Chapter 37

1.2K 129 193
                                    

Iori memastikan semua pintu rumah terkunci rapat, mengenakan jaket hitam, kacamata serta topi sebagai penyamarannya. Ia berjalan tenang menghampiri mobil hitam yang baru saja terparkir di depan rumah.

Dibukanya pintu mobil dan segera duduk disamping kursi kemudi
“Kau yakin meninggalkannya sendiri”tanya orang dari balik kemudi tanpa menolehkan kepalanya

“Tidak biasanya kau menunjukkan kepedulianmu.. Ossan” dengus Iori

Mendengar panggilannya perempatan imajiner berkedut di pelipisnya, “Bisakah kau memanggilku dengan benar” ketusnya

“Akan sulit membedakan panggilanmu dengan Kujo Tenn, kecuali jikaa..” goda Iori membiarkan kalimatnya menggantung

“Kalau begitu kau akan sulit membedakannya dengan Nanase Riku” dengus Kujo Takamasa sadar kemana arah pembicaraan yang Iori tuju

“yah aku sudah belajar memanggil nama depannya” balas Iori cuek,

membuat Kujo mengangkat alisnya tertarik, “hehh sudah sedekat itu rupanya” balas Kujo tenang

“Aku masih tidak menyangka kau menghubungiku untuk bekerja sama
Kujo melirik Iori disampingnya

Flashback

“Hah kurasa tak ada pilihan lain” gumam Iori mencari kontak seseorang, setelah keputusan untuk rehabilitasi Riku diberikan, ia menjauh sejenak dari teman-temannya

“Moshi-moshi..” ujar Iori menyapa seseorang dari panggilannya

“Bisa kita bertemu sekarang.”tanya Iori sejenak merasa ragu-ragu, ia memutuskan panggilannya begitu mendapati persetujuan waktu dan tempatnya

“Kau benar-benar menghubungiku huh” keluh seseorang dari seberang meja begitu mereka bertemu di salah satu rumah makan sekitar rumah sakit

“Kau pikir aku meminta kontakmu hanya untuk main-main" dengus Iori

“Yah aku juga terkejut saat itu..” balasnya, mengingat pertemuannya di Zero Arena begitu Riku berbalik pergi. Sesaat setelah pertemuannya secara tidak sengaja dengan Riku di Zero Arena, Iori menghampirinya menanyakan terkait Zero. Hingga terbentuklah kesepakatan diantara keduanya untuk sementara.

“Langsung saja.. apa yang akan kau rencanakan sekarang” tanyanya to the point

“Ossan.. Iie Kujo-san pinjami aku sebuah rumah untuk sementara waktu” ujar Iori serius, menunduk dalam

Kujo sedikit terkejut melihat sikapnya, “Kau rela menundukkan harga dirimu di depanku” tanya Kujo tak percaya

Iori menghela nafasnya mengabaikan pertanyaan Kujo, “Mereka memutuskan untuk merehabilitasinya, sampai kapan pun aku tidak menyetujui keputusan itu..” jelas Iori menceritakan alasannya

“Hoo apa kau akan membawanya kabur.. betapa egoisnya dirimu” dengus Kujo

“Ya mungkin kau bisa menyebutku begitu..” ujar Iori tenang, “Tapi.. rehabilitasi bukan keputusan yang baik, saat Zero sedang berkeliaran di luar sana” imbuhnya lirih

“Zero.. kurasa aku juga ikut bertanggung jawab atas dirinya” ujar Kujo lirih,

Iori menautkan alisnya serius, “Bisa kau jelaskan lebih lanjut.. tentang Zero. Kau belum menceritakan apapun sejak saat itu” tanya Iori

“Aku menemukan bakatnya suatu hari.. dan mengajaknya bergabung denganku” jelas Kujo memulai ceritanya, “Tapi dia tidak dalam keadaan yang sepenuhnya baik, meski begitu bakat yang dimiliki tidak perlu ditanyakan lagi”

“Apa maksudnya itu..”tanya Iori tak mengerti

“Topeng.. Zero selalu menggunakan topeng, kau pikir itu terjadi tanpa alasan” tanya Kujo balik, membuat Iori terbelalak kaget, “Jangan bilang..”

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang