20. Perfect

763 111 19
                                    

Ini Hari Minggu. Sekesal apapun Taehyung pada Irene, tidak akan membuatnya mengingkari janji untuk pergi ke gereja, iya apa lagi ke rumah Tuhan janjinya.

Pagi itu ia sempat mendapatkan panggilan dari Seulgi. Katanya Seulgi yang memiliki jadwal audit ke Bogor di hari Senin besok berhalangan. Ia meminta Taehyung untuk menggantikannya sebagai orang satu team, juga ada Jimin nantinya. Tanpa pikir panjang, Taehyung setuju.

Sore hari, seperti jadwal gereja minggu lalu, Taehyung menjemput Irenenya untuk beribadah bersama, tapi hari ini ia kembali bimbang, apa benar ini Irenenya? Sudahkah Irene menjadi miliknya?

Entah Irene sadar atau tidak, perjalanan kali ini a bit different, a bit quiet. Tapi sepertinya Irene tidak sadar, toh dia memang seorang penganut yang taat, saat beribadah ya beribadah, no talking. Setelah pergi gereja, Taehyung sengaja memiliki akal, entah ini baik, atau ini buruk, ia mengajak Irene untuk makan malam.

"Kita makan dulu ya, baru nanti aku anter pulang"

Irene yang memang lapar, mengikuti saja mau Taehyung, toh memang biasanya Taehyung yang memilih lokasi makan mereka, bahkan sampai menu makan untuk dirinya. Tapi Irene terkejut.

"Kamu mau makan di Gandy?" tanya Irene yang sedikit terkejut.
"Iya, kemarin aku abis makan di sini tapi belum habis makannya aku udah pergi, jadi masih penasaran sama rasanya" Irene mulai takut.

Taehyung mengajak Irene untuk duduk persis di mana bangku Irene duduk kemarin, Irene mulai memiliki prasangka tidak enak ditambah lagi dengan saat Taehyung memesan makanan mereka.

"Grilled wagyu tender loin sama fruit punch nya masing-masing dua ya mbak, untuk saya sama PACAR saya" Taehyung sengaja menekankan kata pacar di sana.

Irene terdiam, selain ini bangkunya yang kemarin, Taehyung memesan menu nya yang kemarin, dan pramusaji itu juga yang kemarin.

"Dre?"
"Yes, darling?"
"Do you know something?"
"Yes, you were here with your ex, the fact that i shouldn't know"
"Aku"
"Aku ga mau kita bahas ini ya, yang jelas aku lihat semua"
"Maksud kamu?"
"He kissed you right on your lips"
"Aku"
"Stop, i don't even wanna know"
"Dre"

Belum selesai Irene bicara, pramusaji itu kembali mengantarkan pesanan mereka.

"Makan dulu, ga baik makan sambil ngomong, dan aku lebih suka kamu ga bahas lagi soal kemarin, i hate the way you talk about another man infront of me, terutama tentang mantan kamu"

Taehyung memakan makanannya dengan ganas berbanding terbalik dengan Irene yang seperti enggan memakan miliknya, just like, she hates this situation, she hates the menu, she hates her self. Bahkan mata indah itu sekarang menahan cairan yang entah sejak kapan sudah ingin keluar itu, Irene benci dirinya yang lemah.

Sampai dengan mereka selesai makan, keduanya tidak lagi berbicara, Taehyung dengan diam mengantar Irene kembali ke kost, dan sesampainya di kost, Taehyung baru membuka suara.

"Besok aku ga jemput, thanks for having me a while Rene"
"So, we done?"
"Aku ga ngomong gitu, aku mau nenangin diri dulu, mungkin juga introspeksi diri, entah kurangnya aku atau aku belum sepadan sama kamu, belum seperti 'dia' ya Rene?" Tanya Taehyung.
"No, i love the way you are, aku"
"Ga usah dijelasin lagi Rene, don't you know? Aku akan terus luluh kalau kamu yang meminta, tapi kali ini aku mau keras"
"Jadi kita udahan?"
"Ngga Rene"
"Tuh besok kamu ga mau jemput"
"Kangen?"
"Kalau aku bilang iya kamu bakal jemput?"
"Ngga sih" mata Irene udah merah.
"Yaudah" Irene mau keluar dari mobil ditahan Taehyung.
"Besok aku ngaudit ke Bogor gantiin Gina sayang, jangan nangis please"
"Aku sayang kamu" kata Irene berbalik memeluk Taehyung.

Taehyung memang mendamba dipeluk Irene, dijadikan sandaran oleh Irene, di sayang oleh Irene. Tapi bukan begini, Taehyung rasa berbeda, walau Irene terang-terangan bilang sayang padanya, entah mengapa hatinya tak menghangat, tak meletup-letup seperti awal ia bertemu Irene. Apakah ini cinta sesaat? Apa Irene memang benar mencintainya? Ataukah kata sayang yang terucap hanya karena tidak mau kehilangan?

"I love you" Taehyung mengecup puncak kepala Irene.
"You must go home now, besok ke Bogornya pagi kan? Jangan genit, inget punya aku" sekilas Taehyung tertawa.
"Oh jadi kamu boleh aku ngga?" Niat Taehyung tuh bercanda, tapi malah.
"Aku ngga, hiks" tuh kan mewek lagi dah anak orang.
"Okay, i apologize to you, jangan nangis, aku pulang ya"
"Take care, my future husband" bohong kalau jantung Taehyung tidak berdetak lebih cepat dengan sebutan itu.

.

Satu minggu berlalu, sejak Taehyung pergi ke Bogor di hari Senin, benar ini sudah di hari Senin setelahnya. Taehyung memang mendapat jadwal satu minggu di Bogor, dan selama itu pula Irene sulit menghubunginya, pesannya tidak dibalas, dan jika ditelepon hanya bilang "jangan sekarang, aku lagi sibuk" iya sih, Irene juga tahu perusahaan di Bogor yang jadi tugas Taehyung cukup rumit, tapi, apa sampai se tidak ada kabar ini?

Oh iya, Senin minggu lalu, Irene kembali ke Gandys, bukan untuk makan, ia pergi ke sana menemui manajer restoran itu untuk meminta tolong.

"Pak, boleh saya minta rekamam CCTV pada hari Sabtu pukul tujuh?"

Ya, untungnya dengan skill melobi Irene yang hebat, ia mendapatkan rekaman dirinya dengan Seokjin. Ia ingin memperlihatkan bukti pada Taehyung bahwa ia tidak berciuman dengan Seokjin, kalau Taehyung melihat dari arah belakang Seokjin, tentu saja terlihat seperti berciuman, karena posisi mereka sangat dekat, padahal Seokjin hanya membantu menghapus noda saus yang ada di pinggiran bibir Irene, tapi jika hanya berdasarkan omongan tanpa bukti, itu dirasa hanya pembelaan kosong bukan? Jadi sekarang Irene bersemangat sekali untuk bertemu Taehyung di kantor, she miss her man.

Hari ini ia berangkat ke kantor masih sendiri belum dijemput Taehyung karena memang mereka belum ada bertukar kabar, Irene dengan segala kepositifan nya hanya berfikir mungkin Taehyung kelelahan dak tidak memerhatikan ponselnya, sampai.

"Loh kok Jim sendirian?" ia sudah sampai kantor tapi tidak melihat Taehyung.

Karena tidak ada jawaban Irene berjalan ke ruangannya, ia pikir Taehyung hanya terlambat, sampai sesaat setelah ia memasuki ruangannya, Seulgi juga masuk ke ruang itu.

"Kenapa Gin?"
"Anu mbak, itu"
"Kenapa?"
"Amplop putih di meja mbak ada dua"
"Oh? Dari siapa?"
"Taehyung"
"Kenapa dia? Sakit?"
"Resign mbak" Irene terdiam sejenak.
"O-oh"
"Katanya sih satu lagi surat pribadi dia buat mbak"
"Hm?"
"Saya permisi" rasanya Irene akan luruh.

260620

260620

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Intern Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang