"Ingat gue, nggak?" tanya Agra kepada gadis yang duduk di atas brankar UKS.
"Nggak, emang kita pernah ketemu?" bukannya menjawab gadis itu malah bertanya balik.
"Lo ingat nggak cowok yang semalam di taman berdua sama lo?" tanya Agra sembari mengambil kotak P3K, lalu duduk di dekat Tara. "Itu gue."
Tara hanya ber oh-ria sebagai balasannya, membuat lelaki yang duduk di sampingnya mendengkus kesal.
"Lidah lo kepotong, yah? singkat amat ngomongnya, tanya apa kek!" ketus Agra dengan raut wajah yang kesal.
"Lo siapa, sih? Lo ngikutin gue, yah? Jangan-jangan lo mau nyulik, gue?" cerosos Tara, mungkin itulah kalimat terpanjang yang Tara utarakan kepada orang asing.
"Gue emang suruh lo nanya ke gue, tapi satu-satu kali. Oh, yah, Lo nggak kenal gue? Seriusan?" tanya Agra kedua alisnya terangkat tanda tidak percaya.
"Nggak usah sok kenal, deh, emang kita pernah kenalan gitu? Nggak, 'kan?!" Tara tampak sedikit kesal dengan lelaki yang ada di hadapannya, bagaimana tidak lelaki itu terus saja bertanya seolah mereka sudah bertemu selain di taman.
"Ya udah, gue kenalan ulang, yah, barang kali lo lupa. Nama gue Agra Alvredo Mahardika, waktu kita kenalan dulu lo manggil gue Redo," jelas Agra yang membuat Tara menaikkan kedua alisnya, ia benar-benar tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh lelaki yang masih asing baginya.
"Gimana? Sekarang lo ingat gue 'kan?" tanya Agra berharap gadis yang duduk di depannya mengatakan 'iya'
Nyatanya Tara hanya membalas dengan gelengan yang artinya gadis itu tidak mengenal dirinya.
"Lo, Tiara, 'kan?"
Deg!
Pertanyaan Agra membuat jantung Tara berdetak tak karuan. Kini ia menatap Agra dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Dari mana dia tahu soal Tiara? apakah laki-laki ini mengenalnya?" batin Tara, menatap intens lelaki di depannya.
"Woii! kenapa bengong, sih?" Agra melambaikan tangan di depan wajah Tara, berupaya menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
"Lo, Tiara, 'kan?" tanya Agra sekali lagi guna untuk memastikan.
"Dari mana lo tahu soal Tiara? Dan satu lagi, gue nggak ngerasa pernah ketemu cowok yang namanya Redo."
"Lo beneran lupa sama gue? Lo nggak ingat sama anak laki-laki yang lo temui di taman beberapa tahun lalu?" bukannya menjawab Agra malah semakin menghujami Tara pertanyaan hingga sang empu benar-benar bingung harus menjawab apa.
Riuh kendaraan lalu lalang yang memekakkan telinga selalu ada untuk menemani sepinya seseorang. Seorang anak kecil kira-kira berusia 8 tahun terduduk di atas ayunan taman dengan wajah masam seraya menatap kosong ke arah rerumputan tempat kakinya terinjak.
"Hay!" satu kata yang berhasil membuyarkan lamunan anak tersebut, ia dengan segera mendongak untuk melihat siapa pemilik dari suara itu.
"Sendirian aja?" gadis asing itu kembali bertanya seolah ingin berteman dekat dengan lelaki yang mungkin juga tidak dikenalnya.
Gadis tersebut mendekatkan wajah tepat di bagian dada manusia yang duduk berayun di sampingnya. "Agra Alvredo Mahardika. Ya ampun, masih panjangan nama aku. Eh, aku, panggil Redo, yah?" tanyanya memastikan.
Bocah kecil itu beralih menatap secara intens gadis yang sama sekali tak di kenalnya. Manis. Satu kata yang terlintas di otaknya saat melihat wajah mungil dengan tahi lalat di dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
Teen FictionAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...