KEVIN; 14.

2.5K 137 0
                                    

Setelah mengajari Kevin selama berjam-jam, Keyla sampai di rumahnya pada pukul 4 sore.
Gadis itu berlari kala melihat mobil Rena terparkir disana. Ada apa dengan gadis itu ? Tumben-tumbenan bermain kerumahnya tanpa menghubungi Keyla terlebih dahulu.

"Rena, kamu ko gak nelpon dulu kalo mau kesini." ujar Keyla menghampiri Rena yang berdiri di depan pintu.

"Baru mau gue telpon, lo baru balik ngajarin Kevin ?

"Iya" ujar Keyla "Ada apa Ren ?" tambahnya lagi menanyakan kedatangan Rena yang tiba-tiba kerumahnya.

Rena nampak tertawa "Nginep di rumah gue yuk, Mami sama Papi berangkat ke luar kota"

Keyla berfikir sejenak "Aku telpon bunda dulu ya, minta izin” ujar Keyla. Bunda yang Keyla maksud adalah bunda Farida, bundanya Aska.
Bunda Keyla sampai saat ini belum membalas pesannya. Keyla juga tidak pernah lupa memberi kabar pada bundanya. Meski jauh, bundanya harus tetap tau apa yang Keyla lakukan.

Keyla mengambil ponselnya dari dalam tas, mencari nomor Bunda Farida. Setelah ketemu, gadis itu menekan tombol memanggil.
“Halo bunda”

“Ada apa sayang ?"

“Keyla mau tidur dirumah Rena, orang tua Rena lagi keluar kota. Boleh gak, nda ?” jelas Keyla.
Selama ditinggal bundanya, Keyla selalu meminta izin kepada bunda Farida. Bundanya lah yang menyuruh Keyla untuk seperti itu, bunda bilang “Selama bunda kerja, Keyla harus jadi anak yang nurut yah. Kalo mau kemana-mana jangan lupa izin sama nda”

Sampai saat ini, pesan bundanya selalu Keyla ingat. Kemana pun Keyla pergi, gadis itu tak akan lupa untuk meminta izin pada bunda Farida.

“Iya sayang. Malemnya langsung tidur yah, jangan keluar-keluar lagi” pesan Farida

“Iya nda.”

“Dibolehin kan, sama tante Farida ?” tanya Rena antusias.

Keyla mengangguk sebagai jawaban.
“Masuk Ren, aku ganti baju dulu yah”

Rena mengikuti Keyla masuk ke dalam. Walaupun rumah Keyla ukurannya lebih kecil dibandingkan rumahnya, entah mengapa Rena selalu nyaman bila berkunjung kesini, mengapa ? karena rumah Keyla begitu rapih.

Barang-barangnya tertata rapih, halamannya terlihat bersih, sepertinya Keyla sangat pintar dalam urusan bersih-bersih, dan juga tata-menata. Berbeda dengan dirinya, merapihkan kasur saja kadang dilakukan oleh Bi Titin, pembantu yang bekerja dirumahnya.
Mungkin karena hidup sendiri, Keyla jadi lebih mandiri dibandingkan dirinya. Gadis itu juga tidak pernah mengeluh tentang kehidupannya, Rena salut dengan Keyla.

Keyla keluar dari kamar, sambil membawa totebag di tangan kanannya.

“mau minggat bu ?” ledek Rena yang melihat Keyla seperti itu.

Keyla hanya tertawa “aku lupa belum ambilin kamu minum”

“Gak usah Key, langsung berangkat aja yuk. Kasian mang Tio udah nunggu”

Keyla mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu, kemudian berjalan menghampiri mobil Rena, keduanya duduk di belakang.
“Key, nanti malem temenin gue ke Cafe ya, gue mau ketemu seseorang” ujar Rena sambil berbisik, ia takut mang Tio mendengarkan dan melaporkan pada abangnya.

“Siapa ? Kamu gak bilang tadi Ren, aku gak bawa baju yang pantes buat ke Cafe” ujar Keyla berbisik di telinga Rena.

“Gue pinjemin. Tapi nanti kalo abang gue nanya mau kemana, lo bilangnya ke Cafe berdua aja ya. Jangan bilang mau ketemu seseorang” jelas Rena, selain karena kedua orang tuanya yang keluar kota. Ini jugalah alasan Rena meminta Keyla untuk menginap.

KEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang