Chapter 47

1.6K 136 83
                                    

Kaki jenjangnya tak kenal lelah bergerak ke kanan ke kiri, dan berkali-kali mengulangi langkah yang sama. Jari-jari tangannya tak luput dari gigitannya sendiri berusaha menyalurkan rasa cemasnya. Sementara sosok lain di ruangan itu juga tak bisa mencegahnya yang sudah mereka coba lakukan dari tadi.

"Tenn.. kau membuatku pusing"tegurnya berusaha menghentikan kelakuan centernya yang sedari tadi mondar-mandir di tempat entah sudah keberapa kalinya ia melalui tempat yang sama

"Ini terlalu lama.. apa terjadi sesuatu dalam perjalanan"sentaknya cemas mengabaikan teguran pedas Gaku, "A-apa dia baik-baik saja saat mengetahuinya"ujarnya lagi tak bisa menyembumyikan rasa cemasnnya

Sebagai member yang selama ini bersikap paling tenang di antara semuanya, ia merasa perlu melakukan sesuatu. Langkah kakinya tegas menghampiri centernya, kedua tangannya meraih bahunya mengehentikan pergerakannya sedari tadi

"Tenn.. tenanglah, Riku-kun bersama orang yang tepat. Dia akan baik baik saja"ujarnya menatapnya lurus memberikan keyakinan sepenuhnya yang coba ia salurkan pada teman setimnya saat ini

.

.

.

Mobil hitamnya yang sedari tadi melaju dalam kecepatan sedang diiringi keheningan yang tercipta, sesaat setelah manik crimsonnya menoleh ke kaca sebelah kanannya ia menangkap pergerakan lain yang berusaha mendapat perhatiannya

"hei.. itu benar Nanase Riku" seru sosok dari balik kacanya, mendapati siluet bayangan Riku dari balik kaca. Kilatan flash kamera segera ia keluarkan tak peduli dengan aturan yang ada. Setengah badannya memaksa melongok keluar berusaha mendapat gambar yang bagus.

Tak bisa berkata-kata, maniknya masih bergetar bahkan bibirnya terasa kelu mendapati perlakuan yang tiba-tiba seperti itu. "Ossan.."seru Iori tak bisa menyembunyikan rasa cemasnya

"Aku tau"

Dengan gesit ia menginjak pedal gasnya dalam, berusaha menjauhi mobil yang tak kenal menyerah. Nasib kurang beruntung membuat mereka harus berpapasan dengan paparazzi yang sedang menggila mendengar ada lejitan berita menarik tentang seorang idol.

Umpatan kasar terdengar dari balik kemudi merasakan betapa keras kepalanya seorang paparazzi untuk mendapat asupan berita yang bahkan tak segan-segan melanggar berbagai aturan ataupun mengusik privasi seseorang

"Aku benar-benar ingin menghajar mereka"ujar Iori merutuki tindakan mereka yang tak henti-hentinya melontarkan pertanyaan-pertanyaan tak bermutu berusaha memancing jawaban Riku secara spontan yang mereka harapkan akan terekam untuk membuat sebuah berita kontroversial lainnya.

"Nanase-san... kuncinya masih padaku, lihat saja aku dan tidak perlu mengatakan apapun"ujar Iori mencondongkan sedikit tubuhnya ke belakang, mendapati raut bingung partnernya yang mulai kalut

"Akan ku jelaskan semuanya.. tapi saat ini cukup dengarkan aku, tidak perlu menanggapi mereka"

"..."entah apa yang ia pikirkan saat ini, hanya suara Iori yang bisa ia tangkap saat ini, berusaha keras menahan dirinya agar tidak menoleh

"Nanase Riku.. apa kau benar benar tuli hingga mengabaikan kami seperti ini"teriaknya keras mulai kehabisan kesabaran, membuat Riku tersentak seketika. Tangan Iori telah terkepal erat hingga buku jarinya memutih bersiap melemparkan apapun untuk membungkamnya, beruntung bisa di cegah oleh Riku yang menahannya meski tangannya sendiri bergetar hebat

Dari balik kaca spionnya, Kujo bisa menangkap pergerakan mobil lain yang melaju dengan kencang berusaha mengejarnya bersamaan dengan dering ponsel yang berbunyi milik sosok di sampingnya

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang