Sesaat sebelumnya"Ugh berapa lama aku tidur," tanya Riku heran begitu terbangun. Ia melihat banyak note dari member lainnya yang mengatakan akan pulang sore, pesan untuk segera makan, dan berhati hati
"Iori. ." gumamnya pelan masih ada pesan singkat darinya, meski tidak sepanjang biasanya. Riku tersenyum lembut melihatnya
"Ughh aku lapar" ujarnya meregangkan tubuhnya dan bersiap
Riku nenghabiskan waktunya membaca di ruang tengah, menunggu teman2nya pulang bekerja.
Meski bosan ia tak diijinkan keluar sendiri
Menghela nafasnya lelah, "Iori belum pulang, seharusnya ia sudah kembali bukan"
Tak lama ia tertidur dengan kacamatanya yang masih setia bertengger, dan buku yang jatuh dipangkuannya
Iori pulang dan melihat Riku tertidur di sofa
"Dasar selalu tidur sembarangan" bergegas mengambil selimut untuknya, saat akan pergi tangannya dicekal tiba tiba
"Jangan menghindariku" ujar Riku pelan terbangun dari tidurnya
"Nanase-san kau tidak tidur?" tanyanya gugup
"Aku tidur tadi" ujarnya mengerucutkan bibirnya
Iori menghela nafasnya, mempersiapkan diri "Maaf aku keterlaluan" ujarnya pelan
Riku terkejut mengernyitkan dahinya heran, "Apa yang kau bicarakan?" tanyanya memiringkan kepala
"Hahh kenapa kau masih bertanya?" ujar Iori tak percaya
Riku hanya menampilkan ekspresi bingungnya, "kau benar benar lambat dan tidak bisa diharapkan" ujar Iori mengusap wajahnya frustasi
"Heii apa maksudnya itu" protes Riku tak terima
"untuk apa kau minta maaf, semua yang kau katakan benar" imbuh Riku masih kesal
Iori menatapnya, "Aku melukaimu" balasnya cepat sedikit meninggikan suaranya
"Meski aku sudah berjanji untuk melindungimu, aku melukaimu saat itu" imbuhnya lagi dengan mata berkaca kaca, tampak jelas penyesalannya
"Kau cengeng" ujar Riku merengkuhnya
"Kau selalu menenangkanku sebelumnya, membimbingku, mempercayaiku sepenuhnya. Apa itu belum cukup" diusapnya pelan punggungnya, perannya kali ini berbanding terbalik dengan sebelumnya
"Na-Nanase-san" ujar Iori malu diperlakukan seperti itu, dia yang selalu menenangkan Riku dan jika sebaliknya terasa sangat memalukan
"Ne kita masih memegang kesepakatan itu bukan" ujar Riku Menatap Iori lurus
Iori tampak ragu dan akan mengelak
"Sekarang lihat aku, mari kita perbaiki dan lakukan dengan benar" ujar RikuIori terjejut mendengarnya, "Apa maksudmu?" tanyanya tak mengerti
"Kita libatkan semuanya, bagaimana pun kita bertujuh. Dan kau memang mampu mengendalikanku dengan baik, jadi sekarang mari luaskan jangkauanmu dan kendalikan kami semua dengan baik" ujar Riku yakin
"Kau memang suka semaumu Nanase-san, tidak semuanya akan setuju. . . Bahkan Nii-san" ujarnya pelan
"Kau bebas mengendalikanku, dan kau bebas memberi arahan ke mereka. kita bebas menerimanya atau tidak. Selama ada timbal balik yang baik dari kedua pihak maka itu dapat diterima bukan"
Iori terbelalak tak percaya, "Kau ini, selalu memberiku beban berat"
"Karena itu kau, aku berani mengatakan ini. kalau pun kau kehilangan kendali, maka limpahkan semuanya padaku. Aku akan melakukan semuanya dengan baik, percaya padaku"

KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Fanfic-Zero [End]
Fanfiction[Follow yukk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Jadi ini bisa dibilang lanjutan dari cerita The Way of Song, masih dalam universe yang sama wkwkwk. Idolish7 yang meraya...