KEVIN; 53.

1.8K 73 6
                                    

Hallo, ada yang kangen sama aku?🤗Aku bawa chapter baru nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo, ada yang kangen sama aku?🤗
Aku bawa chapter baru nih.
Maaf ya udah nunggu lama, alhamdulillah tugas kampusku udah beres. Finally😊

Sebelum baca, jangan lupa klik ⭐ dulu.
Udah?

Lanjoot!
---

Kevin menghentikan motor KLXnya sedikit jauh dari rumah Rena. Keyla yang memintanya untuk diturunkan disitu, Kevin hanya menurut saja. Setelah kejadian yang menegangkan tadi, keduanya jadi merasa canggung satu sama lain. Baik Kevin maupun Keyla terlihat sama-sama diam. Kevin pun heran pada dirinya sendiri. Sebelum berpacaran dengan Keyla, Kevin tidak pernah ragu melakukan sesuatu. Ia pernah melakukannya dengan sang mantan, tapi tidak pernah berakhir canggung seperti ini.

Mungkin karena berpacaran dengan Keyla yang memiliki citra cewek baik-baik, Kevin jadi tidak berani melakukan hal yang kurang ajar pada gadis itu. Malahan ia ingin menjaga Keyla. Aneh memang, tapi itu yang Kevin rasakan setelah berpacaran dengan Keyla.

Keyla turun dari motor Kevin, gadis itu memberikan helmnya pada Kevin.
"Kamu pulangnya hati-hati ya."
Kevin mengangguk, kemudian memilih pergi meninggalkan Keyla tanpa berbicara apapun lagi.

Keyla hanya memandang punggung kekasihnya yang pergi menjauh, mungkin Kevin marah dengannya. Pikir Keyla.

"Non, udah di tungguin non Rena di dalem." Ujar pak satpam mengagetkan Keyla. Gadis itu mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah Rena setelah dibuka-kan pintunya oleh pak satpam.

Rena menyambut Keyla dengan suara nyaring gadis itu, Keyla yang mendengarnya hanya bisa menutup kuping. "Akhirnya, lo datang juga.." Ujar Rena lebay, Rena langsung menarik Keyla menuju kamarnya.
Karena sudah lama menunggu, Rena langsung mengambil tas jinjing yang ada di tangan Keyla. Keyla sempat terkejut mendapati Rena yang tiba-tiba merebut tasnya.
"Berenang yuk Key. Gue lagi pengen renang, tapi gak ada temennya." Ujar Rena sambil memeluk lengan Keyla.

Keyla menggeleng tak mau. "Aku gak bawa baju renang."

"Ayolah Key, lo bisa pake baju gue. Gue lagi pengen banget renang." Rengekannya terus membujuk Keyla.

"Iya deh." Ujar Keyla pada akhirnya, gadis itu selalu tidak bisa menolak jika Rena sudah merengek seperti itu.

Rena menuju lemari, ia mencari baju yang menurutnya cocok untuk Keyla. Walaupun memiliki banyak baju renang, kebanyakan baju renangnya memiliki celana setengah paha.
Rena mengambil satu, seingatnya baju yang ia ambil memiliki celana selutut. Baju ini lebih baik dibandingkan yang lainnya.
Keduanya bergantian ke kamar mandi, dirasa sudah siap kemudian bergegas menuju kolam renang.
Sebelum menyeburkan diri, Keyla dan Rena melakukan pemanasan terlebih dahulu guna meregangkan otot-ototnya agar tidak kram.
Dimulai dari kepala, berlanjut ke bangian lengan hingga bahu, dan terakhir melakukan pemanasan pada bagian kaki.

Rena turun ke permukaan air diikuti dengan Keyla. "Wahh gila, seger banget!" Ujarnya girang.
Rena dengan sengaja menyipratkan airnya ke Keyla, Keyla yang semula diam saja jadi ikut membalas perlakuan Rena hingga keduanya sama-sama basah kuyup.

Rena dan Keyla sepakat akan melakukan lomba siapa yang paling cepat sampai ke ujung kolam renang terlebih dahulu. Keduanya sudah siap dengan posisinya masing-masing, pada hitungan ketiga Rena dan Keyla sama-sama melakukan gerakan renang favoritnya. Rena berenang sekuat tenaga, begitu juga Keyla. Baru sampai tengah, kaki kanan Keyla terasa kram. Gadis itu segara menyeimbangkan tubuhnya agar tidak tenggelam.

"Aduhh.." lirih Keyla kesakitan. "Rena, tolongin aku." Teriaknya yang langsung didengar oleh Rena.

