Chapter 33

1.2K 141 147
                                    

“Pada akhirnya kau keluar juga kan Nanase-san, kenapa tidak menerima saranku dari awal” keluh Iori melirik orang di sampingnya

Gomen.. kupikir aku bisa disana, tapi ternyata terasa sedikit canggung” ujar Riku lirih

“Hahh.. setidaknya beri tahu aku sebelum pergi. Bahaya keluar sendirian, terlebih untukmu” ujar Iori memijit pelipisnya lelah, Riku sedikit menolehkan kepalanya pada Iori.

“Memang kenapa? Apa bahayanya?” tanya Riku penasaran, “Iie bukan apa-apa” elak Iori cepat membuat Riku mengerutkan alisnya penuh curiga

“Apa kau berbohong?’ tanya Riku serius, “tidak” jawab Iori lagi

Mendengar jawaban cepat Iori, membuat Riku menyerah begitu saja.”Baiklah aku percaya padamu” ujarnya pasrah membuat Iori sedikit bernafas lega

“Karena kau orang terakhir yang kuharapkan untuk berbohong padaku, aku benar benar mempercayaimu” ujar Riku lirih membuat Iori terhenti sejenak, untuk sesaat nafasnya terasa tercekat

“Ada apa?’ tanya Riku bingung melihat Iori yang tiba tiba terhenti di sampingnya, dengan senyum canggung Iori mengangkat wajahnya,

Iie.. ayo cepat kembali aku lupa ijin dengan Nii-san” ujar Iori menarik lembut tangan Riku untuk segera berjalan

“Ahh kau benar.. aku jadi sedikit takut” keluh Riku perhatiannya berhasil teralihkan dari pembicaraan barusan.

.

.

.

.

“Sebaiknya kita perisiapkan diri sebelum masuk”bisik Iori lirih sebelum membuka pintu

“Tadaimaa” ujar Riku lirih memasuki ruangan. Ruangan sudah tampak gelap dan sepi

“Ne Iori apa semuanya sudah pada tidur” bisik Riku sepelan mungkin

“Entahlah.. tapi kuharap begitu” bisik Iori mengendap endap

Mereka menunduk dan berjinjit mengindari untuk menimbulkan suara sebisa mungkin, “Ehem” deheman keras seseorang sukses membuat keduanya berjengit kaget

“Kemana saja kalian hah?’ sentak Mitsuki kesal

“Gomen Mitsuki/Nii-san” ujar Iori dan Riku bebarengan yang secara otomatis membungkuksembilan puluh derajat siap menerima omelan yang akan di lontarkan

“Ichi Riku darimana saja kalian”imbuh Yamato menyilangkan tangannya di depan dada menatap keduanya serius. Terlihat kedua orang member tertua yang masih terjaga dan menunggu kepulangan mereka

“Maaf..” ujar Riku lirih

“Kau juga Iori kenapa tidak meghubungi kami, atau membalas pesan kami” tegur Mitsuki tegas

“Aku.. aku lupa Nii-san” ujar Iori hampir seperti berbisik

“Ini salahmu Nanase-san” bisik Iori kesal, “Kau yang memutuskan untuk mengikutiku” protes Riku ikut berbisik dengan wajah masih tertuduk tidak berani menatap keduanya

“Hentikan diskusi kekanakan kalian” tegur Yamato melihat keduanya saling berbisik

“Bisa kalian jelaskan kemana saja kalian malam ini” tanya Yamato tegas

“Zero Arena”cicit Riku takut takut,

“Hanya kesana dan sedikit mengobrol” imbuh Iori menyakinkan.

Yamato yang tak tega melihatnya hanya menghela nafasnya lelah,”Tetap saja jangan pergi begitu saja, kami cukup tau alasanmu sebenarnya pergi Riku. Tapi keluar sendiri dalam situasi seperti ini benar benar hal yang ceroboh” tegur Mitsuki masih belum membiarkannya

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang