temennya Kevin jangan dipanggil-panggil Dit"ujar Bagas sambil cengengesan.

"Babi lo"umpat Kevin

"Eh itu juga temen lo Vin"sahut Bagas lagi.

"Tai,anjing bangsat"Kevin pun marah.

"Babang Rey kenapa diem aja sih dari tadi?"tanya Bagas.

"Terus gue harus kaya lo gitu banyak bacot"sarkas Rey.

"Sukurin mamam tu bacot"ledek Kevin sambil tersenyum puas.

"Sialan lu Vin"Bagas menatap tajam Kevin.

Singkat banget yaa?emang sengaja sih😁

See you guys

Jangan lupa vote

Bad boy vs Innocent girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang