Gebrakan yang dilakukan Aundry sontak membuat ketiga lelaki itu terlonjak kaget bahkan salah satunya hampir tersendak.
Aundry menatap ketiga lelaki itu bergantian. "Ngapain kalian duduk di sini? Ini bangku langganan gue!"
"Tapi kan sekarang ini bakalan jadi bangku langganan kita juga," jawab Ado tak mau kalah.
"Diam deh kalian, gue kesini mau makan, jadi kalo kalian mau berantem sana di hutan!" usir Tara.
"Jahat banget sih, Ra! Gue kan nggak rela bangku kita ini kena virusnya Ado." Aundry mendaratkan bokong kasar, ia duduk di hadapan Ado, sedangkan Meysha duduk di hadapan Davin dan jangan tanya lagi Tara pasti akan duduk di hadapan Agra. Mereka diibaratkan saja sedang mengadakan kencan bersama.
"Hari ini kan ada yang jadian tuh, kita nggak mau tau salah-satu dari kalian harus traktir kita-kita, atau kalau perlu kalian berdua," ujar Meysha yang diangguki oleh yang lainnya.
Tara hanya menatap pasrah makhluk yang sebangku dengannya, mereka belum tahu Tara sekarang sedang mengirit pengeluaran mengingat hukuman ayahnya yang begitu kejam.
"Ok deh, kita traktir kalian," ujar Tara pasrah.
"Nggak usah Ra, biar gue. Lo simpan aja." cegat Agra.
"Tapi—"
"Udah yah Ra, Agra aja. Kalo kalian terus berdebat kapan makannya kita?" Aundry menggeleng pelan, begini nih kalau keras kepala ketemu keras kepala.
"Yaudah gue aja yang pesenin kalian berdua, gue sumpek liat mukanya Ado." Aundry melenggang pergi menuju tempat pemesanan.
"Untung cinta, kalo enggak udah gue bikin geprek tuh anak," cetus Ado ia sedikit kesal dengan respon Aundry terhadapnya.
Sementara Davin, lelaki itu tiada hentinya menatap Meysha, ia tidak ingin membuang kesempatan. Ia sungguh merindukan adegan di mana dirinya dan Meysha duduk berhadapan.
"Pesanan datang!" Aundry meletakkan pesanan kedua sahabatnya, ia sudah tahu menu apa yang akan dipilih kedua gadis tersebut jadi dia tidak perlu bertanya lagi.
"Hati-hati, Vin, nanti mata lo ngeloncat keluar," tegur Ado membuat Davin sontak memalingkan muka asal.
"Gue mencium aroma clbk nih," ramal Adol mengibas-ngibaskan tangannya kearah indra penciuman.
"Cinta lama bersemi kembali maksud lo? Siapa?" tanya Aundry sembari melahap makanannya.
"Siapa lagi?" Ado menaik turunkan alis dengan ekor mata menatap lelaki di samping Agra.
"Meysha-Davin maksud lo?" tanya Aundry membuat Meysha terbatuk.
Entah keberanian dari mana Davin menyodorkan minumannya untuk Meysha, tanpa pikir panjang gadis itu langsung meneguk jus sampai kandas tidak perduli itu dari siapa.
"Lo keselak apa doyang?" Tara melirik sekilas.
"Dua-duanya."
"Ciee, cie," goda Ado yang diikuti siulan Aundry.
"Apaan sih kalian berdua?!" geram Meysha dan Davin.
"Ciee barengan lagi." Lagi, Ado berhasil membuat muka Davin memerah padam.
"Ehh bdw mereka pernah pacaran?" tanya Agra setelah sekian purnama diam menyimak sesekali mecubit-cubiti pipi sang kekasih.
"Nggak!" Jawab Meysha bersamaan dengan Davin.
"Iya, mereka pernah pacaran bahkan punya baju couple lo," ungkap Ado cengar-cengir tak jelas.
"Bahkan gue percaya mereka masih saling sayang," sambung Aundry. "Emang setiap orang yang putus harus saling membenci gitu, yah?" Aundry menatap kedua insan di samping dirinya dan Ado
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
Teen FictionAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...