Agra melepas genggamannya dan sedikit menyerongkan tubuh.
"Gue ke kelas dulu, yah." pria itu melenggang pergi tanpa menunggu balasan dari Tara, ia tidak mau Tara tahu kalo dirinya kini sedang menahan emosi.
"Ada apa sih sebenarnya? Tadi sikapnya sweet banget, sekarang berubah lagi, aneh!" gerutu Tara. Ia melangkahkan kakinya masuk ke kelas yang langsung disambut pasang mata yang menatap dengan sorot tidak bisa diartikan. Bahkan sahabatnya juga melakukan hal yang sama.
Brakk!
Gebrakan Tara membuat sebagian pasang mata berhenti menatapnya.
"Ada apasih, ini? Kenapa kalian natap gue kayak gitu? ada masalah sama gue?" kelas itu mendadak hening sampai akhirnya seorang gadis membuka pembicaraan.
"Guys!! badnya kelas ini ternyata normal!" histeris Aundry menutup mulut. "OMG, Tara! Gue nggak percaya lo pacaran sama Agra? sumpah deh!" celetuk Aundry diiringi dengan anggukan berjamaah penghuni kelasnya.
"Ya ampun Ra, lo sadar nggak sih lo udah nyakitin hati gue." tunjuk Meysha kebagian tubuhnya yang dikatakan sebagai hati.
"Kenapa, Sha? Bukannya lo musti bahagia yah sahabat lo ini akhirnya pacaran," tanya seorang gadis yang duduk semeja dengan Aundry, semua siswa-siswi kelas itu menatapnya heran.
"Gue ...." Meysha menggantung ucapannya.
"Apaan Sha? Perasaan gue nggak pernah ngapa-ngapain lo?" Tara membawanya dirinya pada kursi yang berada di dekat Meysha. Akibat dari tingkah aneh teman sekelasnya membuat Tara lupa untuk duduk.
"Tara udah selingkuhin gue!" ungkapnMeysha sok dramatis tak lupa tangannya mengusap matanya seolah sedang menangis.
Sontak seisi kelas mengembuskan napas kasar bahkan ada yang sampai menggebrak meja.
"Aelah, Sha, gue pikir apaan coba kalo lo cowok udah gue tampol duluan tadi," ketus ketua kelas mereka.
"Iya, nih, Meysha kirain apaan."
"Malah sok ngegantung lagi," sambung salah siswa yang berada tepat di depan bangku Meysha.
"Heheh, maaf, buat nambah-nambahin greget aja," ujar Meysha tak lupa dengan cengiran khasnya.
"Udah bubar sana, sesak gue kalo kalian berdirinya di sini!" seru Tara membuat semua siswa-siswi berhamburan menuju bangku masing-masing.
Merasa suasana sudah mendukung Tara mengambil sesuatu di dalam tas hitam miliknya, apa lagi kalo bukan novel.
Ia kembali memasang headset yang sempat ia lepas saat masuk ke kelas.
"Lepasin dulu headsetnya kita mau ngomong." Tangan Aundry menarik kabel headset milik Tara, membuatnya ditatap tajam oleh sang pemilik headset.
"Wish, santai Ra, nanti mata lo kepeleset keluar," ledek Aundry cengengesan.
"Nggak lucu!"
"Lo beneran pacaran sama Agra?" tanya Meysha dengan wajah yang menunggu jawaban yang akan dilontarkan Tara.
"Mungkin," jawab Tara singkat membuat kedua sahabatnya menatap kesal ke arahnya.
"Gue serius, Attara Anastasya Ganendra!" Kesabaran Meysha hampir habis.
"Gue bahkan lebih serius dari kalian," jawab Tara tak mau kalah, kini ia memandang kedua sahabatnya.
"Jawaban lo itu masih nggak pasti, kita itu penasaran," ujar keduanya.
"Lo ingat kan lagu roma irama apa sih itu liriknya." Tangan meysha ia tepuk-tepukkan di dagu layaknya seseorang yang sedang berpikir.
"Sungguh mati aku jadi penasaran....
Sampai ma—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tara [END]
أدب المراهقينAttara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam jurang kehancuran, yang di buat oleh keluarganya sendiri. Bertahun-tahun ia hidup dalam kesakitan b...