Rena berbalik badan dan segera menghampiri Keyla. "Lo kenapa Key ?" Tanyanya panik.

"Kaki aku kram." ringisnya. Rena langsung membantu Keyla agar ke permukaan. Karna hanya mengandalkan 1 kakinya saja, Rena sangat kesulitan membantu Keyla. Rena bersusah payah membantu Keyla agar tubuh keduanya tidak sama-sama tenggelam. Karena merasa kelelahan, Rena sempat tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

Merasa sangat beruntung, Rena langsung berteriak memanggil abangnya saat melihat Atar melintas di hadapannya. "Bang Atar, tolongin Tata!"

Atar yang mendengar suara adiknya dari kolam berenang, langsung berlari menghampiri. "Bang Atar, kaki Keyla kram." Jelas Rena.

Atar yang mendengar itu langsung melempar tasnya ke sembarang arah, kemudian menceburkan diri menolong Keyla. Atar berenang menghampiri keduanya, lelaki itu mengambil alih Keyla dari Rena, menggendong Keyla ala bridal style. Keyla meringis merasakan sakit dikakinya.

Sebelum memberikan pertolongan pertama, Atar terlebih dahulu menurunkan Keyla perlahan. Rena memberikan handuk pada Keyla untuk menutupi tubuh gadis itu agar tidak kedinginan. Dengan sangat hati-hati Atar memutar pergelangan kaki Keyla. "Awww.." ringis Keyla.

"Pelan-pelan bang!" Protes Rena tak tega melihat Keyla kesakitan.

"Tahan bentar Key." Atar mengurut bagian kaki Keyla secara perlahan.
"Sakit ?" Tanya Atar lembut.
Keyla mengangguk sambil meringis, Atar mengurut kaki Keyla berulang kali. "Masih ?" Tanyanya sambil menatap Keyla.

Keyla menggerakkan kakinya sendiri. "Mendingan kak." Gadis itu berdiri perlahan, dengan sigap Atar membantunya berdiri. Rena memutuskan untuk menyudahi kegiatan berenangnya, ia mengajak Keyla untuk segara mandi dan berganti pakaian.

***

Malamnya Rena, Keyla dan Atar  mengunjungi cafe yang letaknya tak jauh dari komplek. Baik Rena maupun Keyla, keduanya memesan spaghetti dan es lemon tea. Sedangkan Atar hanya memesan es cappucino saja.

"Abang gak ada kegiatan lain yah, ngikutin Tata mulu." Protes Rena tiba-tiba.

"Yang minta buat dianterin siapa ?" Jawab Atar sambil menyedot minuman miliknya.

"Aku, tapi abang ngapain ikutan masuk juga." Atar memainkan ponselnya, tak mendengar ocehan adiknya yang protes karena Atar selalu mengikutinya.

Keyla yang tadinya sedang makan, terhenti melihat pertengkaran kakak beradik itu. Gadis itu tersenyum menatap keduanya. Kadang, Keyla ingin seperti Rena yang memiliki kakak seperti Atar. Atar selalu menuruti kemauan Rena, lelaki itu juga selalu melindungi Rena. Walaupun terkesan dingin dan judes, sebenarnya Atar adalah kakak yang sangat perhatian.

"Tata mau ke toilet dulu." Rena langsung berdiri meninggalkan Keyla dan Atar berdua.

Keyla melanjutkan makannya dengan  khidmat, ia menikmati makanan yang dibelikan Rena. Jarang-jarang gadis itu memakan-makanan seenak ini.
Keyla akan berpikir dua kali jika ia membelinya sendiri, lebih baik uangnya ia simpan untuk kebutuhan yang lebih penting.

"Key.." Panggil Atar lembut.
Atar menyapukan tangannya ke bibir Keyla, di sudut bibir gadis itu terdapat sauce spaghetti yang tertinggal disana. "Makannya pelan-pelan." Atar terkekeh melihat Keyla yang masih diam menatapnya terkejut.
Keyla tersadar dan langsung membersihkan mulutnya dengan tissue.

"Besok sore sibuk gak, Key?" Tanya Atar.

"Engga bang. Kenapa?"

"Temenin cari buku yah, ada tugas dari kampus."

"Iya bang."

"Oke. Nanti pulang ngampus langsung jemput kerumah." Keyla mengangguk. Atar langsung menghentikan obrolannya setelah ia melihat Rena berjalan mendekati meja mereka.

- TBC -



𝑵𝒊𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒉𝒂𝒆.

KEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang