Tara bersama kedua sahabatnya berjalan beriringan ke tempat pengisian perut, tangannya menenteng kotak makanan yang berisi sandwich.
Tak butuh waktu yang begitu lama. Ketiga gadis itu sudah berada di kantin dan di bangku langganan mereka.
Seperti biasa Aundry dan Ado yang akan memesankan makanan untuk kedua sahabatnya masing-masing. Tapi, hari ini Agra mengambil alih tugas sahabatnya itu.
"Tumben lo mau mesen makanan?" tanya Ado heran.
"Emang kenapa? Nggak boleh?"
"Boleh aja, sih. Tapi, lo tau kan penggemar lo di sana bertaburan. Kalo doi lo cemburu, gimana?" Ado sesekali melirik Tara yang fokus menatap sandwichnya.
"Tara nggak cemburuan soalnya dia percaya sama gue," ujar Agra kemudian berjalan mengikuti Aundry, tentunya untuk memesan makanan.
Sesampai di tempat pemesanan Agra sesekali melirik bangku tempat pacar dan teman-temannya berkumpul.
"Dry, gue mau nanya sesuatu?"
Merasa dipanggil Aundry menoleh ke orang di belakangnya.
"Apaan?"
"Tara suka belanja, yah?"tanya Agra.
"Nggak tuh, gue jarang banget liat dia ke supermarket atau ke mall. Paling kalo butuh sesuatu dia nyuruh pembantu aja. Setahu gue rajinnya ke toko buku. Emang kenapa lo nanya gitu?"
"Kalau pulang sekolah, Rara, nggak mau dianterin pulang dia minta turun di supermarket dekat cafe kakak gue. Lo tau 'kan cafe itu?"
Aundry mengangguk. "Gue harus manfaatin keraguan lo."
Aundry menatap Tara sendu. "Kenapa nggak lo ikutin aja, Gra. Barang kali itu bisa ngejawab pertanyaan lo."
"Iya juga, yah. Gue nggak pernah kepikiran soal itu. Makasih, yah, sarannya," ujar Agra tersenyum simpul.
Ia dan Aundry kemudian meraih nampan dan berjalan ke arah mejanya.
Di meja lain Kania dan kedua temannya berjalan menghampiri meja Fian.
"Gue dengar, anak itu bakal ulang tahun besok lusa, yah?" tanya Kania dengan pandangan terarah pada gadis berkuncir kuda yang selalu saja mendapat perhatian cowok-cowok penghuni kantin.
"Mmm, kenapa emang?" Fian menatap heran Kania.
Sementara gadis itu tersenyum miring. "Gue mau ngasih dia kejutan yang nggak bakalan bisa dia lupain."
"Kejutan?" tanya Fian tak mengerti.
"Iyups, kali ini gue butuh bantuan lo. Dan yah, jangan sampai Naya tau," ujar Kania senyumnya tak kunjung pudar.
Fian mengangguk mengerti ia beruntung karena Naya tidak pernah berkunjung ke kantin yang di tempatinya, semenjak kejadian dirinya menampar Tara. Selain itu adik keduanya selalu membawa makanan dari rumah.
"Ehh, Ra. Lo mau liatin aja tuh sandwich nggak mau di makan gitu?" tanya Meysha, ia tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya.
Tara masih tak bergeming. Lelaki di hadapannya sudah muak melihat kelakuannya itu.
Agra kemudian memotong sandwich milik Tara dan menyuapkannya masuk ke dalam mulut gadis itu. Sontak Tara membulatkan matanya.
"Agra!"
"Kenapa, Rara? Liatin sandwich nggak bakal ngebuat kamu kenyang daripada natap dia mending kamu natap aku aja, lebih berfaedah untuk kesegaran hati. Bahaya juga, gimana, kalo dia naksir kamu?" ujar Agra dengan tampang tak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
Teen FictionAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...