"Yaudah, apa rencananya?" tanya Aundry serius.
"Jadi, Gini ...." Ado menjeda ucapan. "Telepon Tara dulu."
Aundry menoyor jidat Ado, membuat sang empu meringis kesakitan. "Haduehh, aku pikir kamu udah punya rencana, sok-sok-an bikin penasaran lagi."
Aundry meraba kantung celana mengambil benda pipih yang ada di sana kemudian gadis itu mengotak-atik benda tersebut.
"Halo, Ra. Lo di mana?"
"Di rumahnya Agra, kenapa emang?" tanya seseorang di seberang sana.
"Kebetulan banget dong, gue lagi di Cafe Rosmeria, nih. Dekat tuh dari rumah Agra, lo ke sini yah, kita mau ngomongin soal Meysha."
Gadis di seberang sana, langsung saja mematikan telepon sepihak tanpa mau membalas ucapan Aundry.
Aundry menjauhkan handphonenya dari telinga. "Dasar kutu kupret, main matiin telepon aja!"
"Sabar, yang," ujar Ado mengusap punggung Aundry.
Aundry menarik napas dalam-dalam. "Aku cantik, aku sabar."
Beberapa menit kemudian, terlihat dua orang remaja mendekati meja Aundry, mereka adalah Tara dan Agra. Jarak rumah Agra dari Cafe terbilang sangat dekat hanya beberapa meter saja.
Tara duduk di dekat Aundry dan Agra duduk di dekat Ado, mereka seperti mengadakan double date.
Tara langsung meminum jus milik Aundry. "Gue minta, yah." Tara meminum kandas jus tersebut.
"Ra, gue belum izinin lo minum jus gue, kok langsung lo embat aja, sih!" gerutu Aundry dengan bibir mengerucut.
"Udah ikhlasin aja, udah di dalam perut juga," timpal Tara tak berdosa.
Aundry mengusap dadanya. "Gue imut, gue sabar. Jadi gimana nih, Ra, masalahnya Meysha dan Davin?"
"Menurut lo gimana?" Tara kembali bertanya.
"Menurut gue, sih, kita buat mereka sadar kalo mereka masih saling mencintai cuma ketutup benci aja," saran Ado.
"Caranya?" tanya Agra, lelaki ikut membuka suara.
"Gimana kalo kita buat mereka saling cemburu?" usul Aundry.
Ia dan Ado menatap Tara dan Agra bergantian. "Dan masalah orang yang jadi objek kecemburuan mereka, kita serahin sama kalian, secara kalian kan punya banyak penggemar," ujar Ado yang diangguki oleh Aundry.
Tara dan Agra mendengkus pasrah bersamaan.
"Terus selanjutnya gimana, yah?" tanya Aundry mengetuk dagu dengan jari telunjuk.
"Kita buat mereka ketemuan aja," jawab Tara
"Iya benar tuh, tapi di mana?" Agra memutar bola mata pusing.
"Gimana kalo di pantai aja?"
Aundry menggelengkan kepala. "Jangan, mending di kantin sekolah aja."
"Nggak di pantai aja."
"Jelek, di kantin aja!"
"Pokoknya di pantai!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
Teen FictionAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...