Bab 5

11.7K 1.1K 6
                                    

Setelah berbincang dengan ayah, ayah pun ingin pergi lagi untuk bekerja. Walaupun sebentar terasa lama. Aku mengantar ayah ke depan rumah. Di depan rumah terlihat sebuah kereta kuda. Kudanya putih sekali~

Aku seperti ingin menungganginya. Aku melambai kepada ayah dan ayah pun pergi. Setelah kereta kuda itu semakin jauh, pandangan terhadap halaman rumah ini begitu indah. Tak sadar langkahku mulai bergerak ke arah keluar rumah.

"Nona, jika nona ingin jalan-jalan, nona sebaiknya ganti pakaian anda dulu. Anda masih memakai pakaian tidur."

"Baiklah."

Jadi ini yang namanya pakaian tidur. Menurutku ini terlalu bagus untuk dijadikan sebagai pakaian tidur. Kenapa harus sering berganti pakaian, padahal kan belum kotor?

Setelah aku masuk kembali ke dalam rumah, aku mulai melihat pelayan yang sedang bekerja. Ada yang sedang membersihkan lantai, mengelap debu, dan semuanya menundukan kepala ketika aku datang. Terlihat mereka semua menghargai atasan. Sama seperti aku menghargai Kak Kana saat di kafe.

Kathy dibantu oleh para pelayan lainnya untuk memandikanku dan memakai baju. Tak kusangka ternyata keluargaku memiliki pelayan sebanyak ini. Aku mengenakan dress pink yang berumbai pita dan panjang yang menutupi sampai tumit kakiku. Mungkin aku akan terbiasa dengan ini.

Saat aku berbincang dengan ayah, ayah mengatakan bahwa aku harus bertemu dengan putra mahkota tiga hari lagi. Katanya putra mahkota mengkhawatirkan aku?

Di cerita ibu bahwa putra mahkota tidak menyayangi sang putri. Menurut anggapan Kathy putra mahkota sudah mulai mengacuhkanku. Apakah pertemuan dengan putra mahkota saat ini hanya formalitas belaka?

***

Aku mulai beradaptasi dengan dunia ini. Untungnya ada Kathy yang menemaniku dan mengajariku beberapa hal. Contohnya saat bertemu putra mahkota. Saat menginjakan kakiku di depan istana kerajaan. Aku seperti tidak bisa berkata apa-apa. Karena aku adalah orang dari desa yang miskin. Mungkin aku akan terbiasa....

Aku datang ke istana bersama Kathy untuk bertemu dengan putra mahkota. Aku masuk ke istana sedangkan Kathy menunggu di kereta kuda. Sepertinya Kathy masih khawatir padaku, karena aku masih hilang ingatan. Padahal aku adalah seseorang yang datang dari dunia lain. Aku masuk ke istana. Dalamnya terlihat lebih mewah daripada rumahku.

Aku pun bertemu dengan putra mahkota. Disitu tersedia meja yang penuh dengan kue dan sepasang kursi. Benar kata Kathy, orangnya tampan sekali. Mau dilihat dari mana pun, dia mirip seperti patung dengan pahatan yang sempurna. Posturnya tegak walaupun sedang duduk, berambut hitam dan bermata biru tua. Terkesan sadis kalau dari sorotan matanya yang sayu.

"Saya menghadap putra mahkota Darren Layor de Crein Baronimian. Terima kasih karena sudah mengundang saya kesini..."

Aku membungkukkan badan, tetapi reaksi apa yang dia berikan padaku? Benar... hanya diam dan menatap tajam.

Aku sudah tersenyum kepadanya. Tetapi, apa? Dia sama sekali tidak peduli denganku. Dia hanya melirik dan tidak berbicara satu patah kata pun. Orang macam apa ini? Dibandingkan Elia yang memiliki tabiat buruk, orang ini lebih tidak tahu etika berbicara!

"Bagaimana kabarmu?"

"Tentu saja baik yang mulia, anda tak perlu mengkhawatirkan saya."

Apa apaan? Aku sudah berkata baik, tetapi dia bahkan tidak mempersilahkanku duduk.

Huh! Sebenarnya aku ingin saja berteriak dan mencabik orang ini. Namun, aku harus bersabar. Karena mau bagaimanapun ini adalah tubuh Elia.

"Mengkhawatirkan anda?"

???

Entah mengapa, aku merasa bahwa dia sepertinya sedang meremehkanku saat ini. Batas emosiku sudah hampir meluap.

"Sepertinya anda lelah karena baru sembuh, anda sebaiknya istirahat kembali di kediaman anda"

"Terima kasih atas simpati anda, Yang Mulia, saya undur dulu, permisi."

Simpati? Aku mengatakan apa sih? Apakah aku terlalu baik? Perlukah aku menendangnya untuk sekali saja?

Tidak, tidak, ini masih dalam lingkup pertunangan Elia dengannya. Tapi kalau dipikir-pikir, untuk apa Elia bertunangan dengan pria macam ini?

Aku mengambil kesimpulan bahwa, dari pagi ini aku bangun pagi sekali untuk bersiap-siap dengan bantuan para pelayan, para pelayan bekerja keras mendandaniku. Kathy terpaksa harus menunggu di luar, karena di istana kerajaan tidak boleh ada pelayan dari kediaman lain.

Lalu, aku harus memakai gaun yang sangat mewah dan tidak enak ini dan dia hanya mengobrol denganku tidak lebih tiga menit? Jadi ada ya orang seperti itu. Tanpa sadar aku terlalu berpikir keras.

Tidak kusangka setelah berpikir keras, aku kehilangan arah. Istana ini sungguh luas. Oh! Itu ada penjaga. Saat aku ingin mendekati penjaga itu. Aku melihat taman yang indah dan aku melihat putra mahkota sedang bersama orang lain.

Karena penasaran aku jadi bersembunyi di suatu tempat dan memata-matai mereka. Aku lihat penjaga itu juga sudah hilang entah kemana. Seorang gadis rupanya. Pantas saja dia tidak ingin bicara denganku.

???

Bukankah aku tunangannya? Kalau dilihat, dia sangat baik kepada gadis itu. Mereka terlihat sedang tertawa. Keduanya bahkan sangat dekat. Gadis itu bahkan sangat manis dibandingkan aku. Pantas saja putra mahkota tertarik dengannya. Ini terlalu sama dengan cerita ibu.

Hmm? Pulang ke rumah dulu ah...

Aku pun menjauhi taman itu dan menemukan seseorang. Laki-laki tampan, hidungnya mancung, rambutnya hijau, matanya ungu gelap, sangat mencolok. Dilihat dari pakaiannya, sepertinya dia keluarga berstatus tinggi. Dia pun menyapa padaku.

"Selamat siang. Sepertinya ini pertemuan pertama dengan anda. Perkenalkan, nama saya Sebastian Leon la Phyrey."

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang