Chapter 29

1.3K 142 106
                                    

“Minna-san bersiaplah beberapa jam lagi konser penutup kalian akan dimulai” seru Tsumugi mengingatkan di ruang ganti

“Ha’i manajer” ujar Idolish serempak dengan wajah berseri seri

“Ini terakhir ya… aku..” ujar MItsuki tak bisa berkata kata lagi

“Uwahh aku akan merindukan tur ini lagi” teriak Tamaki yang tidak
peduli dengan suara tangisannya yang menggema di dalam ruangan

Yamato menatap keduanya lembut, “Aahhaha kuatkan diri kalian, ini bahkan belum selesai”ujar Yamato terkekeh dengan sedikit air mata di pelupuk matanya

“Kau juga harus kuat Nikaido-san” ujar Iori tertawa kecil melihat leadernya yang berusaha menyembunyikan air matanya.

Riku memberungut sebal mendengarnya, “Hei jangan salahkan orang untuk menjadi senstif disaat seperti ini” protes Riku mencebikkan bibirnya

“Ohh Riku benar.. kau juga tidak perlu menahan diri Iori” ujar Nagi yang segera mendapat tatapan kesal dari Iori

Minna apa kalian mau minum.. biar kuambilkan” ujar Sougo
mengintrupsi percakapan mereka

“Ah tunggu Sougo-san.. Aku ingin teh buatanmu saja boleh. Akan kubantu membuatnya” ujar Riku segera beranjak

“Onii-san mau air mineral saja” ujar Yamato mengintrupsi

“Yamato-san, jangan sia-siakan teh buatan Sougo-san.. semuanya juga harus meminumnya tidak boleh yang lain” protes Riku

“Tapi aku mau ousama pudding” protes Tamaki

“Tidak boleh” tolak Riku tegas, membuat semuanya terkekeh maklum,

“Aku tidak masalah Rku-kun biarkan mereka meminum apa yang mereka mau. Lagipula semua disediakan disini” ujar Sougo berusaha menengahi

Iie.. hanya teh buatan sendiri.. dan itu buatan Sougo-san” putus Riku keras kepala

“Ha’i ha’i onii-san tidak bisa menolak jika itu kemauanmu” ujar Yamato mengalah

“Ada apa sebenarnya denganmu Nanase-san” keluh Iori

“Berhenti mengeluh Iori”balas Riku sengit

………

Flashback

Kini Idolish7 sedang bermalam di salah satu hotel di daerah Osaka, tampak surai raven menatap keluar jendela menikmati hamparan lampu di tengah kota saat malam hari. meski begitu pikirannya sedang teralih pada sesuatu

“Saat semuanya selesai.. dia akan memburunya.. yang tertakhir adalah” ujar Iori lirih

“Osaka-san” ujarnya lirih

Menghela nafasnya lelah, berusaha mengusir perkiraan serta firasat firasat terburuknya.

Berjalan mendekati ranjang, dilihatnya partnernya yang sedari tadi tertidur pulas, tampak sangat tenang membuatnya sedikit lega dan tersenyum lembut

“Nanase-san bangunlah sebentar” panggilnya lembut menepuk pelan pipinya

Si surai merah mulai menyadari gangguan kecil itu dan menggeliat kecil enggan menampakkan manik crimsonnya, Iori terkekeh kecil menikmati kebiasaan temannya saat dibangungkan

“Nanase-san kuhitung sampai tiga kau harus segera bangun.. kalau tidak..” ancamnya terputus dan berbisik pelan

Iori segera menjauhkan dirinya dan beranjak bangun, “Aku bangun oke.. aku bangun Iori” ujar Riku membuka matanya lebar menahan kepergian Iori

Dari balik punggungnya Iori tersenyum menang, “Bagus” ujarnya bangga,

“Makanlah sedari tadi kau belum makan” ujarnya membawa piring keranjangnya

“Kau dapat darimana? Berapa lama aku tertidur?’ tanya Riku linglung

“Kau langsung tidur sejak kita tiba.. dasar, kami akan kelaparan jika menunggumu bangun. Kita semua sudah makan malam, kini giliranmu” ujarnya menyerahkan makanan pada Riku

Riku tersenyum kecil mendapatinya, “Arigatou Iori..” ujarnya dengan senang hati menerima makanannya

“Sebenarnya siapa yang lebih tua disini, kenapa aku yang lebih sering mengurusmu” gerutu Iori

Riku mengerutkan alisnya tak terima, “Heii apa kau sedang protes” ujarnya dengan sendok yang masih di mulutnya

“Tidak., tapi baguslah jika kau menyadarinya”ujar Iori cuek mengedikkan bahunya kembali mengerjakan sesuatu di laptopnya

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang