Chapter 22

1.5K 155 154
                                        

"Bisa tolong aduk telurnya" ujar Iori, sambil mempersiapkan bahan bahan lainnya untuk sarapan

"Ay ay Captain" ujarnya bersemangat memecahkan telur dalam wadah

Iori sedikit terhibur dengan tingkahnya, sementara Riku sedang sibuk dengan adonan telur. Ia beranjak ke kulkas untuk mengambil bahan bahan lainnya

"Biar kulihat" ujar Iori menghampiri Riku dari belakang yg tampak serius dengan cangkang2 telur di tangannya

"Nanase-san asal kau tau kita tidak memakan telur beserta cangkangnya" ujar Iori datar melihat adanya cangkang2 kecil yang masuk

"Hei aku juga bukan pemecah telur yang sempurna" gerutu Riku membela diri

"Haik haik aku tau" balasnya cepat dan mengambil sendok

"Setidaknya kau bisa pisahkan dengan menggunakan sendok" ujarnya tenang dan mengambil cangkang yang masuk

Riku menatapnya kagum dari samping, "Woahh kau hebat" pujinya

Iori tersenyum kecil mendengarnya, "Bukan aku yang hebat, hanya kau saja yang lambat" ledeknya pada Riku

"Hoii aku dengar itu" protes Riku mempoutkan bibirnya kesal

"Sekarang bisa kau lanjutkan" ujar Iori memberinya ruang, membuat Riku melupakan kekesalannya seketika

"Ah perlu kau ingat tidak semuanya menyukai manis, jadi jangan menaruh terlalu banyak gula" ujar Iori memperingatkan tapi tak kunjung dijawab oleh Riku

"Nanase-san kau dengar itu" tanyanya lagi dengan nada yang lebih mengancam

Riku tersentak kecil merasakannya, "Haik sir" jawabnya gugup, sementara Iori hanya tertawa puas

"Sial kenapa dia bisa tau semuanya" gerutu Riku, "Dasar peramal menyebalkan" imbuhnya lagi

"Aku dengar itu" tegur Iori yang masih memotong sayur sayuran

"Kalian bangun pagi-pagi" ujar Banri memasuki ruangan

"Ohayou Banri-san/Ogami-san" sapa Iori dan Riku serempak

"Ahh kalian benar-benar akrab ya" komentar Banri

"Kami tidak" sangkal mereka cepat

"Ahahah aku bisa lihat itu" ujar Banri tertawa kecil membuat Iori dan Riku mau tak mau menyerah begitu saja

"Jadi ada yang bisa kubantu" tanya Banri mendekati keduanya

"Tidak perlu Banri-san,kau bisa mengandalkanku" tolak Riku percaya diri

"Kau tau Nanase-san, kalau boleh jujur aku lebih memilih bantuan dari Ogami-san"ujar Iori menanggapinya

"Ioriii ucapanmu sangat berbeda dengan  tadi pagi.. Bukankah kau yang mengajakku membuat sarapan sekarang kenapa kau seperti itu"ujarnya beruntun menatap Iori geram

"Oya oyaa apa yang kau lakukan padanya Ichi"goda Yamato begitu memasuki ruangan

"Iori.. Nii-san tidak mengajarimu seperti ini" ujar Mitsuki kecewa

"Ouh Iori kau tidak boleh memberi harapan palsu pada center polos kami"ujar Nagi merasa kasihan

"Tunggu dulu.. Ada apa dengan kalian" protes Iori tak mengerti

"Dan Rokuya-san ucapanmu justru yang paling jauh melenceng"ujar Iori menatap tajam Nagi sementara yang diatap hanya mengedikkan bahu cuek

"Nanase-san berhentilah merengek kau menyebalkan ini semua salahmu kau tau itu" Iori menatap kesal Riku

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang