KEVIN; 07.

2.9K 154 1
                                    

Keyla berlari sekuat tenaga menghampiri sekolahnya, ia kesiangan gara-gara angkot yang di naiki mogok.

Gadis itu mengedarkan pandangannya kesana-kemari, kenapa tidak ada murid lain yang terlambat juga. Keyla benar-benar takut, ini adalah hal pertama bagi Keyla.


Baru ingin melangkahkan kaki mendekati gerbang, netranya menangkap seorang laki-laki yang berjalan mendekati sekolah, itu Kevin. Keyla bersyukur ada Kevin, setidaknya ia memiliki teman yang terlambat juga.
Gadis itu tampak ragu-ragu untuk menghampiri Kevin. Selain takut, Keyla juga selalu merasa aneh setiap melihat Kevin.

Dengan memberanikan diri, Keyla menghampiri Kevin "Ka-kamu, telat juga ?"

"Ngapain deketin gue ?" ujar Kevin merasa terganggu.

"Maaf" lirih Keyla.

Terlihat laki-laki itu akan melanjutkan jalannya lagi.
Keyla mengernyit, melihat Kevin yang ingin ke belakang sekolah.
"mau k-kemana ?"

"Masuk lah"

"Gerbang kan disana" ujar keyla, menunjuk gerbang dengan jari telunjuknya.

"Lo kira gue mau masuk lewat gerbang depan ? Gila kali ya." sarkasnya.
"udah sono. Lo masuk lewat gerbang depan, jangan ngikutin gue!"

"Ta-" belum sempat berbicara, keduanya dibuat terkejut oleh teriakan seseorang.

"hey kalian berdua. Bukannya masuk malah bolos disitu" ujar pak Wildan mendapati keduanya yang sedang berdiri di samping sekolah.

"Shit." maki Kevin.
Kevin dan Keyla dibuat terkejut bukan main. Kevin yang tadinya siap kabur, jadi mengurungkan niatnya karena pak Wildan sudah menarik seragamnya.

Kevin dan Keyla dibawa masuk ke dalam sekolah. Keduanya, di suruh duduk di sebelah meja piket untuk mendapatkan arahan dari pak wildan.

Pak Wildan ini guru kesiswaan, tugasnya adalah membimbing dan mengarahkan siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah. Jika ada siswa yang melanggar tata tertib sekolah, kadang hukumannya tidak main-main.
Bisa sampai dikeluarkan dari sekolah jika dirasa sudah sangat sulit untuk di bimbing.

"Kamu, Keyla. Kenapa mau aja diajak bolos sama Kevin ?" tanya pak Wildan.

"Maaf pak, saya gak bolos. Saya terlambat"

"kenapa gak langsung masuk ?"

"Ma-maaf pak."

Pak Wildan beralih menatap Kevin
"Kamu, juga Vin. Ini bolos kamu yang ke berapa ?"

Kevin tampak menghitung "Yang ke ... satu, dua, ti... gak tau pak"

Pak Wildan Nampak menghembuskan napas, merasa lelah menghadapi tingkah anak muridnya itu.

"ini, yang bapak gak suka. Lagian kamu Keyla, masih banyak cowok, kenapa harus Kevin ? kalo kamu cari pacar, cari yang bisa bawa kamu ke yang baik, jangan malah ngajak ke yang buruk." ujar pak Wildan.
"Udah kalian putus aja, masa depan kalian masih panjang" tambahnya lagi.

Kevin dan Keyla mengernyit heran, apakah pak Wildan menganggap keduanya berpacaran ?

"pak-" Keyla berusaha menjelaskan.

"Enak aja pak, saya bukan pacarnya dia. Bapak kira tipe saya kaya dia" Kevin menyelak perkataan Keyla.

"udah udah. Kalian bapak hukum hormat ke bendera sampe jam istirahat, tas kalian simpen disini" ujar pak Wildan sambil menunjuk kursi untuk menyimpan tas keduanya.

Kevin dan Keyla mengikuti perintah pak Wildan. Setelah menyimpan tas, keduanya berjalan menuju lapangan untuk melaksanakan hukuman tersebut.

"ini semua gara-gara lo. Kalo aja lo gak nyamperin gue, kejadiannya gak akan kaya gini." maki Kevin.
Laki-laki itu sangat kesal, harusnya sejak di samping sekolah tadi, Kevin sudah meninggalkan Keyla.
Tidak perlu meladeni gadis itu, sekarang Kevin merutuki perbuatannya sendiri.

KEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang