Suara ketukan sepatu jelas terdengar menggema di lantai koridor yang sepi. Hari ini Tara memutuskan untuk berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan sendiri, kemungkinan besar Agra tidak akan menjemputnya karena kejadian di cafe kemarin.
Tiba-tiba saja ada dua tangan yang merangkul bahu gadis itu dari belakang membuatnya sedikit terkejut.
"Helloo!! Ketemu lagi dengan Aundry yang cantik membahana ini." Aundry menyibakkan rambutnya di depan wajah Tara.
Tapi Tara tidak menghiraukan kedua manusia yang kini berada di sampingnya. Gadis itu fokus dengan pikirannya sendiri.
"Sok cantik! Orang mirip annabel juga," cela berdecih jijik.
"Iri bilang boss!" Aundry tersenyum meremehkan.
"Amit-amit, yah, gue iri sama kutu babi kek lo. Cantikan gue di mana-mana kali," ujar Meysha mengusap bibirnya pelan.
"Kalo cantik kenapa jomblo coba? Gue dong bisa pacaran sama salah satu most wanted di sekolah ini. Lah lo udah lumutan nunggu pasangan." Aundry tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya sendiri.
Meysha menatapnya kesal. "Lihat aja, bentar lagi gue bakal punya pacar!"
"Sama siapa? Sama Davin?" ujar Aundry alisnya terangkat satu.
Jitakan keras dari Meysha mendarat sempurna di kening Aundry. "Ingat yah, jomblo nggak harus punya pacar. Gue jomblo karena gue terlalu sempurna untuk di miliki seseorang."
Sedangkan Tara hanya mendesah pasrah dengan kelakuan kedua sahabatnya apalagi dirinya berada di tengah-tengah mereka.
"Udah, nggak ada yang cantik, kalian semua jelek! adil 'kan?" Tara menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Adil sih adil, tapi sama-sama cantik kek bukan sama-sama jelek," protes Aundry mengerucutkan bibirnya ke depan.
Manik cokelat miliknya menangkap sosok lelaki tinggi yang berada beberapa meter di depan sana.
"Gue ke sana dulu, yah," tunjuk Tara kepada lelaki tersebut. "Kalian duluan aja ke kelas."
Kedua sahabatnya hanya mengangguk sebagai jawabannya, Tara kemudian menyusul lelaki tersebut.
"Kok gue ngerasa Tara sama Kak Raffael lagi nggak baik-baik aja, yah," ujar Meysha kepada gadis di sampingnya.
Aundry menatap punggung Tara yang mulai menjauh bersama Raffael, sepertinya kedua remaja itu menuju ke taman belakang sekolah. "Entahlah, kita tunggu aja kabarnya dari Tara."
Di pertengahan koridor sekolah tepatnya di hadapan kelas X IPS 1, kedua gadis itu berpapasan dengan KaniaCs.
Meysha menatap tak suka pada ketiga orang di hadapannya.
"Gue suka kerja lo, Dry." Kania menepuk bahu Aundry sampai akhirnya meninggalkan kedua gadis itu tak lupa diekori oleh kedua temannya.
Meysha menatap Aundry seolah bertanya 'maksudnya?'
"Kania bilang gitu karena mungkin gue udah berhasil main cheerleaders dengan baik. Lo tau kan gue seorganisasi sama dia. Tenang aja Sha, kita cuman sebatas teman seorganisasi, kok," ucap Aundry.
"Ohh, nggak papa lo temenan sama Kania, baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi, terserah. Gue nggak mau jadi sahabat yang ngatur-ngatur kehidupan sahabatnya yang lain," balas Meysha tersenyum ke arah Aundry.
"Ahhh! Sweet!"
"Udah, yuk kita ke kelas," ajak Meysha kemudian merangkul bahu Aundry.
----
"Pagi, Kak."
"Nggak usah basa-basi, kenapa ngajak gue ke sini?" tanya Raffael dengan nada yang terkesan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
Teen FictionAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...