Chapter 43

1.7K 141 79
                                    

👋Heiyooooo urii is back mwehehehe

Yahh ketikanku emg gbisa dipercaya.. Nyatanya Zero masih aja lanjut dari pas aku berkoar kalo bntar lagi tamat wwkwwk

Penyelesaiannya gak bisa ku sampein semua secara langsung.. Dan gbsa tiba2 jd panjang bgt do chapter akhir2

Demi mejaga keseimbangan ohoho.. Nih book bakalan terus lanjut.. Semoga kalian gak bosen yakk. Pliss say yess aku ngarep 😖

Timacii.. And selamat membaca..

Big luv buat kalean smua yg sabar dan ngikutin terus cerita ini.

______________________________________

"Apa masih lama"keluhnya dengan nada datar memukul pelan lutut kakinya yang mulai matirasa akibat duduk seiza dalam waktu yang lama di lantai. Yang diajak bicara hanya duduk tenang di sofa menyilangkan kakinya dengan tangan kanannya sibuk menenggak minuman kaleng memabukkan.

"Jangan mengeluh.. kau masih tidak berhak mengeluh sekarang" jawabnya tenang.

Dengan kasar ia menarik nafasnya dalam, "Apa kau masih belum puas mengerjaiku.. Nikaido-san" balasnya menahan kedutan kesal di pelipisnya.

"Onii-san masih belum memutuskan hukumanmu.. Ichi" jawabnya tenang sambil menyeringai

"Kalau begitu cepat putuskan.." ujarnya mengalah menghembuskan nafas beratnya, "Ku yakin masih banyak antrian lainnya" gerutunya lagi

Yamato hanya terkekeh geli mendengar gerutuannya, "Kau tau akau tidak bisa bersikap keras pada kalian.." ujar Yamato tenang membuat Iori sedikit bernafas lega.

"Ne.. Ichi,. Mari berbicara antar sesama pria.. bukankah kau sempat menantangku waktu itu" ujar Yamato serius, membuat Iori menegakkan punggungnya seketika

"Apa yang mau kita bicarakan.. Nikaido-san" jawab Iori tenang balas menatapnya lurus.

"Apa kau menyesali tindakanmu?" tanya Yamato pada Iori, tatapannnya sempat menajam mendengar pertanyaan itu, "Soal apa?" tanya Iori balik

"Jika kau tanya soal keputusanku menyembunyikan identitas Zero hingga akhir. Aku tidak menyesal. Jika yang kau tanyakan soal keputusanku membawa Nanase-san kabur aku juga tidak menyesalinya.." jawab Iori tenang

"Tapi.. aku menyesal dengan diriku sendiri yang memutuskan untuk membohongi Nanase-san.. aku juga menyesali diriku yang tak berkutik dan hanya bisa melihat apa yang Zero perbuat." Imbuhnya tersenyum kecut

Mendengarkan penuturannya, Yamato menghela nafasnya kasar."Itu akibatnya jika kau menanggung semuanya sendiri.. Iori" ujar Yamato tegas membuat Iori sedikit tersentak mendengar namanya disebut yang berarti Yamato sedang sangat serius sekarang.

"Bertindak egois seperti itu, menyembunyikan semuanya dari kami, dan menyelesaikan semuanya sendiri.. lalu apa hasilnya, kau masih gagal" imbuhnya lagi, Iori hanya tersenyum kecil menerima semuanya, memang bergitulah adanya. Tak ada bantahan sama sekali dari dirinya untuk membela diri

"Karena itulah.. bergantunglah sedikit pada kami.. dengan tujuh kepala yang berpikir maka akan ada tujuh jalan lainnya yang lebih baik" ujar Yamato melembut, "Sekarang katakan padaku apa yang membuatmu begitu tergesa-gesa seperti itu Ichi.. tidak biasanya kau gegabah"tanya Yamato lagi mendengus kecil

Iori menyunggingkan senyum miringnya mendengar pertanyaan Yamato kali ini, "Kau bisa katakan jika aku masih kekanakan.. tapi seperti Nanase-san yang menjadi poros hidupku, aku juga menginginkan posisi itu di hidupnya" dengus Iori merutuki pemikiran kekanakannya sendiri, membuat Yamato sedikit mengangkat alisnya terkejut

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang