KEVIN; 04.

3.3K 170 6
                                    

Sepulang sekolah mereka bergegas menuju parkiran. Kevin mengendarai motor KLX hitamnya, tak lupa juga laki-laki itu memakai kacamata, benar-benar membuatnya semakin tampan.

Mereka semua pulang kerumah masing-masing, dan berkumpul kembali nanti sore di basecamp.
Bangunan berlantai 3 itu cukup mewah jika hanya disebut basecamp.

Untuk lantai 1 berisikan dapur, kamar mandi dan ruang kumpul yang dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Seperti Tv, kulkas, dan masih banyak lagi.
Dilantai 2 ada beberapa ruangan, salah satunya kamar.
Jika Kevin sedang bertengkar dengan kedua orang tuanya, laki-laki itu pasti menginap disitu. Anak-anak The Blackers yang lain juga kadang ikut menginap.
Di lantai 3, ada ruangan untuk berolahraga, sisanya dijadikan rooftop untuk mereka gunakan berkumpul jika ingin outdoor, atau bisa juga digunakan untuk barbeque-an sambil melihat bintang.
Kevin yang membeli tempat itu, uangnya ia dapatkan dari sang nenek sebelum meninggal.
Dibandingkan kedua orangtuanya, Kevin lebih dekat dengan sang nenek, neneknya lah yang sangat peduli terhadap Kevin.

Kevin memarkirkan motornya digarasi. Mata laki-laki itu menangkap sebuah mobil yang jarang sekali terparkir disini, mobil milik papahnya.
Tumben-tumbenan sekali papahnya sudah pulang di jam segini, biasanya selalu pulang larut malam atau bahkan tidak pulang.
Apakah gara-gara masalah tadi siang, hingga papahnya memutuskan pulang lebih awal ? Hebat sekali.

Kevin memasuki bangunan yang tampak mewah ini. Entah mengapa setiap kali menginjakkan kakinya dirumah, laki-laki itu selalu merasa kesepian.
Kedua orang tuanya sibuk bekerja, kakak perempuannya sedang berkuliah diluar kota, sedangkan neneknya sudah meninggal.
Jadilah Kevin sendirian dirumah ditemani dengan pelayan-pelayan yang bekerja disini.

"Kevin" suara papahnya menggema di dalam ruangan. Laki-laki dewasa dengan menggunakan pakaian formal itu sedang duduk sambil menatap Kevin tajam.

Kevin melangkahkan kakinya menuju sang papah "tumben pulang jam segini ?" Sarkas Kevin.

"Kamu masuk BK lagi ?" Papahnya melipat tangan di depan dada.
"Kenapa ? Bolos ? Berantem ? Atau mukulin anak orang ?" Tanya Arjuna, laki-laki itu tampak marah.

Sewaktu di kantor, Arjuna mendapat telpon dari pihak sekolah. Memberitahu bahwa Kevin memukuli kakak kelas. Arjuna sudah lelah memarahi Kevin agar tidak membuat ulah disekolah, tapi rupanya amarah Arjuna tidak membuat Kevin jera.

"Kamu bisa gak sih, gak bikin malu papah ? Papah selalu dapet telpon dari sekolah, ngasih tau kamu bolos, berantem lah, nilai kamu jelek lah. Kamu tau gak vin, yang sekarang papah pikiran tuh bukan cuma kamu doang, ada karyawan papah juga. Tolong jangan bikin beban papah makin bertambah" tambahnya lagi.
Saat ini, Arjuna sedang memikirkan perusahaannya yang sedang bermasalah.

Kevin mengangguk-anggukkan kepalanya "Kevin selalu bikin malu papah" lirihnya mengulangi perkataan Arjuna.

"Mulai besok kamu bakal dapet guru pembimbing. Perbaiki kelakuan kamu, kalo sampe semester depan kelakuan kamu masih gitu-gitu aja. Kamu bakal dikeluarin dari sekolah"
Ujar Arjuna menatap Kevin tajam.

Kevin tersenyum kecut "Gak usah repot-repot urusin Kevin. Lagian, sejak kapan papah perduli sama Kevin ?"

PLAK
Arjuna melayangkan satu tamparan ke pipi Kevin "Yang sopan kalo berbicara dengan orang tua" ujar Arjuna tampak emosi.

Kevin memegangi pipinya yang terasa panas, kemudian terkekeh menatap ayahnya "Cuma itu doang yang bisa papah lakuin ?"

"Jaga omongan kamu Kevin" bentak Arjuna. Amarah laki-laki itu sudah tidak terkendali.

Kevin memilih meninggalkan Arjuna, laki-laki itu keluar dari rumahnya. Menyalakan motor, kemudian mengendarainya membelah jalanan. Tujuan Kevin saat ini adalah basecamp.

Diperjalanan Kevin termenung. Mengapa keluarganya harus seperti ini ?
Kedua orangtuanya memang mampu memenuhi kebutuhan Kevin, apapun yang Kevin mau pasti terpenuhi.
Tapi bukan itu yang Kevin inginkan, Kevin hanya ingin mendapat perhatian dari kedua orangtuanya.

Setiap pagi saat Kevin turun dari kamarnya, ia selalu ingin melakukan sarapan bersama. Tapi nyatanya apa, yang ia lihat hanyalah makanan di meja makan tanpa penghuni.

Kevin memberhentikan motornya di depan mini market, laki-laki itu ingin membeli beberapa makanan dan minuman. Dari tempatnya berdiri, Kevin melihat Keyla yang baru saja keluar warteg.

Gadis itu masih memakai seragam sekolah, dibelakangnya diikuti seorang laki-laki. Kevin ingat jelas laki-laki itu, laki-laki yang memukul Kevin sewaktu disekolah, pacarnya Keyla.
Mereka berdua tampak berbincang sebentar, setelahnya Keyla menyebrangi jalan. Dan laki-laki itu mengendarai motornya meninggalkan Keyla.

Keyla berjalan menuju mini market yang sama dengan Kevin. Kevin segera membuang muka, berusaha menghindar dari Keyla.

Ketika Keyla sudah memasuki mini market, barulah Kevin ikut masuk dibelakangnya.
Gadis itu mengambil minuman dan beberapa makanan, tak lupa juga membeli kebutuhan rutin tiap bulan.
Kevin pura-pura sedang memilih sesuatu, sambil sesekali mengawasi Keyla.

Setelah dirasa cukup, Keyla berjalan menuju kasir. kemudian menyimpan belanjaannya di meja.

"Tumben pulangnya telat Key" ujar kasir laki-laki yang melayani Keyla.

Keyla tersenyum ramah "Iya kak Rio, abis bantuin guru di perpustakaan"

Rio mengangguk-anggukkan kepala
"Totalnya 43.800 Key"

Keyla memberikan uang berwarna biru. Setelah memberi kembalian, Keyla mengambil barang belanjaannya "Makasih kak"

"Iya. Hati-hati pulangnya"

"iya kak" Keyla bergegas pergi.

Kevin yang dari tadi mendengarkan percakapan mereka berdecih "Ganjen" lirihnya pelan.

Kevin mengikuti Keyla dari belakang. Sampai Keyla berdiri di depan pintu sebuah rumah, Kevin mengernyit memperhatikan rumah itu.
Apakah ini rumah Keyla ?
Rumah yang ukurannya kecil, tidak ada setengahnya dari rumah Kevin.

Kevin terus memperhatikan Keyla diam-diam. Setelah itu tersadar, kenapa dia mengikuti Keyla sampai segininya. Laki-laki itu bergegas memakai helm dan melajukan motornya menjauhi rumah Keyla.

- TBC -


Hiyaa Kevin mulai kepo🤣
Semoga suka sama Chapter ini.
Kalo suka, jangan lupa klik ⭐ yaa.
Makasih 😘

𝑵𝒊𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒉𝒂𝒆.

KEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang