Bab 47

2.4K 280 2
                                    

William Luca la Zefroth

"Atas dasar apa, anda melakukan ini kepada saya!" ketus Marquis Soloma.

Kejadian itu tepat satu hari sebelum pengadilan. Ayahku bersama denganku mengunjungi kediaman Soloma secara mendadak. Saat itu Marquis sedang berada di kediamannya dan putrinya sedang menggelar acara minum teh.

"Kami menemukan penyihir yang membuat sihir hitam di tubuh putra mahkota," kata Duke Zefroth.

"Maksud anda! Apa anda percaya dengan perkataan omong kosong itu!"

"Pergilah," bisik Ayahku.

Aku menganggukkan kepalaku dan segera mempersiapkan prajurit kekaisaran untuk membantu penggeledahan kediaman Marquis Soloma.

"Duke Soloma, dengan ini kami akan melakukan pemeriksaan terhadap kediaman ini," kataku.

Aku berjalan ke arah dalam. Namun gerakkan aku dihentikan oleh beberapa pengawal yang ada di Kediaman Soloma. Marquis Soloma menatapku dengan tatapan dingin.

"Apakah kalian ingin menentang titah Kaisar?!" teriakku.

Pengawal yang berada di bawah kekuasaan Marquis mulai mundur setelah mendengar kata Kaisar. Tidak peduli sesempit apapun jalannya aku akan menerobos masuk.

"Kalian..!" lirih Marquis Soloma.

Lady Soloma yang tampaknya sedang menikmati acaranya di taman belakang, mendengar suara langkah dari para prajurit yang kubawa. Lady Soloma dengan para teman-teman bangsawannya. Rata-rata mereka berasal dari keluarga dengan kekuasaan tinggi di Kekaisaran. Mau tidak mau mereka harus melihat temannya ditangkap, bukan?

"Berani-beraninya kalian masuk!" seru Erika.

"Saya tidak sembarangan masuk ke kediaman seseorang secara tiba-tiba," sanggahan aku.

"Bicara apa kamu!" 

Teriakan itu keluar dari salah satu teman minum Lady Soloma. Kalau tidak salah orang itu adalah putri dari Viscount yang mengelola produksi gula. Lumayan lancang juga.

"Saya tahu anda adalah putra pertama Duke Zefroth. Tetapi masuk ke kediaman ini dengan membawa banyak prajurit. Apakah kalian tidak memiliki etika?" tuduh putri Viscount.

Tanpa sadar mulutku menyeringai dan sedikit tertawa dengan tingkahnya. Apakah mereka bodoh atau pura-pura tidak tahu? Mereka seharusnya melihat pakaian tentara kekaisaran yang dikenakan para prajurit yang kubawa.

"Kami akan melakukan penangkapan terhadap Putri Soloma, terkait dengan kejadian sihir hitam yang berada di tubuh Yang Mulia Putra Mahkota," sahutku.

"Apa? Bukankah Keluarga Count Ronah yang melakukannya?" sanggah salah satu teman minum Lady Soloma lainnya.

"Kami melakukan apa yang dititahkan oleh Kaisar. Jika ada yang mau melawan silahkan bertemu dengan Kaisar sendiri. Untuk rincian kejadiannya, besok silahkan hadir ke pengadilan."

Tentu saja, para putri bangsawan yang berada di sana segera meninggalkan kediaman itu. Walaupun mereka sudah pergi, tetapi akan kucatat nama-nama keluarga mereka. Untuk berjaga-jaga bila ada kejadian seperti ini lagi.

"Borgol dia," kataku.

"Baik tuan."

Bukti dan saksi sudah ada. Penjahatnya sudah di tangkap pula. Ini semua berkat Elia dan penyihir itu.

"Lepaskan aku! Aku bisa berjalan sendiri!" bentak Erika.

"Lady Soloma, aku menghargaimu dari sisi pergaulanmu di kelas bangsawan. Namun, apa boleh buat. Kami telah menemukan jam saku asli milik Count Ronah," sindir William.

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang