13. Confess

781 116 5
                                    

Baru juga Irene mau melanjutkan amarah dan interograsinya terhadap fotonya yang bisa-bisanya Taehyung upload. Tapi pramusaji itu menginterupsi.

"Dua nasi goreng kambingnya makan sini" Taehyung tersenyum, mas-mas ini datang di saat yang tepat.
"Tuh Rene makan dulu ga baik kalo makan sambil ngomong" ia membantu mengambil satu piring nasi goreng itu dari tangan si pramusaji dan ia letakkan di depan Irene. Lalu sang pramusaji meletakkan milik Taehyung.
"Sebentar ya mas, biar es teh nya saya ambil, untuk yang dibungkus nanti saya antar juga"
"Iya mas santai aja yang dibungkus nanti aja ga papa, minumnya dulu aja takut pacar saya keselek" lagi-lagi pacarnya katanya.

Irene sudah malas menanggapi, ia menyendokkan dengan cepat nasi goreng itu, niatnya biar makannya cepat usai dan ia bisa melanjutkan sesi interograsinya tadi atas Taehyung, tapi ternyata malah lain

"Rene makannya pelan-pelan sih, kaya dikejer rentenir gitu masa" baru juga Taehyung ngomong.
"Uhuk"
"Tuh kan keselek kan"

Taehyung dengan cekatan menggeser bangkunya mendekat ke Irene lalu mengelus pelan punggung Irene seolah menenangkan batuknya akibat tersedak nasi yang sedang ia kunyah, untungnya sang pramusaji seakan peka dan dia hadir membawa es teh tawar yang sudah Taehyung pesan di awal, Taehyung segera menyambar salah satu gelas di tangan pramusaji itu.

"Minum dulu Rene"

Irene langsung mengambil gelas dari tangan Taehyung dan mengarahkan ke mulut kecilnya. Oh iya, tangan Taehyung pun masih menempel di gelas itu seolah membatu Irene memproses minumannya.

"Makasih" lalu Taehyung yang menaruh gelas Irene di meja dan ia kembali ke tempatnya.

Baiklah, sekarang mereka makan dengan tenang, tentu saja Irene makan lebih perlahan sekarang, walau segelas es teh kini sudah berada di depannya. Bukan masalah es teh, tapi malunya itu loh keselek di depan Taehyung yang tidak lain tidak bukan anak magangnya sendiri, kan malu selaku senior, udah gaada harga dirinya lagi deh ini.

"Rene" itu Taehyung.
"Hm" Irene masih bete dong.
"Menurut kamu, aku ini siapanya kamu?" pertanyaan agak rancu ya.
"Ya anak magang saya lah, terus kamu maunya apa lagi coba?" tentu Irene salah sudah bertanya.
"Pacar"
"UHUK" jawaban singkat itu kini membuahkan hasil tersedak lagi.

Tadinya Taehyung sudah siap mengambilkan gelas Irene untuk lagi-lagi menuntun gelas itu ke bibir kecil milik lawan bicaranya. Tapi Irene bertindak lain. Ia menepis tangan Taehyung dan mengambil gelasnya sendiri.

"Maaf mbak" itu Taehyung.
"Kenapa maaf?" ya sebenernya sih Irene kesel juga ya sama Taehyung yang selalu sebut-sebut 'pacar'.
"Karena saya terlalu frontal mengucapkan keinginan saya"
"Pacar?" kata Irene.
"Saya sayang sama mbak, saya tertarik sama mbak dari awal kita ketemu, saya akuin kalau memang pertama sekali yang membuat saya tertarik sama mbak jelas paras mbak yang ga manusiawi itu"
"Semua laki-laki juga sama aja, saya udah biasa disayang sama orang, udah banyak yang suka dan nyatain cinta sama saya jadi saya ga heran kalau kamu juga suka sama wajah saya"
"Tapi lebih dari itu mbak"
"Apa?"
"Saya lebih suka sifat mbak yang kayak barusan"
"Ya apa?"
"Mbak yang apa adanya, tidak menutupi segala sesuatunya, mbak yang kalau ga suka ya langsung ngomong, mbak yang kalau mau tuh bilang, pokoknya sifat mbak yang blak-blakan jauh bikin saya lebih tertarik lagi sama mbak, bahkan jauh dari sekedar wajah cantik mbak, saya lebih jatuh cinta ke sikap mbak" Irene diem lah, gatau juga kan mau jawab apa.
"Saya tahu mungkin terlalu cepat, kita juga kenal baru-baru ini, tapi kalau mbak tanya keseriusan saya, saya jelas sangat serius sama mbak, saya mau mbak jadi pendamping hidup saya, kalau kemarin saya masih hargai mbak punya seseorang, jadi saya ga segamblang ini untuk bilang suka sama mbak, tapi sekarang, bisa izinkan saya untuk setidaknya lebih dekat dengan mbak? Saya akan maju jika hanya mbak mengizinkan saya untuk itu, saya tidak mau membuat mbak tidak nyaman dengan kehadiran saya kedepannya" ya Irene diem lagi dong, atuh gatau mau jawab apa.
"Ga boleh ya mbak?" sumpah Irene pusing kalau didesak begini.
"Tunggu dulu atuh saya lagi mikir!" Taehyung malah tertawa melihat jawaban Irene.
"Iya, saya tunggu, selagi mbak belum jadi milik siapa-siapa, pasti saya tunggu"
"Alah, kamu ganteng gitu masa iya gaada yang suka? Bentar ada ade kelas yang deketin kamu juga nanti kamu lupa sama saya"
"Mbak, saya sukanya sama mbak loh, kok malah bahas orang lain sih?" Taehyung agak tersinggung rupanya.
"Okay fine, saya minta maaf sama ucapan saya barusan. Jujur, saya sebelumnya juga ga pernah deket sama anak magang, sama rekan kerja juga jarang, yang bisa deket sama saya ya cuma Solar itu kalau temen, dan kalau lawan Jenis selain keluarga saya ya cuma Dani. Jujur, saya nyaman sama kamu, saya ga tahu ini namanya perasaan apa, tapi yang jelas kalau saya sama kamu, ya rasanya aman aja gitu gatau kenapa. Kalau barusan kamu nyatain cinta dan ingin mendekat, ya saya sekali lagi bilang silahkan, saya udah biasa dicintai dan juga menerima pernyataan cinta, dan untuk izin"
"Mbak ga kasih ya?"
"Sabar dulu sih orang lagi ngomong disela mulu! SAYA KASIH! Puas kamu?" Taehyung girang banget dong, ga pake aba-aba dia langsung majuin dirinya ngecup bibir Irene yang masih mengerucut setelah mengucap 'kamu' dan ya, rasanya manis.
"Makasih mbak" Taehyung senyum manis banget, Irene masih bingung barusan kejadian apa.
"ANDRE! KAMU BARUSAN NGAPAIN!"

My Intern Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang