Sesuai kesepakatan pukul 3 pagi mereka baru beranjak dan menuju kamar masing2, kamar Riku akan dibiarkan kosong untuk sementara.
Dan penghuninya akan berpindah pindah menempati kamar member lainnya
Tak butuh waktu lama untuk mereka terlelap, dan tidur pulas
“Sst tidurlah nyenyak untuk malam ini Riku” ujarnya lembut mengusap pelan kepalanya
“Arigatou. . . “ gumam Riku pelan,
“Kau seperti Ten-nii” imbuhnya setengah sadar, membuat Mitsuki tersenyum kecil mendengranya dan makin mengeratkan pelukannya
"Lama tidak mendengar itu darimu, setidaknya dalam hatimu kau masih menganggapnya kakak terbaik bukan" gumam Mitsuki pelan
“Lagipula aku sudah berjanji padanya” ujar Mitsuki pelan dan segera terlelap tidur
.
.
.
“Ohayou. .” sapa Iori begitu memasuki ruang tengah dengan mata yang masih setengah terpejam,
“ohayou Iori-kun” sapa Banri dari balik pantry
“Eh Banri-san kau disini” tanya Iori terkejut, “Ah iee gomen aku lupa. Aku hanya tidak terbiasa melihatmu pagi-pagi” ujar Iori segera setelah tersadar
Banri terkekeh kecil mendengarnya, “Kalau begitu mulai biasakan dengan keberadaanku Iori-kun” ujar Banri tersenyum mengerti
“Apa ada yang bisa kubantu?’ tanyanya menghampiri Banri,”Tidak perlu, aku tau kalian bekerja keras hingga pagi. Setidaknya biarkan aku membantu sedikit”
“Apa yang kau bicarakan, mengurus manajemen Idolish7 juga sangat berat bukan, ditambah kau kini harus mengawasi kami” elak Iori
“Yah tidak ada pilihan lain, lagipula aku senang melakukannya. Dan untuk sekarang tidak ada yang bisa lebih dipercaya untuk mengawasi kalian. Kami tidak mau salah langkah untuk melindungi keselamatan kalian” ujar Banri
“Aku mengerti, maka dari itu kami sangat berterimakasih. Jadi ijinkan aku membantu” ujar Iori keras kepala
“Baiklah, bisa tolong potong2 bahan disana” tunjuknya pada setumpukan sayur dan daging yang tertata rapi di meja.
“Oh dimana yang lain?’tanya Iori memecah keheningan,
“Tadi sudah ada Yamato dan Nagi yang kemari tapi menyadari yang lain belum bangu mereka kembali lagi ke kamar dan hanya mengambil sesuatu dari dapur” ujar Banri memasang pose berpikir.
.
.
“Nagi saatnya pembalasan” ujar Yamato mengkomando di depan kamar Mitsuki
“Ouh kau benar Yamato, jarang sekali Mitsuki kesiangan, ini kesempatan emas” bisik Nagi dengan kedua tangannya yang memegang wajan dan centong besi
Mereka berdua mengendap endap dan berusaha membuka kamar Mitsuki hati hati, sebelum. .
“Ehem” terdengar suara deheman dari seseorang yang membuka pintu, Mitsuki hanya mentap datar kedua orang yang menunduk dihadapannya dengan tampang datar
“Sial” gerutu Nagi dan Yamato kesal
Nagi segera menutup kepalanya dengan wajan, dan Yamato merebut centong nasi untuk menutupi sebagian mukanya
“Apa kalian bodoh” tanya Mitsuki menatap keduanya ngeri
“A-Ohayou Mitsu” ujar Yamato merasa gugup tiba tiba

KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Fanfic-Zero [End]
Fiksi Penggemar[Follow yukk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Jadi ini bisa dibilang lanjutan dari cerita The Way of Song, masih dalam universe yang sama wkwkwk. Idolish7 yang meraya...