Chapter 35

1.5K 150 164
                                    

Cahaya jingga menyeruak diangkasa menandakan sang fajar berhenti melakukan tugasnya tuk digantikan sang malam. hembusan angin yang terasa dingin pada hari itu bahkan ia abaikan. Membiarkan suara pink itu tertiup lembut mengikuti arah sang angin.

“Apa yang sedang kau lakukan” ujar suara berat lainnya yang datang menghampirinya, merasa aneh dengan sikap temannya yang berdiri termenung menikmati matahari terbenam.

Sosok yang diajak bicara masih mengabaikan eksistensi temannya dan hanya melirikkan matanya malas,

“Sangat jarang melihatmu menikmati matahari terbenam, Tenn” tanya suara lainnya yang juga merasa aneh melihat sikap temannya itu begitu tiba di apartemen mereka setelah pembuatan PV mereka di Okinawa.

“Apa kau tau kenapa aku benci melihat matahari terbenam” ujar Tenn lirih memulai pembicaraan membuat keduanya mengalihkan fokusnya pada Tenn

“Aku benci melihat sang fajar di telan gelapnya malam. Sebaliknya aku sangat menyukai matahari terbit” jelasnya tersenyum  kecil

“Sang fajar muncul begitu hangatnya menyambut hari panjang kita, dan kuharap dia tidak akan pernah ditelan gelapnya malam setelah tugasnya berakhir” tuturnya lirih

“Siapa yang kau bicarakan sebenarnya huh” dengus Gaku menyadari arah pembicaraan Tenn

“Tentang Riku-kun ya” imbuh Ryuu tersenyum kecil

“Ne Ryuu kau pasti mengerti akan tindakanku bukan, katakan jika aku telah salah mengambil langkah” tuturnya lirih dengan mata yang tak lepas menikmati cahaya jingga di angkasa

“Jika kau mencari pembenaran aku tidak bisa mengatakannya Tenn, bahkan jika kau mencari penghakiman itu juga bukan sepenuhnya kesalahanmu” jawab Ryuu penuh kehati-hatian.

“Tapi mungkin kuharap kalian bisa membicarakannya lebih baik, pandanganmu secara sepihak tidak bisa kau paksakan begitu saja. Sejauh aku melihatnya, bukankah dia terlalu lama menurutimu selama ini” tanya Ryuu pelan, mendengar pertanyaan lirih itu membuat Tenn menyadari sesuatu

Gaku menghela nafasnya lelah,”Bocah Nanase itu..” ujar Gaku menimbang-nimbang perkataan selanjutnya, “Bisa kukatakan dia adalah brocon akut” imbuhnya lagi.

Membuat Tenn mengerutkan alisnya kesal “Apa-apaan itu” dengus Tenn,

“Dia brocon karena terlalu menyanyangimu, menjadikan mu panutannya, menerima mentah menatah semua perkataan pedasmu. Bukankah itu sudah berlebihan..” ujar Gaku meminta persetuannya yang mau tak mau Tenn mengakui itu semua.

“lagipula dia selalu menurut padamu sejak kecil, karena itu kuharap kau tidak membebaninya lagi dengan perintah egoismu. Karena baginya menentang perkataanmu juga menyakitinya secara tidak langsung.” Pungkasnya

“Sejak kapan kau mengenalnya sejauh itu huh” dengus Tenn merasa kalah,

Gaku hanya terseyum miring
“Seperti kata Nikaido, adikmu bagaikan buku yang terbuka lebar. aku bisa membacanya dengan jelas, karena dia adalah sosok yang begitu murni dan jujur” ujarnya penuh kekaguman

“Hey jangan mengatakannya seperti itu, kau terdengar seperti om om mesum”tegur Tenn kesal

“Ahh ini dia member brocon kita Ryuu” goda Gaku tersenyum mengejek, “Ahahah dasar kalian ini, dan Tenn kuharap hubungan kalian segera membaik” ujar Ryuu tersenyum lembut yang hanya diangguki lemah oleh Tenn.

“Lalu kenapa kau betah menikmati matahari terbenam yang sangat kau benci itu” tanya Gaku teringat rasa penasarannya sejak awal

Tenn hanya menatap sendu ke angkasa, “Aku tidak tahu.. entah keapa matahari kali ini terbenam sangat menyedihkan. Tapi aku juga tidak bisa memalingkan mataku darinya meski terasa sakit” jelasnya mengutarakan perasaannya yang terasa janggal saat ini

.

.

“Hah.. aku mau kemana sebenarnya” ujar Riku lirih melangkakan kakinya menyusuri jalan secara acak. Matanya terus bergulir menyusuri informasi informasi di ponsel Iori yang masih ada di tangannya. Persetan dengan larangannya, Riku benar-benar memberontak pada Iori sekarang.

ID7 Fanfic-Zero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang