Upacara telah usai lima menit yang lalu. Tara dan Agra berjalan letih ke pinggir lapangan untuk berteduh di sana.
Tara mengibas-ngibaskan topi yang dipegang ke wajah. "Panas banget sih, anjirr!"
"Nggak sopan, kalo cewek ngomong kasar," peringat Agra. Keringat bercucuran di wajah hal itu tidak mengurangi kadar ketampananannya, malah kaum hawa yang melihatnya berteriak kesetanan.
Banyak kaum hawa yang berlomba-lomba memberinya air, tapi tidak satupun yang dia terima.
"Kenapa airnya nggak diterima tadi?" tanya Tara.
"Ya, karena aku nggak haus."
"Bohong, bilang aja kamu takut kan sama aku. Kalo nggak ada aku pasti kamu ambil, iya 'kan?"
"Jadi kamu cemburu nih sama mereka?" goda Agra dengan senyum bangga kemudian ia berusaha menatap gadis di sampingnya.
"Ngggak usah kepedean!" ketus Tara melihat kearah lain untuk menghindari kontak mata dari Agra
"Yaudah, aku bakalan pacarin semua cewek-cewek di sini, kan kamu nggak cemburuan jadi aman dong," timpal Agra.
"Nggak boleh!"
"Kenapa? Bebas dong," ujar Agra merentangkan kedua tangannya ke samping.
"Karena kamu udah punya pacar."
Agra tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan kekasihnya saat ini.
"Lihatlah Tara kita, ngomong cemburu aja susah." Meysha datang menghampiri Tara yang diekori oleh Aundry, Ado, dan Davin. tangannya menenteng satu botol air berlogo AKUA.
"Gengsi kok dipelihara," sambung Aundry.
"Ehh kalian nggak bawain gue minum?" tanya Agra pada dua lelaki di hadapannya.
"Lupa bro, lo minum air liur aja," ujar Ado terkekeh.
"Emang lo siapa harus dibawain air?" sambung Davin ia fokus menatap layar ponselnya.
"Dasar teman-teman laknat!" Agra kemudian menatap botol yang sedang diteteng Tara, sepertinya gadis itu baru saja menghilangkan dahaganya.
Agra merebut botol air tersebut dan langsung meneguknya kandas. "Minta airnya, yah." Agra tersenyum lebar memperlihatkan jejeran gigi putihnya.
"Tapi, itu bekas aku Gra," desis Tara.
"Itu artinya first kiss lo udah diregut sama Agra, OMG!!" histeris Aundry membuat beberapa pasang mata menatapnya heran. Ia langsung menutup mulutnya sendiri. "Maaf kelepasan," ujarnya lagi dengan terkekeh.
"Pakai aku-kamuan lagi. Sweet banget, deh," tambah Adol menirukan suara salah satu fans-fans Agra.
Semua terbahak-bahak melihat tingkah dan ucapan Ado.
"Itu namanya bucin akut." Davin menambahkan suara yang terkesan dingin
"iri bilang bos!" desis Aundry dan Ado bersamaan.
"Udah yah, Dry, jangan samain dunia nyata sama dunia novel karena dunia novel terlalu indah untuk disamakan dengan dunia nyata, jadi jangan sama-samain. Udah ah ... gue mau ke kelas!" ketus Tara, ia melenggang pergi meninggalkan teman-temannya.
"Yah, ngambek," ujar Aundry.
Meysha kemudian menyusul Tara yang diekori oleh Aundry. Tak lama setelah bel berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai.
Hari senin, hari paling membosankan bagi Tara, selain harus upacara ia juga tidak suka dengan materi pelajarannya.
Tara memang memperhatikan penjelasan guru di depan sana, tapi pikirannya mengarah kehal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
Teen FictionAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...