“Apa masih sakit?’ tanya Iori pelan mengusap bekas tamparan di pipi Riku, menyadari itu membuat Riku tersentak kecil dari lamunannya
“Ah sudah baikan tidak apa-apa” ujar Riku menenangkannya, “Maaf” ujar Iori menunduk lagi
“Eh sudahlah itu bukan masalah besar oke, aku mengerti” ujar Riku gelagapan melihat sikap Iori
“Kemarilah, aku tidak mau meninggalkan bekas” ujar Iori mengabaikan perkataan Riku sebelumnya, memakaikannya salep pada ruam merah itu
“Hahh masih keras kepala” keluh Riku melihat Iori yang masih bersi keras mengobatinya
“Diamlah, jangan banyak bergerak” tegur Iori memegang dagunya agar tidak banyak bergerak
Riku hanya menatapnya sebal karena disuruh suruh, “hahaha Ichi tidak akan takut dengan tatapan marah mu Riku” ujar Yamato terkekeh melihatnya. Yah mereka semua sedang bekumpul diruang tengah saat ini
“Biarkan Iori melakukannya Riku, ia hanya ingin menebusnya” ujar Nagi menengahi
“Haik aku mengerti” ujar Riku mengalah membuat Iori tersenyum menang, ”Bagus” komentarnya singkat
“Tamaki jangan tidur” tegur Mitsuki memukulkan kipas kertas dengan tangan menyilang didadanya
“Mikki aku mengantuk, aku lelah, aku bosaaann” keluh Tamaki menghela nafasnya
“Kau harus belajar Tamaki-kun, sebentar lagi ujian kelulusanmu” tegur Sougo
Tamaki mengerucutkan bibirnya dan memandang Iori penuh harap,
“Jangan harap aku akan memberikan contekan Yotsuba-san” balas Iori datar melirik sinis Tamaki
“Iorinnn kau jahat, sekali kali bantu aku” ujar Tamaki merengek
“Tamakii ganbatte, akan kubantu belajar tenang saja” ujar Riku menenangkan
“Rikkun bantu aku, Sou-chan menakutkan, Iorin menyebalkan, dan Mikki sangat kasar. Hanya kau satu-satunya harapanku” ujar Tamaki menggosok gosokkan pipinya pada Riku disisi sebaliknya dari bekas tamparan tentu saja, membuatnya terkekeh geli karena rambut Tamaki di pipinya
“Hei bagaimana denganku dan Nagi Tama” protes Yamato
“Apa kau bisa membantuku Yama-san?’ tanya Tamaki menatapnya bingung
Yamato hanya menghela nafasnya lelah, “Yosh kita mulai operasi belajar Ichi dan Tama” ujar Yamato memimpin rencana,
“Ouu” diikuti seruan semangat semuanya yah kecuali Iori tentu saja.
“Lagi lagi nama konyol itu” keluh Iori memijit pelipisnya lelah
“Mitsu kau bertanggungjawab untuk suplai makanan kita dan jadwal belajar, Nagi kau bertanggungjawab untuk mengajari Bahasa Inggris, Sou kau membantu pelajaran Matematika, Riku kau bantu di bidang sastra, dan aku bertanggungjawab di pelajaran sejarah” putus Yamato
“Haik leader” ujar mereka kompak
‘Yo minna ini jadwal belajar kalian selama sehari” ujar Mitsuki selesai menggambar diagram jadwal keseharian mereka
“Latihan pukul 8 pagi hingga 12 siang, belajar sastra pukul 14.00-16.00 istirahat selama 2 jam, pukul 18.00-20.00 belajar sejarah, 22.00-24.00 belajar bahasa inggris, dan pukul 01.00-03.00 belajar matematika.” Ujar Tamaki merinding membaca jadwalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Fanfic-Zero [End]
Fanfiction[Follow yukk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Jadi ini bisa dibilang lanjutan dari cerita The Way of Song, masih dalam universe yang sama wkwkwk. Idolish7 yang meraya...