“Tama Riku ada apa?’ tanya Yamato menghampiri mereka
“Yama-san.. apa ada yang membenci kita” ujar Tamaki menatap horror
“Apa maksudmu Tamaki-kun” tanya Sougo tak mengerti
“Itu. .” tunjuknya pada kotak yang tergeletak dibawah
Mereka semua tercekat melihatnya, “Kelinci?” ujar Nagi ragu-ragu, “boneka? Dan apa apaan warna merah yang menjijikkan itu” imbuh Mitsuki mengoreksinya
Merahh.. Darah… racau Riku dalam pikirannya, kilasan masa lalunya teputar kembali, dimana dirinya tergeletak tak berdaya bersimbah darah dari luka lukanya.
Tubuhnya diam membeku, dan menutup telinganya erat. Suara orang itu terputar lagi, meski sudah memaafkannya namun ketakutan itu masih ada dalam lubuk hati terdalamnya
“Nanase-san” tegur Iori cemas mendengar nafas berat dari Riku
“Maaf, maafkan aku..” racau Riku terisak
“Ini.. sakit…” racaunya lagi dengan air mata yang mengalir
“Riku tenanglah” ujar Nagi menghampirinya, bahkan Mitsuki dan Sougo memeluknya erat berusaha menenangkannya
“Jangan lagi, aku hanya mau pulang” racau Riku
“Aku ingin bersama temanku” ujar Riku menutup matanya erat
“Jangan bunuh aku… Tsukumo-san” ujar Riku tersengal mengingat kejadian sebelumnya
Semua tercekat mendengarnya, reaksi Riku saat ini sama dengan ketika ia baru kembali.
“Rikkun kau sudah aman, Ryocchi bahkan sudah berubah” ujar Tamaki mengguncangnya keras berusaha menyadarkannya
“Maafkan aku Nanase-san” ujar Iori pelan dan menampar Riku untuk menyadarkannya, sejenak mereka yang disana membelalak terkejut, tapi mereka bisa mengerti maksud dari tindakannya
“I-o-ri” ujar Riku terbata,
“Kau sudah sadar” tanya Iori pelan
“Dengar kau sudah aman disini, kenangan buruk itu kau sudah bisa berdamai dengannya. Kami semua disini bersamamu” ujar Iori berusaha menenangkannya
“Apa yang barusan ku katakan” tanya Riku menatap semuanya bingung
“Kau hanya panik sesaat tadi” ujar Yamato pelan, Sougo dan Mitsuki terus memeluknya erat memberi ketenangan
Riku terlihat ingin mengatakan sesuatu lagi, “Riku kita masuk dulu oke, kita bicarakan nanti setelah semuanya tenang” ujar Nagi
“Kita apakan ini” ujar Iori mengarahkan pandangannya pada kotak yang tergeleak dibawah
“Ugh aku tidak tahan lagi” ujar Tamaki mual dan segera berlari kedalam
“Tamaki” teriak Mitsuki khawatir, diikuti Riku dengan wajah yang sama pucatnya,
“Sou Mitsu kuserahkan mereka padamu” ujar Yamato melihat kepergian Tamaki dan Riku yang diyakini menuju ke kamar mandi
“Akan kuurus yang disini” imbuhnya lagi menarik nafas dalam, Mitsuki dan Sougo segera menyusul masuk kedalam
“Apa yang kau lakukan Iori” tanya Nagi melihat Iori memotret kotak itu,
“Untuk berjaga jaga, kita tidak bias membiarkannya begitu saja. Dan tentu aku tidak mau menyimpannya” keluh Iori
“Sialan bagaimana bisa dia memperlakukan usamimi friends seperti ini” gerutu Iori masih kesal
“Jadi itu sebutan si kelinci imut itu” ujar Nagi mengangguk angguk
KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Fanfic-Zero [End]
Fanfiction[Follow yukk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Jadi ini bisa dibilang lanjutan dari cerita The Way of Song, masih dalam universe yang sama wkwkwk. Idolish7 yang meraya...