Segera setelah Gina keluar dari ruangan Irene, Irene membuka surat dari Taehyung itu, tentu saja yang pribadi untuknya, untuk apa membuka surat resign yang sudah disampaikan oleh Seulgi tadi maksudnya.
"Halo cantiknya aku,
Pasti tahu lah ya surat ini dari siapa.
Masih boleh panggil cantiknya aku?.."Ya boleh lah, emangnya kamu anggep aku ini apa?" gumam Irene.
..Aku tahu pasti kamu lagi kesel kan?
Iya, aku pergi, aku ngaku salah,
Padahal aku kan yang janji?
Buat tetep sama kamu dan
Ga bakal tinggalin kamu, tapi
Malah sekarang aku nyakitin kamu.Aku ga bohong kalau aku cemburu
Iya, aku cemburu melihatmu dengannya,
Tapi, akhirnya aku juga bertanya,
Apa aku benar mencintaimu?
Aku pergi sementara,
Sementara tidak bisa memastikan,
Apakah rasaku untukmu benar,
Bukan hanya perasaan sesaat.
Jika memang kamu masih mencintainya,
Berbahagialah hanya dengan dia,
Aku pergi, Aku minta maaf, tapi
Satu yang bisa aku katakan.
If we are meant to be together,
we will found each other.From your beloved future husband
Taehyung Andrean."Irene rasa, untuk menangis pun ia tidak mampu. Apa ini? Apa ia dipermainkan? Tapi kemarin masih ia rasa, rasa dari Taehyung yang sulit ia definisikan tapi selalu Taehyung sebut dengan kata cinta. Apa rasa itu benar? Taehyung meragukannya? Bagaimana bisa? Bahkan Irene sebagai lawan mainnya pun bisa merasakan rasa itu walau awalnya tidak ia sadari dan tidak ia kehendaki. Apa itu perasaan sesaat? Haruskah sekejam ini? Bahkan Irene merasa perasaan dari Taehyung mengalir begitu jelas untuk dikatakan tidak benar. Begitu benar sampai ia terbawa ke dalam arusnya. Tetapi ketika ia hanyut terbawa rasanya.
"Dia pergi" itu Jim.
Awalnya Jim sudah mengetuk pintu ruang Irene dan karena tidak ada jawabnya ia langsung masuk. Tapi melihat wajah Irene yang nelangsa ia malah berkata begitu dengan Irene.
"Sejak kapan kamu masuk"
"Baru aja mbak, tadi saya udah ketuk, tapi mbak ga jawab, maaf lancang"
"Kamu mau kasih hasil auditan Bogor ya?" Jim mengangguk lalu berkata.
"Taehyung"
"Jangan bahas masalah pribadi saat jam kerja"
"Kalau begitu boleh saya buat janji sama mbak di jam makan siang ini?" Irene mengangguk.Bagaimana tidak, terakhir Taehyung ke Bogor untuk mengaudit sebelum akhirnya resign, salah satu team audit yang ke Bogor termasuk Jim, dan Jim adalah sahabat baik Taehyung, sepertinya satu-satunya, masalah pertemanan, Irene dan Taehyung sedikit sama, dan kemungkinan besar Jim akan tahu bukan apa yang terjadi dengan Taehyung.
"Nanti jam makan siang ke ruangan saya aja, sekalian beliin saya makanan ya, yang pas kamu beli aja, asal jangan ayam" kata Irene yang disanggupi Jim.
.
Irene berkutat dengan berkas seperti biasanya, tapi pikirannya tidak seperti biasanya, kali ini ia tidak fokus. Baru pertama kalinya Irene merasa tidak bisa memikirkan pekerjaannya dengan baik karena seorang pria, bahkan saat bertengkar dengan Seokjin dulu, Irene tidak pernah benar-benar memikirkannya.
"Tok-Tok" pintu itu diketuk.
"Iya, masuk"Irene melihat jam di pergelangan tangan kirinya, oh, ternyata sudah pukul dua belas lebih seperempat, itu pasti Jim.
"Maaf mbak cuma beli MCD" kenapa harus bawa kenangan sih?
"Yaudah gapapa, kamu beliin saya apa?"
"Cheeseburger, kata mbak Gina, mbak suka makan keju?" owh, untung bukan fish fillet.
"Eh? Iya, suka kok, kamu sambil duduk aja, saya dengerin kalau kamu mau cerita"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Intern Boy [Completed]
FanfictionVRENE LOKAL VER. Meet Taehyung, Mahasiswa semester 7 yang sedang menunggu sidang skripsi dan mencoba bekerja di salah satu kantor akuntan ternama, melamar dan diterima sebagai anak magang di E&J degan masa percobaan tiga bulan. Meet Irene, Seorang...