"Ugh..” lenguh Riku merenggangkan tubuhnya, mengusap matanya agar pandangannya lebih jelas.
Dilihatnya Iori yang sudah berada di pantry membuat minuman, Sougo dan Mitsuki menyiapkan sarapan, Yamato yang menikmati beernya, Nagi, Momo dan Tamaki yang masih tertidur pulas, serta Yuki yang baru dari kamar mandi
“Oh kau sudah bangun Riku-kun” sapa Yuki begitu memasuki ruangan dengan handuk dilehernya untuk mengeringkan rambut panjangnya.
“Ohayou Yuki-san” sapanya riang setelah mengumpulkan kesadarannya
“Ohayou Riku-kun” balasnya
“Nanase-san segera cuci mukamu” titah Iori dari pantry dapur
“Okey,” ujarnya menurut begitu saja dan segera bergegas lari
“Jangan lari-larian” tergurnya yang sudah tidak didengar lagi, membuat Iori menghela nafasnya lelah
“Ahh kau masih bertindak seperti ibunya Ichi” ujar Yamato tekekeh
“Aku tidak, aku hanya mengingatkan tentang hal hal kecil yang selalu di sepelekannya” elak Iori membuat semuanya sweatdrop ‘dasar tsundere’
“Dan hentikan pikiran menyebalkan kalian semua” ujar Iori menatap datar semuanya
“Oh si peramal Iori-kun” ujar Yuki terkekeh dan duduk di samping Yamato, melihat keduanya saling toss dan tersenyum miring membuat Iori makin jengkel
“Ossan lebih baik kau bangunkan mereka, dan berhentilah menggoda adikku” bela Mitsuki membuat Iori menatapnya kagum 'Nii-san kau penyelamatku'
“setidaknya tunggu hingga semuanya tiba” imbuh Mitsuki terkekeh membuat semuanya tertawa, bahkan Sougo ikut menahan tawanya
Iori hanya menatap datar Mitsuki, ‘Kutarik kembali kata kataku, dia bukan kakakku” rutuknya dalam hati
“Kenapa Nanase-san sangat lama,” ujar Iori menyadari centernya yang belum juga tiba
“Kau temui dia Iori, biar kuselesaikan yang disini” ujar Mitsuki menyadari kekhawatiran adikknya
……
Riku tiba memasuki kamarnya lebih dulu, dan terkejut melihat kondisi kamarnya
“Ahh” ringisnya sakit tak sadar menginjak pecahan kaca di kamarnya
Ia masih menatap sekitarnya bingung dan melihat batu besar terlempar disalah satu sudut kamarnya, kaca kamarnya juga pecah tak beraturan.
Segera ia bergegas menuju balkon dan menatap keluar
Riku terdiam membeku melihat siluet sesorang yang sama dengan yang ia lihat di atas gedung kemarin
Ingin ia mengejarnya namun rasanya sangat menakutkan seolah ada yang menahannya untuk tetap disana, orang itu menyadari taatapan Riku dari balkon dan tersenyum miring
Karena lemas Riku terduduk dilantai, dilihatnya kaca yang tercecer di kasur hingga lantai kamarnya,
“Apa yang akan terjadi jika aku tidur disini” gumamnya pelan, tubuhnya menggigil membayangkannya
Ia masih duduk diam disana dan tidak bergerak, bahkan untuk berteriak tidak sanggup lagi seolah energinya habis terkuras.
“Kenapa?’ racaunya dalam pikirannya, Riku masih berusaha memikirkan apa yang terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Fanfic-Zero [End]
Fanfiction[Follow yukk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Jadi ini bisa dibilang lanjutan dari cerita The Way of Song, masih dalam universe yang sama wkwkwk. Idolish7 yang meraya...