7. Bandung (3)

781 104 11
                                    

Irene tidak menanggapi ucapan Taehyung barusan dan mengajak Taehyung pulang karena sudah malam. Di jalan, akhirnya Irene berbicara.

"Ndre?"
"Iya teh?"
"Terserah lah mau panggil apa, saya mau kasih tahu, saya ga suka kalau hutang budi sama orang, termasuk kamu"
"Maksud mbak?"
"Kamu nemenin saya ke Bandung, jadi saya ada utang nemenin kamu pergi juga, tapi jangan keterlaluan, saya ga mau diajak liburan atau pokoknya sesuatu yang mengharuskan saya menginap saya tolak dari sekarang"
"Iya mbak" kamu tuh kapan bisa ga formal ke aku Rene, batin Taehyung.
"Kamu saya kasih waktu satu minggu untuk memutuskan pencairan kebijakan ini" terlalu formal.
"Sekarang aja mbak, seminggu kelamaan"
"Loh kamu udah nentuin?" Taehyung mengangguk lalu menjawab.
"Kamis minggu depan, saya ujian skripsi mbak, sidang. Mbak dateng ya" kata Taehyung enteng membuat Irene berfikir.

Ya iya sih, ini bukan acara liburan ataupun sesuatu yang mengharuskan dirinya untuk menginap, tapi..

"Kamu bolos kerja?"
"Saya pas interview sudah bilang dengan pihak HRD, katanya kalau urusan kuliah boleh izin, sebentar aja juga gapapa mbak, ujian saya kebagian jam delapan kok, jadi saya bisa izin telat aja kalau mbak mau saya masuk"
"Bukan gitu maksud saya, terus pengumuman kelulusan jam berapa?"
"Jam lima, nanti jam empatan kita bareng aja dari kantor, atau kalau kita abis ngaudit, langsung dari tempat klien"
"Oh, oke"
"Yes, mbak dateng kan temenin aku ke kampus"
"Sebenarnya saya ga tahu maksud dan faedahnya saya ikut, but, yaudahlah, biar utang ke kamu cepet beres aja intinya"

Sesampainya di rumah, Irene langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasurnya. Iya, dia lelah. Tapi ponselnya berkata lain.

"You got me feeling like a psycho psycho"

"Lah, siapa juga nelponin orang malem-malem sih" Irene mengambil ponselnya yang berdering itu tanda ada yang meneleponnya.

"Lah, siapa juga nelponin orang malem-malem sih" Irene mengambil ponselnya yang berdering itu tanda ada yang meneleponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, Solar" akhirnya Irene memilih mengangkat telepon itu, karena bestie nya yang menghubunginya ternyata.

"IRENEEEE" Irene auto jauhin ponselnya dari telinganya demi keselamatan pendengarannya sendiri.
"Gausah teriak kenapa sih Lar, ampun dah, kuping kesayangan gua hampir aja lu bikin rusak barusan"
"Ahahahaha, lagian, lu udah berapa hari nih ilang dari peredaran, biasa juga kalo Jumat begini lu maen ke kost-an gue, kita nongki bareng gitu, lupa lu ya sama gue?"
"Ampun dah Lar, lu lebih sensitif dari Dani ya ternyata"
"Eh iya, gimana tuh laki lu? Jadi lanjut? Udah kelamaan Rene lu cuma nyandang status pacaran"
"Ya ini juga gua lagi di Bandung Lar, buat nyelesain perkara gua sama Dani"
"Hah, lu di Bandung dan ga bilang-bilang sama gue"
"Sumpah Lar, kenapa lu jadi possessive gini sih ke gua? Ada apa? Kangen?"
"Lu yang ga bener, masa gaada kabar terus tiba-tiba di Bandung aja si, masi anggep gua sahabat ga si?"
"Sabar Nona Solar Aulia kesayangan aku, besok kita malam Mingguan ya, gua janji deh ceritain semuanya ke lu, tapi ga sekarang okay? I'm tired Lar"
"Lu abis ngapain sampe capek gitu?"
"Gua abis dari Jakarta kan, tadi abis ngantor, ngaudit di AXA, baru juga makan siang di Tawan, terus ngopi di Sbux, ada panggilan mommy, you know lah"
"I see i see, pokoknya besok lu utang cerita ya Rene ya"
"Aman Solar Aulia sahabat kesayangan Irene Natanegara, udah ya, gua tidur dulu, see you besok Lar" Irene menutup panggilan itu lalu segera tidur.

My Intern Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang