Bab 15

7.8K 827 0
                                    

Pesta ulang tahun berlangsung dengan meriah. Pesta seperti ini adalah acara para keluarga bangsawan mendekati keluarga Zefroth. Para tamu memberikan ucapan salam kepada saudaraku yang berulang tahun. Namun aku hanya diam dan memperhatikan orang itu.

"Elia, Ada apa?"

"Ah.. tidak."

Celica membuatku kaget.

"Sebaiknya kita juga memberikan salam juga," kata Sebastian.

"Iya."

Celica dengan bersemangat mengatakan 'iya' dan menarik tanganku. Kami berjalan mendekati keluarga Zefroth. Rasanya deg-degan. Entah mengapa aku gugup sekali! Aku tak bisa berputar dan kembali ke posisi awal.

Kami berhadapan dengan keluarga Zefroth, kemudian kami membungkukan badan. Sebastian mewakilkan kami untuk memberikan ucapan salam.

"Kami memberikan ucapan salam kepada tuan dan nyonya Zefroth. Juga, selamat kepada tuan muda Wilson Stephanotis karena sudah beranjak umur yang ke 7 tahun."

Ucapan Sebastian disambut oleh tuan Zefroth. Tuan Zefroth nampaknya sangat baik.

"Ohoho... Angkat kepala kalian, saya senang kalian datang kesini, apakah kalian menikmati acaranya?"

"Iya tuan. Kami berterima kasih karena tuan sudah mengundang kami."

Nyonya Zefroth melihat ke arahku. Kemudian memulai pembicaraan.

"Ya ampun! Elia kamu sudah besar! Terakhir aku melihat mu masih anak kecil. Kira-kira sependek ini."

Nada bicaranya mengakrab dan terlihat lemah lembut.

"Iya sudah lama sekali ya, bibi..."

"Apa kakak tidak datang?"

Dia menanyakan keberadaan ayah.

"Maaf, ayah tidak datang karena urusan di istana. Ayah hanya menitipkan kado untuk Wilson."

"Yah, sayang sekali. Tidak apa tak usah dipikirkan. Hmm.... disini juga ada lady Phyrey rupanya. Kalau dilihat kamu juga terlihat sudah besar ya."

"Iya nyonya Zefroth."

"Rupanya kalian, para anak muda sedang berkumpul, bagaimana kalau William ikut juga."

Waduh ?! Tatapan nyonya Zefroth melihat ke arah William. Disitu terasa perasaanku mulai tidak enak.

Dia dari tadi berdiri tegak. Menatap kami bertiga dengan ketidakmauan. Kalau tidak mau, tolak saja ajakan ibumu. Jangan mengganggu kami dengan tatapan tajammu dong. Saat ini aku sangat tidak bisa mengontrol ekspresiku.

"Baiklah ibu.."

Tidaaak!

Kenapa tidak ditolak?! Bagaimana ini? Bagaimana selanjutnya? Dia semakin melangkah ke arah sini. Apa aku pergi saja? Aku tak mau dia kesini, bukan karena perlakuannya terhadapku. Tetapi disini banyak orang, banyak orang yang memperhatikan! Bagaimana nanti kalau Celica dikucilkan lagi. Apa aku kabur dengan Celica saja? Ugh, hatiku tidak tenang.

Dia sudah ada di hadapan kami. Tetapi dia masih diam, yang dia lihat cuma Sebastian saja!

"Nah, silahkan kalian berempat menikmati pestanya sampai siang nanti."

"Iya.."

Kata-kata yang diucapkan nyonya Zefroth sangat ceria. Mana mungkin aku pergi dan kabur. Muka Sebastian dan Celica juga canggung. Kemudian datang Wilson memeluk kaki kakaknya itu.

"Kakak ingin pergi kemana?"

Wah imutnya. Berbeda sekali dengan kakaknya. Kakaknya turunan dari mana sih. Tidak mirip dengan ayahnya yang baik atau ibunya yang lembut.

Love Starts From CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang