Riku mengerjabkan matanya dan menatap langit langit
'Ini di. . .' pikirnya memikirkan apa yang terjadi sebelumnya
'Ahh kamar Tamaki' setelah menyadari dimana ia berada, Riku mengerjabkan matanya berkali kali agar pandangannya lebih jelas
Ia sedikit mengleuh menyadari gangguan gangguan kecil di pipinya
"Tamakii" keluhnya melirik Tamaki yang menusuk nusuk pipinya sedari tadi
"Aa gomen aku tida bermaksud membangunkanmu" ujar Tamaki tersadar dari lamunannya
Riku menggeleng lemah tanda itu bukan salahnya, "Kau belum tidur?" tanya Riku menatap Tamaki
"Aku tidak bisa tidur" ujar Tamaki blak blakan
"Kau gugup dengan ujianmu besok" tanya Riku memikirkan berbagai kemungkinan penyebabnya
"kurasa sebagian karena itu" ujar Tamaki tak yakin
Riku menatapnya bingung, "Tapi aku hanya takut sesuatu yang buruk akan terjadi" gumam Tamaki pelan
Riku mengerti dan mengusap lembut kepalanya untuk menenangkannya, "Mau menceritakannya padaku?"tanya Riku pelan
"Mikki terluka hari ini.. Dan itu bukan kecelakaan" ujar Tamaki pelan, membuat Riku sedikit tercekat
"firasatku buruk soal ini, bagaimana jika semuanya terluka.. Bagaimana jika kita kehilangan seseorang... Aku kehilangan ibuku dulu.. dia orang yang baik karena itu dia cepat pergi meninggalkan dunia ini... Kalian semua orang baik dan kenapa selalu ada orang jahat yang membenci kita" ujarnya mengetatkan giginya emosi
"Ne Tamaki, jangan berpikiran yang terlalu jauh.. Tidurlah" ujar Riku lembut
"Aku tidak mau, aku bermimpi kalian semua terluka dan Rikkun pergi bertemu ibuku" ujarnya mengeratkan pelukannya pada pinggang Riku tak mau kehilangan
"Itu hanya mimpi buruk Tamaki, percayalah saat membuka matamu kau akan terbangun melihat matahari esok. Aku juga berjanji akan membangunkanmu mendahului Sougo-san" ujarnya terkikik geli
"Kita akan menuju dapur dan melihat Mitsuki dan Iori yang sibuk memasak sarapan, seperti biasa Yamato-san akan membaca skrip naskahnya dutemani dengan bir nya, Nagi akan tertidur di sofa karena begadang menontom magicona, dan Sougo-san akan selalu rajin merapikan dorm" ujarnya tersenyum kecil.. 'Hari esok akan kembali seperti biasa, benarkan Iori' pikirnya dalam hati
"Kau tau, ibuku suka menyanyikan lagu ini saat aku mimpi buruk" ujar Riku menggumamkan melodi lembut
"Ibumu pasti orang baik"
"Tentu saja, aku ingin mengajak kalian semua menemuinya. Ibu pasti senang mendapat tambahan anak yang banyak" ujar Riku terkekeh
Tamaki megengguk kecil, "Uhm ayo kesana, aku juga ingin menemuinya" ujar Tamaki
Riku tersenyum lembut dan terus mengusap kepalanya meberi kenyamanan, "Rikkun mirip seperti Ibuku, tapi jangan pergi menemuinya dulu" ujarnya dengan mata yang memberat
"Aku masih disini Tamaki" ujar Riku tersenyum lembut.
.
.
.
.
Drtt drrt drtt
Getar ponsel terus terusan berdering, mulai mengusik tidur sang surai raven
Memunculkan kepala dari selimutnya, ia meraih ponsel merah disampingnya
"Moshi moshi" sapa Iori tanpa melihat siapa peneloponnya
![](https://img.wattpad.com/cover/227966528-288-k51058.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Fanfic-Zero [End]
Fanfic[Follow yukk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Jadi ini bisa dibilang lanjutan dari cerita The Way of Song, masih dalam universe yang sama wkwkwk. Idolish7 yang meraya...